Senin, 09/10/2017

Rakyat Senang karena Sering Dikasih Sepeda

Senin, 09/10/2017

HADIAH ANDALAN: Seorang murid SD mendapatkan sepeda dari Presiden Jokowi. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi kerap memberikan sepeda bagi rakyatnya yang berhasil menjawab pertanyaan.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Rakyat Senang karena Sering Dikasih Sepeda

Senin, 09/10/2017

logo

HADIAH ANDALAN: Seorang murid SD mendapatkan sepeda dari Presiden Jokowi. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi kerap memberikan sepeda bagi rakyatnya yang berhasil menjawab pertanyaan.

JAKARTA – Anggota Komisi III DPR fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil menganggap sejauh ini masyarakat puas terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla karena sering memberi hadiah sepeda pada beberapa kali kesempatan.

Pernyataan bernada satire tersebut diutarakan Nasir usai menjadi pembicara di acara diskusi berjudul Evaluasi 3 Tahun Pemerintahan Jokowi di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (6/10). “Itulah kelebihannya. Suka kasih pertanyaan kemudian kasih sepeda kemudian yang lain-lainnya,” kata Nasir.

Nasir menilai Jokowi pintar meraih simpati masyarakat dengan sikap-sikap yang notabene kurang cocok jika dilakukan oleh seorang presiden. Misalnya, kata Nasir, ketika Jokowi tidak sungkan makan di warung tegal (warteg). 

Selain itu, keputusan Jokowi berjalan kaki menuju acara HUT TNI 5 Oktober lalu di Cilegon, Jawa Barat juga dinilai mengundang pujian dari masyarakat.

Mengenai kinerja secara keseluruhan, Nasir tidak ingin memuji pemerintahan Jokowi. Menurutnya, Jokowi menjalankan roda pemerintahan yang tidak sesuai dengan Nawacita seperti yang digaungkan saat kampanye 2014. 

Nasir mengkritik keras keputusan Jokowi yang mengandalkan utang luar negeri untuk membangun infrastruktur di berbagai wilayah. Menurutnya Jokowi lebih suka tunduk kepada kepentingan asing di balik upayanya membangun Indonesia.

“Jadi negara ini ya enggak bisa melawan komprador-komprador, tuan-tuan kapitalis, tuan-tuan korporis, setan kota, setan desa. Saya lihat utang ini memang membuat beban,” kata Nasir.

Nasir juga menilai Jokowi tidak serius menyelesaikan kasus dugaan pelanggaran HAM masa lalu. Dia menduga mandeknya penuntasan kasus-kasus tersebut dikarenakan pelakunya berada dalam lingkaran pemerintahan. Oleh karena itu, alur penyelesaian tidak berjalan sebagaimana mestinya. “Makanya, Presiden Jokowi ‘tersandera’ orang tersebut,” kata Nasir.

Nasir lalu menyoroti kegaduhan politik di tingkat nasional. Dia menganggap kegaduhan tersebut terjadi karena Jokowi bukan pemimpin suatu partai politik. Apabila Jokowi memiliki kuasa yang besar atas partai politik pengusungnya, maka potensi terjadinya kegaduhan politik sangat kecil. 

Nasir berharap Pilpres 2019 nanti menghasilkan tokoh yang menjabat sebagai pemimpin partai politik. Menurutnya, hal itu penting dalam rangka menjaga stabilitas politik di tingkat nasional, sehingga pemerintahan dapat berjalan secara optimal.

“Kalau sekarang bukan pemimpin partai jadi dia tidak bisa mengendalikan situasi politik yang ada. Makanya politik ini gaduh,” kata Nasir.

PKS Berharap Dapat Pahala

Nasir berharap seluruh kader partainya mendapat pahala karena berkomitmen tidak mendukung Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla hingga 2019. 

Dia mengatakan, partainya lebih memilih berpuasa atas jabatan di pemerintahan daripada mendukung pemerintahan Jokowi-JK bersama partai-partai lain.

“Ya, sampai 2019 kami puasa dan mudah-mudahan puasa kami mendapat pahala,” ujar Nasir seraya terkekeh.

