Minggu, 24/09/2017

KPAI Samarinda Tolak Pemutaran Film

Minggu, 24/09/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

KPAI Samarinda Tolak Pemutaran Film

Minggu, 24/09/2017

SAMARINDA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Samarinda menolak pemutaran Film G30S/PKI kepada anak-anak. Alasannya karena film tersebut mengandung unsur kekerasan.

Diketahui, wacana pemutaran mencuat dari merebaknya dukungan pemutaran ulang oleh sejumlah masyarakat. Namun menurut Ketua Harian KPAI Samarinda, Aji Suwignyo, adegan dalam film tersebut tidak layak dipertontonkan ke publik khususnya anak-anak.  

“Kalau untuk belajar sejarah kami sepakat saja tapi untuk ditontonkan kepada anak-anak itu enggak layak,” katanya Minggu (24/9) kemarin.

Kata Aji banyak adegan dan naskah film yang tidak sepantasnya dita­yangkan. Lagi pula film itu bernuansa kekerasan. Kalau pemerintah ingin bersikeras menayangkan, ada beberapa hal yang perlu direvisi.  

“KPAI tidak sepakat, karena ada adegan kekerasan dan kata-kata yang vulgar diucapkan,” sambungnya.

Pihaknya juga menambahkan dalam memberi pemahaman sejarah kepada anak tentang G30S/PKI, diperlukan metode yang berbeda. Sekadar menampilkan film soal kejadian tersebut lanjutnya tidak cukup. 

“Cuma beberapa adegan sangat ekstrem. Itu bisa pengaruhi psikologis anak. KPAI tidak menolak film itu tapi perlu diubah dengan cara yang bisa sesuai pemahaman anak-anak,” tegasnya.

Terkait seruan adanya rencana nonton bareng di sekolah lanjutnya perlu dipikirkan lagi. Pertimbangannya adalah banyak adegan yang kurang pas dilihat oleh anak-anak dalam film buatan Arifin C Noer. 

“Film G30S/PKI sarat dengan ragam kekerasan dan sadisme. Anak usia segitu gemar meniru. Perkembangan cara pikir dan bersikap pada anak lebih banyak distimulus oleh proses lingkungan termasuk apa yang ditonton mereka,” jelas Aji. 

Dia lebih sepakat kalau ingin mengajarkan sejarah agar menyesuaikan dengan daya paham anak-anak. Sekolah pun tidak buru-buru langsung melakukan nobar.

Aji pun menambahkan KPAI kota belum mendapat arahan tertulis dari pusat. Meski KPAI pusat sudah melayangkan surat keberatan kepada presiden. 

“Kami tunggu arahan dari KPAI pusat. Kalau sudah ada tembusan mungkin kami akan bersurat juga kepada gubernur, wali kota, dan pihak lainnya,” imbuh Aji. (rs)

KPAI Samarinda Tolak Pemutaran Film

Minggu, 24/09/2017

Berita Terkait


KPAI Samarinda Tolak Pemutaran Film

SAMARINDA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Samarinda menolak pemutaran Film G30S/PKI kepada anak-anak. Alasannya karena film tersebut mengandung unsur kekerasan.

Diketahui, wacana pemutaran mencuat dari merebaknya dukungan pemutaran ulang oleh sejumlah masyarakat. Namun menurut Ketua Harian KPAI Samarinda, Aji Suwignyo, adegan dalam film tersebut tidak layak dipertontonkan ke publik khususnya anak-anak.  

“Kalau untuk belajar sejarah kami sepakat saja tapi untuk ditontonkan kepada anak-anak itu enggak layak,” katanya Minggu (24/9) kemarin.

Kata Aji banyak adegan dan naskah film yang tidak sepantasnya dita­yangkan. Lagi pula film itu bernuansa kekerasan. Kalau pemerintah ingin bersikeras menayangkan, ada beberapa hal yang perlu direvisi.  

“KPAI tidak sepakat, karena ada adegan kekerasan dan kata-kata yang vulgar diucapkan,” sambungnya.

Pihaknya juga menambahkan dalam memberi pemahaman sejarah kepada anak tentang G30S/PKI, diperlukan metode yang berbeda. Sekadar menampilkan film soal kejadian tersebut lanjutnya tidak cukup. 

“Cuma beberapa adegan sangat ekstrem. Itu bisa pengaruhi psikologis anak. KPAI tidak menolak film itu tapi perlu diubah dengan cara yang bisa sesuai pemahaman anak-anak,” tegasnya.

Terkait seruan adanya rencana nonton bareng di sekolah lanjutnya perlu dipikirkan lagi. Pertimbangannya adalah banyak adegan yang kurang pas dilihat oleh anak-anak dalam film buatan Arifin C Noer. 

“Film G30S/PKI sarat dengan ragam kekerasan dan sadisme. Anak usia segitu gemar meniru. Perkembangan cara pikir dan bersikap pada anak lebih banyak distimulus oleh proses lingkungan termasuk apa yang ditonton mereka,” jelas Aji. 

Dia lebih sepakat kalau ingin mengajarkan sejarah agar menyesuaikan dengan daya paham anak-anak. Sekolah pun tidak buru-buru langsung melakukan nobar.

Aji pun menambahkan KPAI kota belum mendapat arahan tertulis dari pusat. Meski KPAI pusat sudah melayangkan surat keberatan kepada presiden. 

“Kami tunggu arahan dari KPAI pusat. Kalau sudah ada tembusan mungkin kami akan bersurat juga kepada gubernur, wali kota, dan pihak lainnya,” imbuh Aji. (rs)

 

Berita Terkait

Kurangi Jukir Liar di Samarinda, Wali Kota Dukung Diberlakukannya Kartu Parkir Berlangganan

KPU Kukar Sosialisasikan Persyaratan Dukungan Pencalonan Perseorangan

Mobil Boks Tabrak Motor di Bengalon yang Dikendarai Anak-Anak Hingga Meninggal Dunia

SK Larangan Usaha Pertamini dan BBM Eceran Keluar, Pemilik Usaha Diminta Habiskan Stok Tanpa Dijual

IRT Pengedar Narkoba di Balikpapan Diringkus Polisi, 67 Paket Sabu Disita

Monumen Taman Tuah Himba di Tenggarong Tergenang Air Cukup Tinggi, BPBD Kukar Kerahkan Anggota

Tiga Kapal Perang Angkut Kontingen Latsitarda Nusantara ke Kaltim, Ini Pesan Pj Gubernur ke Taruna dan Taruni

Sejumlah Bacalon Kepala Daerah di Kaltim Taaruf Bersama Gus Muhaimin

Tidak Ada Proses PHPU, KPU Kaltim Tetapkan Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Hari Ini

Singgung Program Merdeka Belajar di Hardiknas, Pj Gubernur Kaltim: Tidak Usah Lagi Ganti Kurikulum

Kejar Target Upacara Kemerdekaan di IKN, Infrastruktur Kelistrikan Dikebut

Nasib Ribuan THL di Kukar Disorot, DPRD Minta Pemkab Tindaklanjuti karena Belum Terlaporkan di LKPj 2023

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.