Selasa, 12/11/2019

E-Rekap, Usulan KPU untuk Hindari Meninggalnya Petugas KPPS

Selasa, 12/11/2019

Logo KPU ( Foto: NET)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

E-Rekap, Usulan KPU untuk Hindari Meninggalnya Petugas KPPS

Selasa, 12/11/2019

logo

Logo KPU ( Foto: NET)

KORANKALTIM.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengusulkan penerapan rekapitulasi (penghitungan) suara secara elektronik atau e-rekap pada Pemilu 2024. Penerapan e-rekap ini menjadi salah satu usulan mengantisipasi meninggalnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) seperti pada Pemilu 2019.

"Jadi, ini harus diubah di tingkat UU (Undang-Undang). Sehingga hasil pemilu secara elektronik bisa langsung ditetapkan," ujar Ketua KPU Arief Budiman seperti dilansir dari CNNIndonesia.com.

Arief menyatakan KPU sebenarnya sudah memakai e-rekap dalam Sistem Perhitungan Suara (Situng). Namun Situng itu hanya sebatas untuk penyediaan informasi, tapi tidak bisa digunakan sebagai data resmi penetapan hasil pemilu.

Selain penerapan e-rekap, Arief mengatakan pihaknya juga mengusulkan penyediaan salinan penghitungan suara dalam bentuk digital. Menurutnya, dalam Pemilu 2019 lalu, petugas KPPS harus menulis ratusan lembar agar seluruh peserta pemilu bisa memperoleh salinan hasil penghitungan.

Karena itu salinan perolehan suara nanti akan diganti dalam bentuk digital. Menurutnya, formulir C1 plano yang sudah diisi oleh petugas KPPS difoto, kemudian didistribusikan melalui jaringan elektronik ke seluruh peserta pemilu. "Jadi itu nanti dianggap sebagai data atau salinan resmi," ujarnya.

Arief melanjutkan pihaknya juga mendorong jika akan dilakukan revisi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, maka harus sudah selesai dalam tiga tahun sebelumnya atau pada 2021. Sehingga masih terdapat waktu untuk sosialisasi hingga menyusun PKPU. "Kemudian 2023-2024 kita tinggal memasuki tahapan penyelenggaraan," tuturnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menambahkan pelaksanaan pemilu, baik legislatif maupun presiden yang dilakukan serentak atau bersamaan perlu dibahas agar tak memberatkan petugas, sampai ada yang sakit sampai meninggal. "Sehingga misalnya ada usul kemungkinan ada e-rekap rekapitulasi elektronik nantinya sehingga begitu dari TPS bisa langsung ke pusat. Itu semua sedang dipertimbangkan," kata Mahfud.

Menurut Mahfud, penerapan e-rekap tidak bisa serta merta langsung dilakukan tanpa payung hukum, dalam arti harus melalui revisi UU Pemilu.

Ia pun mendorong agar revisi UU Pemilu ini bisa rampung pada awal 2021. Revisi UU Pemilu yang selesai tiga tahun sebelum pelaksanaan Pemilu 2024 untuk menghindari gugatan ke Mahkamah Konstitusi. "Untuk UU Pemilu kalau telralu mepet nanti berkejaran dengan waktu. Kalau begitu diundangkan ada waktu 2 tahun, silahkan masih persoalkan ke MK sehingga nanti tinggal yang ringan-ringan," ujarnya. (*)

E-Rekap, Usulan KPU untuk Hindari Meninggalnya Petugas KPPS

Selasa, 12/11/2019

Logo KPU ( Foto: NET)

Berita Terkait


E-Rekap, Usulan KPU untuk Hindari Meninggalnya Petugas KPPS

Logo KPU ( Foto: NET)

KORANKALTIM.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengusulkan penerapan rekapitulasi (penghitungan) suara secara elektronik atau e-rekap pada Pemilu 2024. Penerapan e-rekap ini menjadi salah satu usulan mengantisipasi meninggalnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) seperti pada Pemilu 2019.

"Jadi, ini harus diubah di tingkat UU (Undang-Undang). Sehingga hasil pemilu secara elektronik bisa langsung ditetapkan," ujar Ketua KPU Arief Budiman seperti dilansir dari CNNIndonesia.com.

Arief menyatakan KPU sebenarnya sudah memakai e-rekap dalam Sistem Perhitungan Suara (Situng). Namun Situng itu hanya sebatas untuk penyediaan informasi, tapi tidak bisa digunakan sebagai data resmi penetapan hasil pemilu.

