Kamis, 14/06/2018

Hadapi Era Pascamigas, Neni-Basri Pacu Pariwisata

Kamis, 14/06/2018

GALI PAD : Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni saat menyusuri Sungai Belanda. Di lokasi itu terdapat mangrove yang masih asri. Juga bisa menjadi wisata sejarah. ( ist / humas )

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Hadapi Era Pascamigas, Neni-Basri Pacu Pariwisata

Kamis, 14/06/2018

logo

GALI PAD : Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni saat menyusuri Sungai Belanda. Di lokasi itu terdapat mangrove yang masih asri. Juga bisa menjadi wisata sejarah. ( ist / humas )

BONTANG - Wilayah Kaltim pada umumnya sangat bergantung dari dana perimbangan. Terutama sektor migas dan batu bara. Hal inilah yang membuat Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni dan Wawali tidak ingin terus menerus bergantung dan terlena pada sumber daya yang tidak terbarukan, dan untuk itu walikota dan wawali melirik sector pariwisata.

Pariwisata Bontang sendiri berada di trek yang benar. Kurun tiga tahun terakhir terjadi peningkatan kunjungan. Pada 2015 dari target 5.200, jumlah wisatawan sebanyak 101.679 orang. Selang setahun meningkat menjadi 103.712 pelancong. Sedangkan tahun lalu melonjak hingga 383.868 orang. Dengan bertambahnya wisatawan, maka berbanding lurus dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Hal itu tak lepas dari bertambahnya jumlah destinasi wisata. Bontang bukan cuma Pulau Beras Basah. Pesona mangrove, keindahan Pulau Segajah, dan potensi kampung atas air Bontang Kuala, menjadi daya tarik tersendiri. Keberadaan Sungai Belanda, Kampung Melahing, dan Gusung, semakin menambah banyak pilihan.

Menukil data Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Bontang, kawasan mangrove paling banyak dikunjungi. Maklum, saat ini ada titip wisata sejenis. Di Berbas Pantai, Bontang Mangrove Park Salebba, dan Taman Wisata Graha Mangrove.

Kepala Disporapar Bontang Bambang Cipto Mulyono mengatakan, sejumlah pembenahan akan dilakukan untuk semakin mempercantik tempat wisata itu. Mangrove Berbas Pantai contohnya. Di sana nantinya dipercantik dengan gapura dan penambahan pagar. Pusat kuliner pun ditata.

Beras Basah yang sudah menjadi ikon pun dibenahi. Dimulai dengan menata pedagang agar tidak terlihat kumuh. “Jembatan akan diperbaiki. Termasuk membuat tulisan Beras Basah,” ujar Bambang.

Pemkot Bontang juga akan membangun pusat informasi wisata di Kelurahan Bontang Kuala. Pembiayaan proyek ini memakai APBN melalui dana alokasi khusus (DAK). Cuma Bontang yang mendapat bantuan tersebut.

Tidak hanya membenahi wisata alam, Pemkot Bontang berencana membuat museum yang menggambarkan perkembangan Kota Taman. Termasuk pula yang berhubungan dengan pupuk dan gas. “Jadi pengunjung tahu bagaimana perkembangan Bontang sejak awal,” kata Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni.

Selain itu, dibangun pula SMK4 yang khusus membidangi pariwisata. Sekolah tersebut terletak di Kompleks Perumahan PAMA, Kelurahan Bontang Lestari. Di atas lahan 3 hektare ini akan ada dua jurusan yang dibuka. Yakni perhotelan dan usaha perjalanan wisata.

Neni mengatakan, sekolah di bidang pariwisata ini adalah komitmen Pemkot Bontang untuk bersiap menghadapi era pascamigas. 

Neni meyakini SMK dengan jurusan perhotelan dan travel agent ini akan banyak diminati. Dunia pariwisata akan semakin maju dan pilihan destinasi akan semakin banyak.  Untuk menunjang sektor pariwisata, kata Neni, pemkot sejak 2016 anggaran yang dikucurkan mengalami kenaikan. Jika pada 2016 hanya Rp 429 juta, tahun lalu meningkat menjadi Rp 1,95 miliar. (hms/cil)

Hadapi Era Pascamigas, Neni-Basri Pacu Pariwisata

Kamis, 14/06/2018

GALI PAD : Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni saat menyusuri Sungai Belanda. Di lokasi itu terdapat mangrove yang masih asri. Juga bisa menjadi wisata sejarah. ( ist / humas )

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.