Senin, 23/10/2017
Senin, 23/10/2017
KUMUH: Sejumlah kawasan di Samarinda masih tergolong kawasan kumuh, terutama seperti terlihat di kawasan bantaran Sungai Karang Mumus.
Senin, 23/10/2017
KUMUH: Sejumlah kawasan di Samarinda masih tergolong kawasan kumuh, terutama seperti terlihat di kawasan bantaran Sungai Karang Mumus.
SAMARINDA – Hingga kini kawasan kumuh masih menggerogoti sebagian lahan di Kota Tepian. Tercatat masih ada 539,18 hektar yang rata-rata berada di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) merupakan kawasan kumuh. Sebelumnya pada 2016 Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya telah memberikan dukungan mengentaskan kawasan kumuh melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).
Menurut Kabid Perumahan Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Samarinda, Denny Alfian mengungkap, hingga saat ini progres program tersebut masih berjalan, kurang lebih mencapai 50 persen.
“Nantinya akan direalisasikan dalam kegiatan meliputi pembangunan jalan, drainase, jembatan, air bersih dan MCK. Total ada 10 kelurahan kumuh yang direkomendasikan masuk dalam program ini, diantaranya Rawa Makmur, Selili, Sungai Kapih, Bandara, Temindung, Karang Anyar, Teluk Lerong Ulu, Pelita, Karang Asam Kecil, Karang Asam Besar, dan Lambung Mangkurat. Ada tiga kelurahan yang menerima dana Rp 500 juta, sementara sisanya menerima Rp 350 juta per tahun,” kata Denny.
Meski begitu ia tidak dapat menyebutkan persentase penurunan atas kawasan kumuh yang ada saat ini. Sebab sampai saat ini pihaknya belum pernah melakukan penelitian tersebut.
“Untuk berapa penurunannya memang kami tidak ada datanya. Paling tidah harus tunggu hingga akhir tahun ini,” pungkasnya. (ms)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.