Selasa, 05/03/2019
Selasa, 05/03/2019
Instalasi Desalinasi di Desa Muara Pantuan yang diresmikan Edi Damansyah saat menjadi Wakil Bupati pada 2017 lalu, yang kini tidak berjalan
Selasa, 05/03/2019
Instalasi Desalinasi di Desa Muara Pantuan yang diresmikan Edi Damansyah saat menjadi Wakil Bupati pada 2017 lalu, yang kini tidak berjalan
KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Musim kemarau menjadi momok menakutkan bagi masyarakat di Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara (Kukar), khususnya di desa-desa yang letaknya berada di pulau.
Desa Muara Pantuan, misalnya. Masyarakat di ini menampung air hujan menggunakan tandon untuk kemudian dikonsumsi. Dampak mengonsumsi air hujan adalah kerusakan parah pada gigi dan berbagai penyakit lainnya.
Sementara, instalasi yang disebut dengan desalinasi pengolahan air laut menjadi air layak konsumsi yang digadang-gadang menjadi solusi air bersih di Muara Pantuan gagal beroperasi. Fasilitas ini diresmikan Edi Damansyah saat nasih menjadi Wakil Bupati Kukar pada 2017 lalu.
Edi pun angkat bicara soal ini. “Memang selain dari penampungan air hujan itu, baik kemarau maupun cuaca normal masyarakat di sana mendapat air bersih (membeli) dari kapal-kapal yang airnya didapat dari Kutai Lama, sampai saat ini,” terang Bupati Kukar Edi Damansyah kepada Korankaltim.com, Selasa (5/2/2019).
Berkaca pada tahun lalu, bocah setempat bernama Saskia (5) meninggal dunia akibat muntaber yang dipicu kemarau pada Oktober 2018 lalu.
Edi mengaku telah menurunkan tim untuk meneliti penyebab tidak beroperasinya instalasi air bersih itu. Permasalahannya terbentur pada biaya pengelolaan yang sangat mahal.
“Sebetulnya teknologi pengolahan kemarin itu saya berupaya dapat dimanfaatkan secara optimal, tapi ini kan saya pantau nih, saya menugaskan tim ke lapangan ada beberapa memang yang berkaitan dengan biaya produksinya, saya masih membedah bagaimana perencanaan awalnya sehingga pilihannya teknologi itu,” pungkasnya.
Penulis: Reza Fahlevi
Editor : Muh.Huldi
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.