PKS memutuskan untuk tidak mendukung pemerintahan bersama partai Gerindra dan Demokrat sejak Pilpres 2014. Keputusan tersebut berbeda dengan Golkar dan PAN yang mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Padahal, keduanya mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Pilpres 2014.

Nasir menegaskan, partainya tetap di luar pemerintahan Jokowi-JK meski dinamika politik di tingkat nasional berjalan, seperti reshuffle kabinet. 

Dia mengatakan, partainya tetap tidak berhasrat untuk mendapat jabatan menteri bilamana Jokowi melakukan reshuffle mendatang. Nasir juga tidak cemas apabila elektabilitas partainya tak menanjak karena tidak mendukung pemerintahan Jokowi-JK. “Karena sejak awal kami mengatakan menjadi oposisi. Jadi enggak tertarik,” ujar Nasir. (cnn)


Rakyat Senang karena Sering Dikasih Sepeda

Senin, 09/10/2017

HADIAH ANDALAN: Seorang murid SD mendapatkan sepeda dari Presiden Jokowi. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi kerap memberikan sepeda bagi rakyatnya yang berhasil menjawab pertanyaan.

Berita Terkait


Rakyat Senang karena Sering Dikasih Sepeda

HADIAH ANDALAN: Seorang murid SD mendapatkan sepeda dari Presiden Jokowi. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi kerap memberikan sepeda bagi rakyatnya yang berhasil menjawab pertanyaan.

JAKARTA – Anggota Komisi III DPR fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil menganggap sejauh ini masyarakat puas terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla karena sering memberi hadiah sepeda pada beberapa kali kesempatan.

Pernyataan bernada satire tersebut diutarakan Nasir usai menjadi pembicara di acara diskusi berjudul Evaluasi 3 Tahun Pemerintahan Jokowi di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (6/10). “Itulah kelebihannya. Suka kasih pertanyaan kemudian kasih sepeda kemudian yang lain-lainnya,” kata Nasir.

Nasir menilai Jokowi pintar meraih simpati masyarakat dengan sikap-sikap yang notabene kurang cocok jika dilakukan oleh seorang presiden. Misalnya, kata Nasir, ketika Jokowi tidak sungkan makan di warung tegal (warteg). 

Selain itu, keputusan Jokowi berjalan kaki menuju acara HUT TNI 5 Oktober lalu di Cilegon, Jawa Barat juga dinilai mengundang pujian dari masyarakat.

Mengenai kinerja secara keseluruhan, Nasir tidak ingin memuji pemerintahan Jokowi. Menurutnya, Jokowi menjalankan roda pemerintahan yang tidak sesuai dengan Nawacita seperti yang digaungkan saat kampanye 2014. 

Nasir mengkritik keras keputusan Jokowi yang mengandalkan utang luar negeri untuk membangun infrastruktur di berbagai wilayah. Menurutnya Jokowi lebih suka tunduk kepada kepentingan asing di balik upayanya membangun Indonesia.

“Jadi negara ini ya enggak bisa melawan komprador-komprador, tuan-tuan kapitalis, tuan-tuan korporis, setan kota, setan desa. Saya lihat utang ini memang membuat beban,” kata Nasir.

Nasir juga menilai Jokowi tidak serius menyelesaikan kasus dugaan pelanggaran HAM masa lalu. Dia menduga mandeknya penuntasan kasus-kasus tersebut dikarenakan pelakunya berada dalam lingkaran pemerintahan. Oleh karena itu, alur penyelesaian tidak berjalan sebagaimana mestinya. “Makanya, Presiden Jokowi ‘tersandera’ orang tersebut,” kata Nasir.

Nasir lalu menyoroti kegaduhan politik di tingkat nasional. Dia menganggap kegaduhan tersebut terjadi karena Jokowi bukan pemimpin suatu partai politik. Apabila Jokowi memiliki kuasa yang besar atas partai politik pengusungnya, maka potensi terjadinya kegaduhan politik sangat kecil. 

