Sabtu, 15/12/2018

Soal tudingan kecurangan, Ini Tanggapan Kasmidi Bulang

Sabtu, 15/12/2018

BANTAHAN - Kasmidi membantah tudingan kecurangan

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Soal tudingan kecurangan, Ini Tanggapan Kasmidi Bulang

Sabtu, 15/12/2018

logo

BANTAHAN - Kasmidi membantah tudingan kecurangan

SANGATTA - Keberhasilan Tuan Rumah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dalam meraih juara umum pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kaltim VI 2018 menuai rumor tak sedap.  Tuduhan bahwa tuan rumah melakukan kecurangan hingga membeli atlet dari luar datang dari kontingen lain.

Tuduhan datang dari kontingen Bontang. Ini diungkap Ketua KONI Bontang Aminullah, Kamis (13/12) kemarin, saat menggelar konferensi pers, pada salah satu kafe di Bontang.

 Aminullah mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak penyelenggara yang menurutnya terlihat sangat memaksakan diri untuk menjadi juara umum. Emil, panggilan akrabnya, menilai ada dua cabor yang sangat kental aroma kecurangannya, yakni muathai dan wushu. 

 “Ada beberapa seharusnya tidak layak, tetapi terkesan dipaksakan. Terutama Muathai, luar biasa! Di wushu seharusnya Bontang dapat emas, dihilangkan jadi perak, akhirnya kami ribut, karena di layar jelas emas, tapi begitu di-print kok berubah jadi perak. Intinya jangan memaksakan kehendaklah jadi juara umum,” keluh Emil.

 Dilanjutkannya, seruan boikot untuk Porprov ini sebenarnya sudah sejak awal, saat pertandingan sepakbola di semifinal melawan tuan rumah. “Saya sebenarnya sudah boikot pada saat bola. Karena tidak layak seorang tuan rumah menjamu tamunya tidak manusiawi. Seharusnya tuan rumah layani tamu-tamunya, kalau ada masalah di lapangan, tidak seharusnya begitu,” kata Emil.

 Tudingan ini dibantah oleh Wakil Bupati sekaligus Ketua Kontingen Kutim, Kasmidi Bulang. Dirinya juga memastikan atlet yang diikutsertakan dalam semua cabor adalah atlet lokal yang telah lama dibina.

 “Kami tidak pernah beli beli atlet, yang ada mereka TC mandiri. Kami berikan mereka anggaran untuk berlatih dan bersedia membela Kutim dan Kaltim di ajang lebih tinggi,” katanya. 

Kata dia, prestasi yang diraih Kutim itu karena persiapan yang dilakukan sejak lama. “Sebelum gong pembukaan bunyi kami sudah petakan potensi anak didik. Maka dari itu kami yakin atas target sebagai juara umum,” tegasnya.

 Ia memaparkan, mendapat 183 emas itu justru masih jauh dari target awal 200 emas. “Sebenarnya 183 emas itu tidak muluk-muluk. Bahkan awalnya ingin 214 emas. Kemudian dikurangi 20 persen karena melihat keadaan. Sehingga hanya menargetkan 180-190 saja,” tuturnya.

Kepala Dispora Kutim, Syahrir juga menyatakan tidak pernah membeli atlet dari luar daerah. Pembinaan atlet tak hanya di Kutim. “Mereka ada yang berlatih di luar daerah, biasa atlet kita yang menempuh pendidikan di luar latihannya ya disana,” bebernya. (yul)

Soal tudingan kecurangan, Ini Tanggapan Kasmidi Bulang

Sabtu, 15/12/2018

BANTAHAN - Kasmidi membantah tudingan kecurangan

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.