Rabu, 04/10/2017

Geger, Pengiriman 10 Koli Senjata Api di Bandara Fatmawati

Rabu, 04/10/2017

SENJATA bnn: Paket yang berisi senjata api di Bandara Fatmawati, Bengkulu saat diamankan. Belakangan diketahui, pengiriman senjata api berasal dari BNN untuk memenuhi permintaan BNNP Bengkulu.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Geger, Pengiriman 10 Koli Senjata Api di Bandara Fatmawati

Rabu, 04/10/2017

logo

SENJATA bnn: Paket yang berisi senjata api di Bandara Fatmawati, Bengkulu saat diamankan. Belakangan diketahui, pengiriman senjata api berasal dari BNN untuk memenuhi permintaan BNNP Bengkulu.

BENGKULU - Geger senjata api kembali terjadi. Kali ini ada informasi yang beredar mengenai temuan 10 koli senjata api di terminal cargo Bandara Fatmawati, Bengkulu. 

Senjata api itu disebutkan milik BNN. Temuan 10 koli senjata api itu sempat diperiksa tim dari TNI, Polda, hingga BIN. 

Kepala BNNP Bengkulu, Brigjen Nugroho Aji memberi penjelasan. “Itu semua senjata resmi, ada surat dan dokumennya,” terang Nugroho, Rabu (4/10).

Menurut Nugroho, pengiriman senjata kaliber 22 itu dilakukan BNN pusat dan memang atas permintaan BNNP Bengkulu. “Tidak ada jenis AK-47 dan Minimi. Itu kaliber 22, pengirimannya juga dikawal empat orang BNN,” beber dia.

Nugroho melanjutkan, pengiriman senjata itu memang sempat diperiksa instansi lain. Tapi menurutnya tak mengapa dan hal yang wajar.

“Ini kan dikirimnya dengan Garuda, ini resmi pengiriman dari Bandara Soekarno-Hatta,” tegas dia.

Selain senjata api kaliber 22, ada juga rompi, kemudian sarung pistol, dan lainnya. “Ini senjata resmi untuk tugas kami,” tutup dia.

Ungkapan itu diperkuat dengan pernyataan Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Besar Sulistiandriatmoko yang membenarkan 10 koli senjata api tersebut milik BNN.

“Jadi benar, itu adalah senjata organik BNN. Yang dikirimkan untuk digunakan oleh BNNP Bengkulu,” ujar Sulis saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Rabu (4/10).

Sulis mengatakan, dalam pengiriman tersebut ada kesalahan komunikasi antara pihak BNN, pihak Bandara Soekarno-Hatta, serta Bandara Fatmawati. (kmp/net)


Geger, Pengiriman 10 Koli Senjata Api di Bandara Fatmawati

Rabu, 04/10/2017

SENJATA bnn: Paket yang berisi senjata api di Bandara Fatmawati, Bengkulu saat diamankan. Belakangan diketahui, pengiriman senjata api berasal dari BNN untuk memenuhi permintaan BNNP Bengkulu.

Berita Terkait


Geger, Pengiriman 10 Koli Senjata Api di Bandara Fatmawati

SENJATA bnn: Paket yang berisi senjata api di Bandara Fatmawati, Bengkulu saat diamankan. Belakangan diketahui, pengiriman senjata api berasal dari BNN untuk memenuhi permintaan BNNP Bengkulu.

BENGKULU - Geger senjata api kembali terjadi. Kali ini ada informasi yang beredar mengenai temuan 10 koli senjata api di terminal cargo Bandara Fatmawati, Bengkulu. 

Senjata api itu disebutkan milik BNN. Temuan 10 koli senjata api itu sempat diperiksa tim dari TNI, Polda, hingga BIN. 

Kepala BNNP Bengkulu, Brigjen Nugroho Aji memberi penjelasan. “Itu semua senjata resmi, ada surat dan dokumennya,” terang Nugroho, Rabu (4/10).

Menurut Nugroho, pengiriman senjata kaliber 22 itu dilakukan BNN pusat dan memang atas permintaan BNNP Bengkulu. “Tidak ada jenis AK-47 dan Minimi. Itu kaliber 22, pengirimannya juga dikawal empat orang BNN,” beber dia.

Nugroho melanjutkan, pengiriman senjata itu memang sempat diperiksa instansi lain. Tapi menurutnya tak mengapa dan hal yang wajar.

“Ini kan dikirimnya dengan Garuda, ini resmi pengiriman dari Bandara Soekarno-Hatta,” tegas dia.

Selain senjata api kaliber 22, ada juga rompi, kemudian sarung pistol, dan lainnya. “Ini senjata resmi untuk tugas kami,” tutup dia.

Ungkapan itu diperkuat dengan pernyataan Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Besar Sulistiandriatmoko yang membenarkan 10 koli senjata api tersebut milik BNN.

“Jadi benar, itu adalah senjata organik BNN. Yang dikirimkan untuk digunakan oleh BNNP Bengkulu,” ujar Sulis saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Rabu (4/10).

Sulis mengatakan, dalam pengiriman tersebut ada kesalahan komunikasi antara pihak BNN, pihak Bandara Soekarno-Hatta, serta Bandara Fatmawati. (kmp/net)


 

Berita Terkait

Kurangi Jukir Liar di Samarinda, Wali Kota Dukung Diberlakukannya Kartu Parkir Berlangganan

KPU Kukar Sosialisasikan Persyaratan Dukungan Pencalonan Perseorangan

Mobil Boks Tabrak Motor di Bengalon yang Dikendarai Anak-Anak Hingga Meninggal Dunia

SK Larangan Usaha Pertamini dan BBM Eceran Keluar, Pemilik Usaha Diminta Habiskan Stok Tanpa Dijual

IRT Pengedar Narkoba di Balikpapan Diringkus Polisi, 67 Paket Sabu Disita

Monumen Taman Tuah Himba di Tenggarong Tergenang Air Cukup Tinggi, BPBD Kukar Kerahkan Anggota

Tiga Kapal Perang Angkut Kontingen Latsitarda Nusantara ke Kaltim, Ini Pesan Pj Gubernur ke Taruna dan Taruni

Sejumlah Bacalon Kepala Daerah di Kaltim Taaruf Bersama Gus Muhaimin

Tidak Ada Proses PHPU, KPU Kaltim Tetapkan Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Hari Ini

Singgung Program Merdeka Belajar di Hardiknas, Pj Gubernur Kaltim: Tidak Usah Lagi Ganti Kurikulum

Kejar Target Upacara Kemerdekaan di IKN, Infrastruktur Kelistrikan Dikebut

Nasib Ribuan THL di Kukar Disorot, DPRD Minta Pemkab Tindaklanjuti karena Belum Terlaporkan di LKPj 2023

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.