Rabu, 21/11/2018

Abrasi Sungai, Puluhan Rumah di Tabang Terancam

Rabu, 21/11/2018

TERANCAM ABRASI : Foto udara Kampung Pedohon, Kecamatan Tabang di tepi Sungai Belayan, Kabupaten Kukar yang terus tergerus abrasi sungai. Sudah ada 20 rumah longsor dan masih ada rumah warga yang kini terancam. Warga meminta pemerintah daerah merelokasi

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Abrasi Sungai, Puluhan Rumah di Tabang Terancam

Rabu, 21/11/2018

logo

TERANCAM ABRASI : Foto udara Kampung Pedohon, Kecamatan Tabang di tepi Sungai Belayan, Kabupaten Kukar yang terus tergerus abrasi sungai. Sudah ada 20 rumah longsor dan masih ada rumah warga yang kini terancam. Warga meminta pemerintah daerah merelokasi

TENGGARONG - Puluhan warga RT 1 dan 2 Desa Pedohon, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terpaksa harus mengungsi. Mereka harus meninggalkan rumah karena terancam abrasi Sungai Belayan. Sampai saat ini sudah sekitar 20 rumah ditepi Sungai Belayan longsor akibat abrasi.

Kejadian ini terjadi bukan secara tiba-tiba namun bertahap sejak 2013 hingga sekarang. Sejauh ini tidak ada korban dalam musibah tersebut. “Ada sekitar 20 rumah yang longsor akibat abrasi Sungai Belayan. Rumah tersebut dihuni sekitar 20 KK atau 50 jiwa. Namun kejadian ini terparah terjadi  2016 lalu,” kata Sekdes Pedohon, Anderson.

Akibat musibah alam ini, kata dia warga harus mengungsi atau membangun rumah di tempat lain. Ada pula yang membangun di desa lain seperti di Desa Bilatalang. “Jadi sekarang populasi warga Pedohon berkurang akibat insiden itu,” katanya.

Menyelematkan material rumah, warga membongkar sendiri rumahnya untuk dijadikan material bangunan rumah baru meski tidak sebesar rumah awal.

“Selain itu, kami dari desa sudah berkoordinasi dengan perusahaan disekitar Kecamatan Tabang untuk membangun semacam rumah sementara seperti barak ukurang 3X4 meter. Saat ini sudah 20 kamar terbangun dan masih terus dikerjakan,” bebernya.

Barak dibangun di belakang kantor Camat di Desa Bilatang. Alasan dibangun di desa tetangga karena kondisi disekitar lokasi sangat memprihatinkan.

Akibat abrasi, jalan utama di RT 1 dan 2 juga terancam rusak akibat tanah tergerus arus air sungai.

Sampai saat ini masih ada sekitar 10 rumah yang rawan dan terancam terdampak longsor. “Makanya kami menunggu program pemerintah untuk relokasi, namun itu terkendala anggaran,” jelasnya.

Dia meminta pemerintah kabupaten mengambil langkah atasi persoalan itu, seperti melakukan relokasi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara (Kukar) rencananya akan meninjau lokasi desa yang terdampak longsor. 

Kasi Kedaruratan BPBD Kukar, Abidin, mengatakan pihaknya akan memastikan lokasi tersebut harus tidak membahayakan warga. “Rencananya besok, nanti anggota akan kita persiapkan dulu. Kalau memang posisinya aman, warga mengevakuasikan diri sendiri maka kita anggap selesai. Yang penting ‘kan tidak membahayakan manusianya,” ujar Abidin kepada Koran Kaltim, Selasa (21/11) kemarin. (ami/rf218)

Abrasi Sungai, Puluhan Rumah di Tabang Terancam

Rabu, 21/11/2018

TERANCAM ABRASI : Foto udara Kampung Pedohon, Kecamatan Tabang di tepi Sungai Belayan, Kabupaten Kukar yang terus tergerus abrasi sungai. Sudah ada 20 rumah longsor dan masih ada rumah warga yang kini terancam. Warga meminta pemerintah daerah merelokasi

Berita Terkait


Abrasi Sungai, Puluhan Rumah di Tabang Terancam

TERANCAM ABRASI : Foto udara Kampung Pedohon, Kecamatan Tabang di tepi Sungai Belayan, Kabupaten Kukar yang terus tergerus abrasi sungai. Sudah ada 20 rumah longsor dan masih ada rumah warga yang kini terancam. Warga meminta pemerintah daerah merelokasi

TENGGARONG - Puluhan warga RT 1 dan 2 Desa Pedohon, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terpaksa harus mengungsi. Mereka harus meninggalkan rumah karena terancam abrasi Sungai Belayan. Sampai saat ini sudah sekitar 20 rumah ditepi Sungai Belayan longsor akibat abrasi.

