Rabu, 19/07/2017

Asse Membunuh Karena Merasa Dihina

Rabu, 19/07/2017

ASSE diapit petugas di Mapolresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi, sore kemarin. Dia baru saja datang dari Lampung, setelah polisi membekuknya dengan dugaan kasus pembunuhan. (Foto: Sardiman/KK)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

0

Asse Membunuh Karena Merasa Dihina

Rabu, 19/07/2017

logo

ASSE diapit petugas di Mapolresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi, sore kemarin. Dia baru saja datang dari Lampung, setelah polisi membekuknya dengan dugaan kasus pembunuhan. (Foto: Sardiman/KK)

SAMARINDA – Dengan terpincang-pincang, Irfan alias Asse turun dari mobil Unit Jatanras Sat Reskrim Polresta Samarinda, Rabu (19/7), sekitar pukul 16.30 Wita sore kemarin. Darah sempat mengucur di kakinya, usai diterjang timah panas. Sebelumnya, terduga pembunuh pasangan suami istri Baheri dan Tasnaeni itu, dibekuk dalam pelariannya hingga ke Provinsi Lampung, Jumat (14/7).

Polisi sempat disibukkan dengan pencarian barang bukti barang yang dia rampok dari kedua korban, beserta dengan keterangan sejumlah saksi, di Bandar Lampung. Pemeriksaan sementara terhadap Asse, terungkap pembunuhan itu bukan dilatarbelakangi perampokan, melainkan persoalan pribadi. 

Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Sudarsono menerangkan, Asse menaruh dendam, lantaran sering diejek oleh korban, yang juga juragan angkot.

“Dia (Asse) ini kan pernah jadi sopir angkot, dan dia juga sering tidur di rumah korban. Dia sering diejek tidak berguna bagi orangtua dan keluarganya,” kata Sudarsono.

Merasa dihina, Asse mengatur siasat untuk membunuh keduanya, saat dia menginap di rumah korban, di Jalan Cipto Mangunkusumo, Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Jumat (30/6) lalu. “Pelaku kemudian berencana membunuh korban dengan cara pura-pura tidur duluan. Sekitar jam 4 pagi, dia kemudian bangun dan melakukan pembunuhan,” ujar Sudarsono. 

Menggunakan pisau, Asse lebih dulu menghabisi nyawa Baheri. Tasnaeni juga menjadi sasaran pembunuhan karena dia terbangun, saat suaminya sedang dianiaya.

Setelah itu, Asse langsung mengambil perhiasan yang melekat di tubuh korban berupa 2 buah cincin dan satu kalung, serta mengambil uang Rp1,5 juta di lemari korban. “Pada hari itu juga, pelaku langsung melarikan diri dengan mengunakan pesawat menuju Jakarta. Dari Jakarta, menggunakan bus menuju Lampung, dengan tujuan Kabupaten Tulang Bawang. Di sana dia jual perhiasan milik korban seharga Rp4,5 juta,” jelas Sudarsono.

Pelaku dibekuk polisi ketika dia kembali ke Bandar Lampung. Dalam kasus itu, polisi menjerat Asse dengan pasal berlapis, yakni pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dan pasal 340 KUHP tentang penmbuhuhan berencana. “Ancaman hukumannya bisa sampai 20 tahun penjara,” tutup Sudarsono. (dor)


Asse Membunuh Karena Merasa Dihina

Rabu, 19/07/2017

ASSE diapit petugas di Mapolresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi, sore kemarin. Dia baru saja datang dari Lampung, setelah polisi membekuknya dengan dugaan kasus pembunuhan. (Foto: Sardiman/KK)

Berita Terkait

Berita Pilihan


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.