BONTANG - Ini kabar baik bagi ratusan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kota Bontang. Terhitung, Mei kemarin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelontorkan anggaran Rp 5 miliar untuk Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) bagi lembaga Paud di Bontang.

Nilai anggaran ini meningkat hingga tiga kali lipat dari tahun lalu. Di tahun 2016 kemarin, Kota Bontang hanya memperoleh suntikan anggaran dari Kemendikbud senilai Rp 1,25 miliar lebih. Namun, performa Bontang kurun satu tahun terakhir membaik, sehingga kementerian menambah kucuran bantuan.

“Iya memang naik 300 persen dari tahun lalu, karena kita (Kota Bontang ) mendapat raport baik dalam pelaporan dan sistemnya,” kata Kabid PAUD, Pendidikan Masyarakat dan Kebudayaan, Yuyi Haryati saat dihubungi melalui sambungan selulernya, Minggu (8/10).

Yuti menjelaskan, anggaran tersebut seperti halnya anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk tingkat SD-SLTA. Dana digunakan untuk biaya operasional sekolah selama satu tahun. Besaran yang diterima bagi tiap lembaga bervariatif. Tergantung jumlah murid mereka yang terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

Masing-masing murid Paud, yang terdiri dari Taman Kanak- kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS) mendapat subsidi sebesar Rp 600 ribu per anak.

“Kalau di rata-ratakan, tiap anak di Paud terima sebesar Rp 600 ribu,” kata dia.

Dia merinci, jumlah lembaga yang menikmati BOP tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Untuk tahun ini Paud yang mendapat kucuran sebanyak 105 lembaga, dari total jumlah Paud se-Kota Bontang 165 lembaga.

Ke-60 Paud yang belum menerima karena sejumlah persyaratan belum dapat dipenuhi lembaga mereka. Misalnya, pengelolaan administrasi belum dilakukan secara professional. Kendati demikian, tren pertumbuhan Paud di Bontang cukup signifikan mencapai 20 persen.

“Tahun lalu sekitar 134 saja, namun tahun ini bertambah 31 lembaga yang tercatat di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bontang,” ujar dia.

Diharapkan, bantuan ini dapat meningkatkan kesejahteraan para pendidik usia dini. Pasalnya, beberapa lembaga masih banyak yang dikelola secara swadaya. Selain itu, bantuan ini pun mampu meringankan yayasan sehingga tidak menarik biaya besar kepada murid. (klk)