Senin, 21/08/2017
Senin, 21/08/2017
BUKAN SEMPROTAN HAMA: Polisi memperaktiean cara memadamkan api. (FOTO: AMIN/KK)
Senin, 21/08/2017
BUKAN SEMPROTAN HAMA: Polisi memperaktiean cara memadamkan api. (FOTO: AMIN/KK)
TENGGARONG – Menghadapi musim kemarau yang diperkirakan terjadi akhir Agustus atau September nanti, Polsek Muara Kaman sejak dini mempersiapkan diri untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Sebanyak enam personel sudah dipersiapkan jika terjadi Kahutla, lengkap dengan peralatan pompa pemadam ringan berkapasitas 30 liter air.
“Enam anggota lengkap dengan peralatan pemadam dilatih untuk mencegah kahutla. Ini merupakan upaya Polsek Muara Kaman untuk menangani kebakaran sejak awal sehingga api tidak melebar,” kata Kapolsek Muara Kaman, AKP TM Panjaitan, Senin (21/8).
Kahutla memang kerap terjadi di Kecamatan Muara Kaman. Pada 2016 lalu, ada 13 hotspot terdeteksi di kecamatan itu. Ini merupakan penemuan hotspot terbanyak di Kukar. “Penyebab kebakaran ini ada beberapa faktor, seperti masih ada warga yang membuka lahan dengan cara membakar,” ungkapnya.
Faktor lainnya itu karena pembakaran dilakukan nelayan. Kawasan rawa yang mulai mengering membuat nelayan sulit masuk karena ditumbuhi tanaman gambut berduri. Oknum nelayan pun menggunakan semua cara, salah satunya membakar lahan gambut tersebut.
Selain itu, pemancing ikan juga kerap membakar hutan, terutama yang memancing pada malam hari. Api ini kemudian ditinggalkan tanpa dipadamkan sehingga menimbulkan kebakaran hutan. “Biasanya membakar untuk mengusir nyamuk, ada juga yang membuang puntung rokok sembarangan sehingga menimbulkan kebakaran,” terangnya. (ami)
BUKAN SEMPROTAN HAMA: Polisi memperaktiean cara memadamkan api. (FOTO: AMIN/KK)
TENGGARONG – Menghadapi musim kemarau yang diperkirakan terjadi akhir Agustus atau September nanti, Polsek Muara Kaman sejak dini mempersiapkan diri untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Sebanyak enam personel sudah dipersiapkan jika terjadi Kahutla, lengkap dengan peralatan pompa pemadam ringan berkapasitas 30 liter air.
“Enam anggota lengkap dengan peralatan pemadam dilatih untuk mencegah kahutla. Ini merupakan upaya Polsek Muara Kaman untuk menangani kebakaran sejak awal sehingga api tidak melebar,” kata Kapolsek Muara Kaman, AKP TM Panjaitan, Senin (21/8).
Kahutla memang kerap terjadi di Kecamatan Muara Kaman. Pada 2016 lalu, ada 13 hotspot terdeteksi di kecamatan itu. Ini merupakan penemuan hotspot terbanyak di Kukar. “Penyebab kebakaran ini ada beberapa faktor, seperti masih ada warga yang membuka lahan dengan cara membakar,” ungkapnya.
Faktor lainnya itu karena pembakaran dilakukan nelayan. Kawasan rawa yang mulai mengering membuat nelayan sulit masuk karena ditumbuhi tanaman gambut berduri. Oknum nelayan pun menggunakan semua cara, salah satunya membakar lahan gambut tersebut.
Selain itu, pemancing ikan juga kerap membakar hutan, terutama yang memancing pada malam hari. Api ini kemudian ditinggalkan tanpa dipadamkan sehingga menimbulkan kebakaran hutan. “Biasanya membakar untuk mengusir nyamuk, ada juga yang membuang puntung rokok sembarangan sehingga menimbulkan kebakaran,” terangnya. (ami)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.