Kejadian ini terjadi bukan secara tiba-tiba namun bertahap sejak 2013 hingga sekarang. Sejauh ini tidak ada korban dalam musibah tersebut. “Ada sekitar 20 rumah yang longsor akibat abrasi Sungai Belayan. Rumah tersebut dihuni sekitar 20 KK atau 50 jiwa. Namun kejadian ini terparah terjadi  2016 lalu,” kata Sekdes Pedohon, Anderson.

Akibat musibah alam ini, kata dia warga harus mengungsi atau membangun rumah di tempat lain. Ada pula yang membangun di desa lain seperti di Desa Bilatalang. “Jadi sekarang populasi warga Pedohon berkurang akibat insiden itu,” katanya.

Menyelematkan material rumah, warga membongkar sendiri rumahnya untuk dijadikan material bangunan rumah baru meski tidak sebesar rumah awal.

“Selain itu, kami dari desa sudah berkoordinasi dengan perusahaan disekitar Kecamatan Tabang untuk membangun semacam rumah sementara seperti barak ukurang 3X4 meter. Saat ini sudah 20 kamar terbangun dan masih terus dikerjakan,” bebernya.

Barak dibangun di belakang kantor Camat di Desa Bilatang. Alasan dibangun di desa tetangga karena kondisi disekitar lokasi sangat memprihatinkan.

Akibat abrasi, jalan utama di RT 1 dan 2 juga terancam rusak akibat tanah tergerus arus air sungai.

Sampai saat ini masih ada sekitar 10 rumah yang rawan dan terancam terdampak longsor. “Makanya kami menunggu program pemerintah untuk relokasi, namun itu terkendala anggaran,” jelasnya.

Dia meminta pemerintah kabupaten mengambil langkah atasi persoalan itu, seperti melakukan relokasi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara (Kukar) rencananya akan meninjau lokasi desa yang terdampak longsor. 

Kasi Kedaruratan BPBD Kukar, Abidin, mengatakan pihaknya akan memastikan lokasi tersebut harus tidak membahayakan warga. “Rencananya besok, nanti anggota akan kita persiapkan dulu. Kalau memang posisinya aman, warga mengevakuasikan diri sendiri maka kita anggap selesai. Yang penting ‘kan tidak membahayakan manusianya,” ujar Abidin kepada Koran Kaltim, Selasa (21/11) kemarin. (ami/rf218)

 

Berita Terkait

Kurangi Jukir Liar di Samarinda, Wali Kota Dukung Diberlakukannya Kartu Parkir Berlangganan

KPU Kukar Sosialisasikan Persyaratan Dukungan Pencalonan Perseorangan

Mobil Boks Tabrak Motor di Bengalon yang Dikendarai Anak-Anak Hingga Meninggal Dunia

SK Larangan Usaha Pertamini dan BBM Eceran Keluar, Pemilik Usaha Diminta Habiskan Stok Tanpa Dijual

IRT Pengedar Narkoba di Balikpapan Diringkus Polisi, 67 Paket Sabu Disita

Monumen Taman Tuah Himba di Tenggarong Tergenang Air Cukup Tinggi, BPBD Kukar Kerahkan Anggota

Tiga Kapal Perang Angkut Kontingen Latsitarda Nusantara ke Kaltim, Ini Pesan Pj Gubernur ke Taruna dan Taruni

Sejumlah Bacalon Kepala Daerah di Kaltim Taaruf Bersama Gus Muhaimin

Tidak Ada Proses PHPU, KPU Kaltim Tetapkan Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Hari Ini

Singgung Program Merdeka Belajar di Hardiknas, Pj Gubernur Kaltim: Tidak Usah Lagi Ganti Kurikulum

Kejar Target Upacara Kemerdekaan di IKN, Infrastruktur Kelistrikan Dikebut

Nasib Ribuan THL di Kukar Disorot, DPRD Minta Pemkab Tindaklanjuti karena Belum Terlaporkan di LKPj 2023

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.