Selasa, 02/01/2018

Tokoh Masyarakat dan Ulama Berperan Cegah Gesekan Pilkada

Selasa, 02/01/2018

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Tokoh Masyarakat dan Ulama Berperan Cegah Gesekan Pilkada

Selasa, 02/01/2018

JAKARTA – Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq menilai, Pilkada serentak tahun 2018 yang dilanjutkan dengan Pemilu dan Pilpres 2019, tidak bisa menafikan potensi kerawanan yang muncul terutama terkait isu SARA. Tokoh-tokoh masyarakat khususnya ulama dan kepala daerah pun harus mampu mengantisipasi itu.

“Kita juga harus melakukan edukasi terhadap masyarakat bahwa politik, Pilkada, itu adalah konstelasi politik yang biasa untuk memperoleh pemimpin berkualitas,” ujarnya kepada Republika.co.id

Karena itu, lanjut Maman, yang harus dilihat masyarakat adalah bukan siapa yang melakukan politik identitas, tapi siapa yang mempunyai ide dan gagasan dan program yang akan bisa menyejahterakan masyarakatnya.  “Saya rasa TNI-Polri akan bergerak cepat jika ada yang menggunakan hoaks, fitnah atau menggunakan isu SARA untuk kepentingan politik,” katanya. 

Sementara pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai, meski kerawanan Pilkada tetap berpotensi muncul, namun tidak akan sepanas seperti Pilkada DKI Jakarta 2017. “Tidak ada pemicu. (Kalaupun ada) pemicunya, tidak sedasyat di Jakarta,” ucapnya.

Ubedilah mengakui ada yang berpotensi di Jabar tapi lebih bersifat kultural. Misalnya Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang hendak maju pada Pilgub Jabar 2018. Keberpihakan Dedi kepada Sunda Wiwitan lebih bersifat kultural. Sifat ini lebih mudah diterima di kalangan nonkultural ataupun yang berbasis agama.

“Meskipun potensinya tetap ada, tapi pemicunya tidak sekuat Jakarta,” kata pengajar sosial dan politik di UNJ ini.

Karena itu, menurut Ubedilah, tidak perlu ada kekhawatiran yang berlebih tapi tetap harus waspada supaya tidak menimbulkan kegaduhan dalam proses pilkada. “Kan ada pihak yang mengkhawatirkan ini secara berlebihan. Kemudian sudah menganggap isu SARA itu masalah yang mengkhawatirkan mereka di Jabar dan daerah-daerah lain. Ini berlebihan dan justru jangan dilebih-lebihkan,” jelasnya. (kcm)


Tokoh Masyarakat dan Ulama Berperan Cegah Gesekan Pilkada

Selasa, 02/01/2018

Berita Terkait


Tokoh Masyarakat dan Ulama Berperan Cegah Gesekan Pilkada

JAKARTA – Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq menilai, Pilkada serentak tahun 2018 yang dilanjutkan dengan Pemilu dan Pilpres 2019, tidak bisa menafikan potensi kerawanan yang muncul terutama terkait isu SARA. Tokoh-tokoh masyarakat khususnya ulama dan kepala daerah pun harus mampu mengantisipasi itu.

“Kita juga harus melakukan edukasi terhadap masyarakat bahwa politik, Pilkada, itu adalah konstelasi politik yang biasa untuk memperoleh pemimpin berkualitas,” ujarnya kepada Republika.co.id

Karena itu, lanjut Maman, yang harus dilihat masyarakat adalah bukan siapa yang melakukan politik identitas, tapi siapa yang mempunyai ide dan gagasan dan program yang akan bisa menyejahterakan masyarakatnya.  “Saya rasa TNI-Polri akan bergerak cepat jika ada yang menggunakan hoaks, fitnah atau menggunakan isu SARA untuk kepentingan politik,” katanya. 

Sementara pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai, meski kerawanan Pilkada tetap berpotensi muncul, namun tidak akan sepanas seperti Pilkada DKI Jakarta 2017. “Tidak ada pemicu. (Kalaupun ada) pemicunya, tidak sedasyat di Jakarta,” ucapnya.

Ubedilah mengakui ada yang berpotensi di Jabar tapi lebih bersifat kultural. Misalnya Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang hendak maju pada Pilgub Jabar 2018. Keberpihakan Dedi kepada Sunda Wiwitan lebih bersifat kultural. Sifat ini lebih mudah diterima di kalangan nonkultural ataupun yang berbasis agama.

“Meskipun potensinya tetap ada, tapi pemicunya tidak sekuat Jakarta,” kata pengajar sosial dan politik di UNJ ini.

Karena itu, menurut Ubedilah, tidak perlu ada kekhawatiran yang berlebih tapi tetap harus waspada supaya tidak menimbulkan kegaduhan dalam proses pilkada. “Kan ada pihak yang mengkhawatirkan ini secara berlebihan. Kemudian sudah menganggap isu SARA itu masalah yang mengkhawatirkan mereka di Jabar dan daerah-daerah lain. Ini berlebihan dan justru jangan dilebih-lebihkan,” jelasnya. (kcm)


 

Berita Terkait

Terbuka untuk yang Memiliki Kapasitas dan Isi Tas, DPW PKS Kaltim Buka Pendaftaran Bacalon di Pilkada Serentak 2024

Dapat Dukungan dari Pondok Pesantren Hidayatullah Ummu Quro Balikpapan, Isran – Hadi Kian Yakin Maju di Pilkada 2024

Golkar Balikpapan Siap Jalin Komunikasi dengan Partai Lain Jelang Pilkada Serentak

Siapkan SDM Jelang Pilkada, KPU Paser Buka Pendaftaran PPK dan PPS

Belum Ada Instruksi dari Pusat, DPC Gerindra PPU Belum Buka Pendaftaran

KPU Kukar Resmi Buka Pendaftaran Calon Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan

KPU Resmi Perpanjang Lomba Cipta Karya Maskot Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kukar 2024

Buka Pendaftaran Penjaringan Bacabup-Bacawabup untuk Pilkada 2024, DPD PAN Kutai Kartanegara Persilakan yang Berminat Mendaftar

Ingin Berkontribusi Bagi Daerah, Nidya Listiyono Ambil Formulir Pendaftaran Wali Kota Samarinda

KPU Kukar Persiapkan Perekrutan Anggota Badan Adhoc Jelang Pilkada, Diawali Sosialisasi Sebelum Buka Pendaftaran

Kabar Duka, Ketua Partai Demokrat Kutai Kartanegara Tutup Usia

Bawaslu Kaltim Putuskan PPK di 9 Kecamatan Dikenakan Sanksi Teguran Tertulis

Mengenal Ketua KPU Balikpapan Prakoso Yudho Lelono, Kelahiran Kebun Sayur yang Kini Mengawal Demokrasi

Hasil Pleno Rekapitulasi Suara Pemilu 2024 Pastikan Prabowo-Gibran Unggul Telak, Saksi Paslon 01 dan 03 Tolak Tanda Tangan

Sudah Hitung Formulir C1, PAN Klaim Sudah Dapat Kursi ke-8 DPR RI di Dapil Kaltim

Dua Partai Bakal Rebutan Kursi Ketua DPRD di Kutai Timur

Prediksi DPC Gerindra Kukar, Raih Tujuh Kursi di Pileg Tahun 2024

Kempo Kaltim Waspadai NTT di PON XXI/2024

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.