KORANKALTIM.COM - Sebuah planet raksasa yang dianggap terlalu besar untuk mataharinya sendiri telah ditemukan dan para ilmuwan mengatakan planet ini seharusnya tidak ada.

Planet asing yang ditemukan dan diberi nama LHS 3152b itu merupakan sebuah exoplanet, yang berarti berada di luar tata surya.

Biasanya ketika para astronom menemukan planet, ukuran planet bisa diprediksi berdasarkan ukuran bintang yang diorbitnya. Tapi, para ilmuwan mengatakan kalau planet yang baru ditemukan ini 13 kali lebih berat dari Bumi dengan matahari yang jauh lebih kecil. Hanya saja planet yang juga bisa disebut bintang itu  sembilan kali lebih kecil massanya dari Matahari dan 100 kali lebih redup.

"Bayangkan saja seorang peternak yang sedang mencari telur di kandang ayam," kata Suvrath Mahadevan, profesor astronomi di Pennsylvania State University. "Tapi alih-alih telur ayam malah menemukan telur burung unta yang ukurannya jauh lebih besar daripada telur ayam,” sebut Mahadevan dilansir dari thesun Senin (4/12/2023) hari ini.

"Itulah yang dirasakan oleh tim astronom kami ketika menemukan sebuah planet masif, lebih dari 13 kali lebih berat daripada Bumi, mengitari sebuah bintang merah redup yang sejuk dan dingin, yang massanya sembilan kali lebih kecil daripada Matahari, awal tahun ini," ungkapnya.

Bintang ini merupakan bintang yang paling umum ditemukan di galaksi Bima Sakti.

Para penggemar komik DC mungkin tahu kalau planet Krypton, tempat tinggal Superman, mengorbit bintang tersebut. Tidak diketahui apakah ada pahlawan super yang bersembunyi di LHS 3152b - tapi ini sangat menarik karena alasan lain.

Planet itu terbentuk dalam piringan gas dan debu raksasa. Piringan-piringan itu akan menyatu menjadi inti raksasa dan kemudian menarik lebih banyak debu dan gas dalam proses yang dikenal dengan nama akresi inti". Biasanya bintang bermassa rendah akan dikelilingi oleh planet-planet yang juga bermassa rendah.

"Piringan di sekeliling bintang bermassa rendah seharusnya tidak memiliki materi padat atau massa yang cukup untuk membentuk inti yang cukup berat untuk membentuk planet," kata jelas Mahadevan.

"Dari simulasi komputer yang dilakukan tim kami, kami menyimpulkan kalau planet semacam itu membutuhkan piringan yang setidaknya 10 kali lebih masif dari yang biasanya diasumsikan dari pengamatan langsung terhadap piringan pembentuk planet," paparnya.

Para ilmuwan mengatakan mereka tidak mengetahui adanya planet masif lain yang mengorbit bintang M yang sangat dekat dengan bintang M seperti ini.

Sekarang para peneliti sedang meneliti apakah bintang seperti ini bisa menjadi tuan rumah bagi planet yang mampu mendukung kehidupan.

Editor: Aspian Nur