Kamis, 28/12/2017
Kamis, 28/12/2017
JUSUF KALLA
Kamis, 28/12/2017
JUSUF KALLA
JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau politkus Indonesia tidak meniru cara Donald Trump saat pemilihan Presiden Amerika Serikat. Saat itu Trump menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) untuk mengalahkan Hillary Clinton.
Kalla mengatakan, Trump menggunakan isu SARA saat pemilihan presiden Amerika Serikat 2017.
“Isu Islam, isu (pendatang) Meksiko oleh Trump, sehingga dia menang. Jadi bukan hanya di Indonesia (kampanye gunakan isu SARA,” kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (27/12).
Kalla berharap masyarakat tak mempopulerkan isu SARA saat pemilihan kepala daerah dan pemilu serentak.
“Tentu ada batasannya, KPU juga sudah bikin batasan, pemerintah bikin batasan agar ditaati,” kata Kalla.
Menurut Kalla, kampanye tak lagi sekadar teriak dukungan di lapangan. Kampanye politik berubah menjadi ajang perang isu antar pasangan calon.
“Orang tidak lagi ‘hidup, hidup’ (yel-yel kampanye) di lapangan, tidak lagi. Berubah perang isu, melempar isu yang paling hot untuk dipertentangkan,” ujarnya. (mtv)
JUSUF KALLA
JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau politkus Indonesia tidak meniru cara Donald Trump saat pemilihan Presiden Amerika Serikat. Saat itu Trump menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) untuk mengalahkan Hillary Clinton.
Kalla mengatakan, Trump menggunakan isu SARA saat pemilihan presiden Amerika Serikat 2017.
“Isu Islam, isu (pendatang) Meksiko oleh Trump, sehingga dia menang. Jadi bukan hanya di Indonesia (kampanye gunakan isu SARA,” kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (27/12).
Kalla berharap masyarakat tak mempopulerkan isu SARA saat pemilihan kepala daerah dan pemilu serentak.
“Tentu ada batasannya, KPU juga sudah bikin batasan, pemerintah bikin batasan agar ditaati,” kata Kalla.
Menurut Kalla, kampanye tak lagi sekadar teriak dukungan di lapangan. Kampanye politik berubah menjadi ajang perang isu antar pasangan calon.
“Orang tidak lagi ‘hidup, hidup’ (yel-yel kampanye) di lapangan, tidak lagi. Berubah perang isu, melempar isu yang paling hot untuk dipertentangkan,” ujarnya. (mtv)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.