Minggu, 01/10/2017

Pemkab Berziarah ke Makam Pendiri Kota Tenggarong

Minggu, 01/10/2017

Ziarah: Hari Jadi ke-235 Kota Tenggarong yang bertepatan pada tanggal 28 September diperingati dengan menziarahi makam pendiri kota.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Pemkab Berziarah ke Makam Pendiri Kota Tenggarong

Minggu, 01/10/2017

logo

Ziarah: Hari Jadi ke-235 Kota Tenggarong yang bertepatan pada tanggal 28 September diperingati dengan menziarahi makam pendiri kota.

TENGGARONG - Hari Jadi ke-235 Kota Tenggarong yang bertepatan pada tanggal 28 September, diperingati dalam sebuah upacara ziarah di makam pendiri Kota Tenggarong Aji Imbut gelar Sultan Aji Mohammad Muslihuddin, Kamis (28/9). 

Ziarah ke makam Aji Imbut ini ditandai dengan tabur bunga dan peletakan bunga lompo di atas pusara pendiri Kota Tenggarong tersebut oleh Sekda Kukar Marli, Putra Mahkota Kesultanan Kutai HAP Adipati Praboe Anoem Sorya Adiningrat, Ketua DPRD Kukar Salehuddin, Kapolres Kukar AKBP Fadillah Zulkarnaen.

Acara ziarah diawali dengan pembacaan riwayat singkat berdirinya Kota Tenggarong yang disampaikan oleh Camat Tenggarong Zarhariansyah. Dalam riwayat singkat yang ditulis oleh (Alm) H Zailani Idris dan (Alm) Fred Wetik tersebut, dikatakan bahwa Aji Imbut memindahkan ibukota Kesultanan Kutai Kartanegara dari Pemarangan ke Tepian Pandan pada tanggal 28 September 1782.

 “Perpindahan ini dilakukan karena Pemarangan dianggap telah kehilangan tuahnya,” kata Camat Tenggarong. Nama Tepian Pandan sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara sejak masa pemerintahan Sultan Aji Mohammad Muslihuddin yang baru ini kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti Rumah Raja, hingga akhirnya nama Tangga Arung lebih populer dengan sebutan Tenggarong hingga kini.

 Sementara itu, Bupati Kukar Rita Widyasari Ph.D dalam sambutannya yang disampaikan Marli mengatakan, melalui kegiatan ziarah tersebut, selain untuk mengenang jasa-jasa serta memanjatkan doa bagi para pendahulu pendiri kota Tenggarong beserta raja-raja penerusnya, juga menjadi perenungan dan refleksi untuk terus memelihara spirit perjuangan guna membangun daerah yang lebih baik, sebagaimana diidamkan dan diwujudkan pilar-pilarnya oleh pendiri Kota Tenggarong beserta para penerusnya.

Menurut Rita, makna dan sejarah berdirinya Kota Tenggarong tidak hanya sebatas peringatan saja, namun dapat melekat dan dipahami oleh masyarakatnya, khususnya generasi mudanya agar sebagai pemilik kota di masa sekarang dan akan datang tidak hanya berpangku tangan, tetapi melekat sifat memiliki dan menjaga sejarahnya. 

Kemudian, memiliki semangat untuk bahu membahu dan bersatu membangun Kota Tenggarong yang diwujudkan dengan karya-karya nyata, peduli lingkungan, kreativitas tinggi serta berbudaya. Dengan memulai dari hal kecil, yaitu diri sendiri, keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan masyarakat yang pada akhirnya akan memberi arti bagi kebaikan Kota Tenggarong yang dikenal luas dengan sebutan Kota Raja. Ziarah makam dalam rangka peringatan hari jadi Kota Tenggarong tersebut, lanjut Rita untuk mencintai sejarah dan menjaga kota, menghormati para leluhur pendiri kota, serta membangun sikap toleransi dan kehidupan masyarakat yang harmonis, senantiasa mendapat berkah, rahmat dan ridho dari Allah SWT. (adv/ran/Hms)

Pemkab Berziarah ke Makam Pendiri Kota Tenggarong

Minggu, 01/10/2017

Ziarah: Hari Jadi ke-235 Kota Tenggarong yang bertepatan pada tanggal 28 September diperingati dengan menziarahi makam pendiri kota.