Selain penerapan e-rekap, Arief mengatakan pihaknya juga mengusulkan penyediaan salinan penghitungan suara dalam bentuk digital. Menurutnya, dalam Pemilu 2019 lalu, petugas KPPS harus menulis ratusan lembar agar seluruh peserta pemilu bisa memperoleh salinan hasil penghitungan.

Karena itu salinan perolehan suara nanti akan diganti dalam bentuk digital. Menurutnya, formulir C1 plano yang sudah diisi oleh petugas KPPS difoto, kemudian didistribusikan melalui jaringan elektronik ke seluruh peserta pemilu. "Jadi itu nanti dianggap sebagai data atau salinan resmi," ujarnya.

Arief melanjutkan pihaknya juga mendorong jika akan dilakukan revisi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, maka harus sudah selesai dalam tiga tahun sebelumnya atau pada 2021. Sehingga masih terdapat waktu untuk sosialisasi hingga menyusun PKPU. "Kemudian 2023-2024 kita tinggal memasuki tahapan penyelenggaraan," tuturnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menambahkan pelaksanaan pemilu, baik legislatif maupun presiden yang dilakukan serentak atau bersamaan perlu dibahas agar tak memberatkan petugas, sampai ada yang sakit sampai meninggal. "Sehingga misalnya ada usul kemungkinan ada e-rekap rekapitulasi elektronik nantinya sehingga begitu dari TPS bisa langsung ke pusat. Itu semua sedang dipertimbangkan," kata Mahfud.

Menurut Mahfud, penerapan e-rekap tidak bisa serta merta langsung dilakukan tanpa payung hukum, dalam arti harus melalui revisi UU Pemilu.

Ia pun mendorong agar revisi UU Pemilu ini bisa rampung pada awal 2021. Revisi UU Pemilu yang selesai tiga tahun sebelum pelaksanaan Pemilu 2024 untuk menghindari gugatan ke Mahkamah Konstitusi. "Untuk UU Pemilu kalau telralu mepet nanti berkejaran dengan waktu. Kalau begitu diundangkan ada waktu 2 tahun, silahkan masih persoalkan ke MK sehingga nanti tinggal yang ringan-ringan," ujarnya. (*)

 

Berita Terkait

Terbuka untuk yang Memiliki Kapasitas dan Isi Tas, DPW PKS Kaltim Buka Pendaftaran Bacalon di Pilkada Serentak 2024

Dapat Dukungan dari Pondok Pesantren Hidayatullah Ummu Quro Balikpapan, Isran – Hadi Kian Yakin Maju di Pilkada 2024

Golkar Balikpapan Siap Jalin Komunikasi dengan Partai Lain Jelang Pilkada Serentak

Siapkan SDM Jelang Pilkada, KPU Paser Buka Pendaftaran PPK dan PPS

Belum Ada Instruksi dari Pusat, DPC Gerindra PPU Belum Buka Pendaftaran

KPU Kukar Resmi Buka Pendaftaran Calon Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan

KPU Resmi Perpanjang Lomba Cipta Karya Maskot Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kukar 2024

Buka Pendaftaran Penjaringan Bacabup-Bacawabup untuk Pilkada 2024, DPD PAN Kutai Kartanegara Persilakan yang Berminat Mendaftar

Ingin Berkontribusi Bagi Daerah, Nidya Listiyono Ambil Formulir Pendaftaran Wali Kota Samarinda

KPU Kukar Persiapkan Perekrutan Anggota Badan Adhoc Jelang Pilkada, Diawali Sosialisasi Sebelum Buka Pendaftaran

Kabar Duka, Ketua Partai Demokrat Kutai Kartanegara Tutup Usia

Bawaslu Kaltim Putuskan PPK di 9 Kecamatan Dikenakan Sanksi Teguran Tertulis

Mengenal Ketua KPU Balikpapan Prakoso Yudho Lelono, Kelahiran Kebun Sayur yang Kini Mengawal Demokrasi

Hasil Pleno Rekapitulasi Suara Pemilu 2024 Pastikan Prabowo-Gibran Unggul Telak, Saksi Paslon 01 dan 03 Tolak Tanda Tangan

Sudah Hitung Formulir C1, PAN Klaim Sudah Dapat Kursi ke-8 DPR RI di Dapil Kaltim

Dua Partai Bakal Rebutan Kursi Ketua DPRD di Kutai Timur

Prediksi DPC Gerindra Kukar, Raih Tujuh Kursi di Pileg Tahun 2024

Kempo Kaltim Waspadai NTT di PON XXI/2024

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.