Nasir berharap Pilpres 2019 nanti menghasilkan tokoh yang menjabat sebagai pemimpin partai politik. Menurutnya, hal itu penting dalam rangka menjaga stabilitas politik di tingkat nasional, sehingga pemerintahan dapat berjalan secara optimal.

“Kalau sekarang bukan pemimpin partai jadi dia tidak bisa mengendalikan situasi politik yang ada. Makanya politik ini gaduh,” kata Nasir.

PKS Berharap Dapat Pahala

Nasir berharap seluruh kader partainya mendapat pahala karena berkomitmen tidak mendukung Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla hingga 2019. 

Dia mengatakan, partainya lebih memilih berpuasa atas jabatan di pemerintahan daripada mendukung pemerintahan Jokowi-JK bersama partai-partai lain.

“Ya, sampai 2019 kami puasa dan mudah-mudahan puasa kami mendapat pahala,” ujar Nasir seraya terkekeh.

PKS memutuskan untuk tidak mendukung pemerintahan bersama partai Gerindra dan Demokrat sejak Pilpres 2014. Keputusan tersebut berbeda dengan Golkar dan PAN yang mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Padahal, keduanya mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Pilpres 2014.

Nasir menegaskan, partainya tetap di luar pemerintahan Jokowi-JK meski dinamika politik di tingkat nasional berjalan, seperti reshuffle kabinet. 

Dia mengatakan, partainya tetap tidak berhasrat untuk mendapat jabatan menteri bilamana Jokowi melakukan reshuffle mendatang. Nasir juga tidak cemas apabila elektabilitas partainya tak menanjak karena tidak mendukung pemerintahan Jokowi-JK. “Karena sejak awal kami mengatakan menjadi oposisi. Jadi enggak tertarik,” ujar Nasir. (cnn)


 

Berita Terkait

Terbuka untuk yang Memiliki Kapasitas dan Isi Tas, DPW PKS Kaltim Buka Pendaftaran Bacalon di Pilkada Serentak 2024

Dapat Dukungan dari Pondok Pesantren Hidayatullah Ummu Quro Balikpapan, Isran – Hadi Kian Yakin Maju di Pilkada 2024

Golkar Balikpapan Siap Jalin Komunikasi dengan Partai Lain Jelang Pilkada Serentak

Siapkan SDM Jelang Pilkada, KPU Paser Buka Pendaftaran PPK dan PPS

Belum Ada Instruksi dari Pusat, DPC Gerindra PPU Belum Buka Pendaftaran

KPU Kukar Resmi Buka Pendaftaran Calon Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan

KPU Resmi Perpanjang Lomba Cipta Karya Maskot Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kukar 2024

Buka Pendaftaran Penjaringan Bacabup-Bacawabup untuk Pilkada 2024, DPD PAN Kutai Kartanegara Persilakan yang Berminat Mendaftar

Ingin Berkontribusi Bagi Daerah, Nidya Listiyono Ambil Formulir Pendaftaran Wali Kota Samarinda

KPU Kukar Persiapkan Perekrutan Anggota Badan Adhoc Jelang Pilkada, Diawali Sosialisasi Sebelum Buka Pendaftaran

Kabar Duka, Ketua Partai Demokrat Kutai Kartanegara Tutup Usia

Bawaslu Kaltim Putuskan PPK di 9 Kecamatan Dikenakan Sanksi Teguran Tertulis

Mengenal Ketua KPU Balikpapan Prakoso Yudho Lelono, Kelahiran Kebun Sayur yang Kini Mengawal Demokrasi

Hasil Pleno Rekapitulasi Suara Pemilu 2024 Pastikan Prabowo-Gibran Unggul Telak, Saksi Paslon 01 dan 03 Tolak Tanda Tangan

Sudah Hitung Formulir C1, PAN Klaim Sudah Dapat Kursi ke-8 DPR RI di Dapil Kaltim

Dua Partai Bakal Rebutan Kursi Ketua DPRD di Kutai Timur

Prediksi DPC Gerindra Kukar, Raih Tujuh Kursi di Pileg Tahun 2024

Kempo Kaltim Waspadai NTT di PON XXI/2024

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.