Kamis, 12/03/2020

Samarinda Masih Alami Ketergantungan Pangan

Kamis, 12/03/2020

Seminar nasional bertajuk Penguatan Regulasi Ketahanan Pangan Dalam Rangka Pemindahan Ibu Kota Negara, di Samarinda, Rabu (11/3). ( Foto: Maruly/korankaltimcom)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Samarinda Masih Alami Ketergantungan Pangan

Kamis, 12/03/2020

logo

Seminar nasional bertajuk Penguatan Regulasi Ketahanan Pangan Dalam Rangka Pemindahan Ibu Kota Negara, di Samarinda, Rabu (11/3). ( Foto: Maruly/korankaltimcom)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Isu ketahanan pangan saat ini menjadi salah satu perhatian serius pemerintah baik di pusat maupun daerah dalam hal penyediaanya. Terlebih di Kaltim yang akan menjadi Ibu Kota Negara (IKN) dalam beberapa tahun ke depan akan mendapat banyak sorotan terkait hal tersebut.

Atas dasar itu, Wali Kota Samarinda, Sjaharie Jaang mengakui Samarinda sebagai ibu kota Kaltim bukanlah daerah produsen bahan pangan sebagaimana sejumlah daerah lain di Indonesia. Bahkan, Samarinda jelas Jaang sangat ketergantung atas pemenuhan pangan dari daerah produsen pangan seperti pulau Sulawesi dan Jawa.

Hal tersebut diungkapkan Jaang saat membuka seminar nasional dan diskusi publik yang mengangkat tema “Penguatan Regulasi Ketahanan Pangan dalam Rangka Pemindahan Ibu Kota Negara” yang diselenggarakan di Swiss BelHotel, Samarinda, Rabu (11/3/2020) kemarin.

Angka ketergantungan bahan pangan di Samarinda kepada daerah produsen pangan cukup tinggi hingga tembus 73 persen. Artinya, hampir sebagian besar kebutuhan pangan warga Samarinda mengandalkan hasil dari daerah lain di luar Kaltim. 

Namun, meski demikian kata Jaang, ketahanan pangan Samarinda jika dilihat dari sisi ketersediaan dan cadangan bahan pangan, sangat tercukupi hingga lebih 100 persen. “Kemampuan Samarinda dalam hal pemenuhan atas ketersediaan pangan yang berada di atas 100 persen ini tetaplah menjadi riskan dalam mempertahankan ketahanan pangan,” kata Jaang.

Presentasi ketergantungan Samarinda dengan daerah hinterland atau pedalaman penyedia pangan yang berada di angka di atas 50 persen menunjukan masih banyak yang harus dibenahi di Samarinda, terutama terkait jaringan distribusi, perbedaan harga yang mencolok, dan peran tengkulak yang begitu dominan.

Jaang berharap ada regulasi tepat yang dirumuskan dan dapat dijadikan sebagai payung hukum dalam hal mengambil kebijakan. “Artinya, pemerintah nantinya dapat hadir dalam pemenuhan kebutuhan dasar terutama pangan bagi warganya,” tambah Jaang.

Regulasi tersebut juga sangat penting untuk mengatur berbagai persoalan yang kerap terjadi dalam hal penyediaan pangan, mulai dari stabilitas harga, pasokan dan jaringan distribusi, serta penguasaan atas struktur pasar oleh beberapa pedagang.

Terkait Kaltim yang akan menjadi IKN, posisi Samarinda menjadi sangat strategis, karena akan menjadi sandaran kehidupan baru sebagai salah satu kota penyangga IKN. “Saat kita bicara indeks pembangunan manusia, sangatlah tidak mungkin kita menafikan kondisi pangan kita, oleh sebab itu, bicara tentang ketahanan pangan, kita tidak bisa lagi untuk berfikir dan bertindak secara parsial, sendiri-sendiri dan ego sektoral. Kita harus melakukan bersama-sama dari sudut pandang yang komprehensif, terintegrasi dari hulu sampai hilir dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan,” jelas Jaang. 

Hadir sebagai narasumber seminar kemarin, Sri Setyadji, Yovita Arie Mangesti, Krisnadi Nasution, Endang Prasetyawati, Budiarsih, dan Syofyan Hadi. Adapun moderator ialah Desman Minang Endianto. (*)


Penulis: */Maruly

Editor: Aspian Nur

Samarinda Masih Alami Ketergantungan Pangan

Kamis, 12/03/2020

Seminar nasional bertajuk Penguatan Regulasi Ketahanan Pangan Dalam Rangka Pemindahan Ibu Kota Negara, di Samarinda, Rabu (11/3). ( Foto: Maruly/korankaltimcom)

Berita Terkait


Samarinda Masih Alami Ketergantungan Pangan

Seminar nasional bertajuk Penguatan Regulasi Ketahanan Pangan Dalam Rangka Pemindahan Ibu Kota Negara, di Samarinda, Rabu (11/3). ( Foto: Maruly/korankaltimcom)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Isu ketahanan pangan saat ini menjadi salah satu perhatian serius pemerintah baik di pusat maupun daerah dalam hal penyediaanya. Terlebih di Kaltim yang akan menjadi Ibu Kota Negara (IKN) dalam beberapa tahun ke depan akan mendapat banyak sorotan terkait hal tersebut.