Berita Terkait


Pemkab Berziarah ke Makam Pendiri Kota Tenggarong

Ziarah: Hari Jadi ke-235 Kota Tenggarong yang bertepatan pada tanggal 28 September diperingati dengan menziarahi makam pendiri kota.

TENGGARONG - Hari Jadi ke-235 Kota Tenggarong yang bertepatan pada tanggal 28 September, diperingati dalam sebuah upacara ziarah di makam pendiri Kota Tenggarong Aji Imbut gelar Sultan Aji Mohammad Muslihuddin, Kamis (28/9). 

Ziarah ke makam Aji Imbut ini ditandai dengan tabur bunga dan peletakan bunga lompo di atas pusara pendiri Kota Tenggarong tersebut oleh Sekda Kukar Marli, Putra Mahkota Kesultanan Kutai HAP Adipati Praboe Anoem Sorya Adiningrat, Ketua DPRD Kukar Salehuddin, Kapolres Kukar AKBP Fadillah Zulkarnaen.

Acara ziarah diawali dengan pembacaan riwayat singkat berdirinya Kota Tenggarong yang disampaikan oleh Camat Tenggarong Zarhariansyah. Dalam riwayat singkat yang ditulis oleh (Alm) H Zailani Idris dan (Alm) Fred Wetik tersebut, dikatakan bahwa Aji Imbut memindahkan ibukota Kesultanan Kutai Kartanegara dari Pemarangan ke Tepian Pandan pada tanggal 28 September 1782.

 “Perpindahan ini dilakukan karena Pemarangan dianggap telah kehilangan tuahnya,” kata Camat Tenggarong. Nama Tepian Pandan sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara sejak masa pemerintahan Sultan Aji Mohammad Muslihuddin yang baru ini kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti Rumah Raja, hingga akhirnya nama Tangga Arung lebih populer dengan sebutan Tenggarong hingga kini.

 Sementara itu, Bupati Kukar Rita Widyasari Ph.D dalam sambutannya yang disampaikan Marli mengatakan, melalui kegiatan ziarah tersebut, selain untuk mengenang jasa-jasa serta memanjatkan doa bagi para pendahulu pendiri kota Tenggarong beserta raja-raja penerusnya, juga menjadi perenungan dan refleksi untuk terus memelihara spirit perjuangan guna membangun daerah yang lebih baik, sebagaimana diidamkan dan diwujudkan pilar-pilarnya oleh pendiri Kota Tenggarong beserta para penerusnya.

Menurut Rita, makna dan sejarah berdirinya Kota Tenggarong tidak hanya sebatas peringatan saja, namun dapat melekat dan dipahami oleh masyarakatnya, khususnya generasi mudanya agar sebagai pemilik kota di masa sekarang dan akan datang tidak hanya berpangku tangan, tetapi melekat sifat memiliki dan menjaga sejarahnya. 

Kemudian, memiliki semangat untuk bahu membahu dan bersatu membangun Kota Tenggarong yang diwujudkan dengan karya-karya nyata, peduli lingkungan, kreativitas tinggi serta berbudaya. Dengan memulai dari hal kecil, yaitu diri sendiri, keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan masyarakat yang pada akhirnya akan memberi arti bagi kebaikan Kota Tenggarong yang dikenal luas dengan sebutan Kota Raja. Ziarah makam dalam rangka peringatan hari jadi Kota Tenggarong tersebut, lanjut Rita untuk mencintai sejarah dan menjaga kota, menghormati para leluhur pendiri kota, serta membangun sikap toleransi dan kehidupan masyarakat yang harmonis, senantiasa mendapat berkah, rahmat dan ridho dari Allah SWT. (adv/ran/Hms)

 

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.