Atas dasar itu, Wali Kota Samarinda, Sjaharie Jaang mengakui Samarinda sebagai ibu kota Kaltim bukanlah daerah produsen bahan pangan sebagaimana sejumlah daerah lain di Indonesia. Bahkan, Samarinda jelas Jaang sangat ketergantung atas pemenuhan pangan dari daerah produsen pangan seperti pulau Sulawesi dan Jawa.

Hal tersebut diungkapkan Jaang saat membuka seminar nasional dan diskusi publik yang mengangkat tema “Penguatan Regulasi Ketahanan Pangan dalam Rangka Pemindahan Ibu Kota Negara” yang diselenggarakan di Swiss BelHotel, Samarinda, Rabu (11/3/2020) kemarin.

Angka ketergantungan bahan pangan di Samarinda kepada daerah produsen pangan cukup tinggi hingga tembus 73 persen. Artinya, hampir sebagian besar kebutuhan pangan warga Samarinda mengandalkan hasil dari daerah lain di luar Kaltim. 

Namun, meski demikian kata Jaang, ketahanan pangan Samarinda jika dilihat dari sisi ketersediaan dan cadangan bahan pangan, sangat tercukupi hingga lebih 100 persen. “Kemampuan Samarinda dalam hal pemenuhan atas ketersediaan pangan yang berada di atas 100 persen ini tetaplah menjadi riskan dalam mempertahankan ketahanan pangan,” kata Jaang.

Presentasi ketergantungan Samarinda dengan daerah hinterland atau pedalaman penyedia pangan yang berada di angka di atas 50 persen menunjukan masih banyak yang harus dibenahi di Samarinda, terutama terkait jaringan distribusi, perbedaan harga yang mencolok, dan peran tengkulak yang begitu dominan.

Jaang berharap ada regulasi tepat yang dirumuskan dan dapat dijadikan sebagai payung hukum dalam hal mengambil kebijakan. “Artinya, pemerintah nantinya dapat hadir dalam pemenuhan kebutuhan dasar terutama pangan bagi warganya,” tambah Jaang.

Regulasi tersebut juga sangat penting untuk mengatur berbagai persoalan yang kerap terjadi dalam hal penyediaan pangan, mulai dari stabilitas harga, pasokan dan jaringan distribusi, serta penguasaan atas struktur pasar oleh beberapa pedagang.

Terkait Kaltim yang akan menjadi IKN, posisi Samarinda menjadi sangat strategis, karena akan menjadi sandaran kehidupan baru sebagai salah satu kota penyangga IKN. “Saat kita bicara indeks pembangunan manusia, sangatlah tidak mungkin kita menafikan kondisi pangan kita, oleh sebab itu, bicara tentang ketahanan pangan, kita tidak bisa lagi untuk berfikir dan bertindak secara parsial, sendiri-sendiri dan ego sektoral. Kita harus melakukan bersama-sama dari sudut pandang yang komprehensif, terintegrasi dari hulu sampai hilir dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan,” jelas Jaang. 

Hadir sebagai narasumber seminar kemarin, Sri Setyadji, Yovita Arie Mangesti, Krisnadi Nasution, Endang Prasetyawati, Budiarsih, dan Syofyan Hadi. Adapun moderator ialah Desman Minang Endianto. (*)


Penulis: */Maruly

Editor: Aspian Nur

 

Berita Terkait

Calhaj Kloter Pertama Asal Balikpapan Berangkat 14 Mei 2024, Kemenag Kaltim Pastikan Tak Ada Kendala

Polisi akan Panggil Pemilik IUP Terkait Kematian Kakak-Beradik di Lubang Tambang Jalan Flamboyan Loa Buah Siang Kemarin

Kurangi Jukir Liar di Samarinda, Wali Kota Dukung Diberlakukannya Kartu Parkir Berlangganan

KPU Kukar Sosialisasikan Persyaratan Dukungan Pencalonan Perseorangan

Mobil Boks Tabrak Motor di Bengalon yang Dikendarai Anak-Anak Hingga Meninggal Dunia

SK Larangan Usaha Pertamini dan BBM Eceran Keluar, Pemilik Usaha Diminta Habiskan Stok Tanpa Dijual

IRT Pengedar Narkoba di Balikpapan Diringkus Polisi, 67 Paket Sabu Disita

Monumen Taman Tuah Himba di Tenggarong Tergenang Air Cukup Tinggi, BPBD Kukar Kerahkan Anggota

Tiga Kapal Perang Angkut Kontingen Latsitarda Nusantara ke Kaltim, Ini Pesan Pj Gubernur ke Taruna dan Taruni

Sejumlah Bacalon Kepala Daerah di Kaltim Taaruf Bersama Gus Muhaimin

Tidak Ada Proses PHPU, KPU Kaltim Tetapkan Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Hari Ini

Singgung Program Merdeka Belajar di Hardiknas, Pj Gubernur Kaltim: Tidak Usah Lagi Ganti Kurikulum

Kejar Target Upacara Kemerdekaan di IKN, Infrastruktur Kelistrikan Dikebut

Nasib Ribuan THL di Kukar Disorot, DPRD Minta Pemkab Tindaklanjuti karena Belum Terlaporkan di LKPj 2023

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.