Rabu, 27/12/2017

Difteri Meluas ke 28 Provinsi

Rabu, 27/12/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Difteri Meluas ke 28 Provinsi

Rabu, 27/12/2017

JAKARTA - Setelah ditetapkan menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan diberlakukan Outbreak Responses Immunization (ORI) oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), difteri justru kian meluas dari 20 provinsi menjadi ke 28 provinsi. Untuk itu, Komisi Kesehatan DPR mendesak pemerintah untuk mengevaluasi penanggulangan KLB difteri dan memprioritaskannya.

“Jumlah warga terserang penyakit difteri terus bertambah. Wilayah dengan status Kejadian Luar Biasa difteri pun semakin meluas menjadi 28 provinsi. Kami semua prihatin, wabah ini belum juga berkurang. Karenanya penanganan difteri harus terus dievaluasi agar semakin baik dan efektif,” kata anggota Komisi IX DPR Ahmad Zainuddin dalam siaran pers-nya di Jakarta.

Zainuddin menilai, upaya pemberantasan wabah difteri selama ini belum efektif karena terkesan hanya dilakukan oleh Kemenkes. Padahal, semua pemangku kepentingan harusnya terlibat aktif, baik ituembaga negara kementerian maupun non-kementerian, institusi swasta hingga tokoh-tokoh masyarakat. “Semuanya secara terintegrasi harus ikut serta dalam pemberantasan difteri,” tegas politikus PKS itu.

Zainuddin mencontohkan, dalam upaya pemberian vaksin DPT (anti-difteri) memang domain dari Kemenkes, namun upaya sosialisasi, mobilisasi masyarakat dan pencegahan dapat dilakukan semua pihak. Untuk itu dia menyayangkan penanggulangan difteri belum menjadi prioritas pemerintah.

“Saya melihat presiden belum terlalu concern soal ini. Padahal Indonesia sekarang terbanyak kedua penderita difteri di dunia setelah India, dan terbesar dalam sejarah kita sejak tahun 1945,” bebernya. 

Sementara itu, anggota Komisi IX dari Fraksi NasDem Irma Suryani Chaniago menuturkan, kasus difteri tercatat sejak 200, dan sudah dicoba penanganan tapi masih belum berhasil karena terus merebak sampai 2017. Bahkan pada 2017 ini tercatat sudah 600 kasus, mulai usia termuda 3,5 tahun dan tertua 45 tahun.

“Dari data tersebut, 66% yang tidak pernah imunisasi, 31% imunisasi tidak lengkap, 3% imunisasi lengkap. Sayangnya Kemenkes baru mengadakan ORI (Outbreak Respons Imunization) mulai 11 Desember 2017 lalu di 3 Provinsi yakni DKI, Jawa Barat dan Banten,” katanya.

Menurut Irma, program imunisasi selama ini yang dikenal dengan istilah UCI (Universal Coverage Imunization) tidak tercover. Bahkan, target 8 dari 10 anak minimum diimunisasi, tapi fakta di lapangan ada kondisi 10 dari 10 anak diimunisasi dan sebaliknya ada juga 10 dari 10 anak tidak diimunisasi. Sehingga, target dan tujuan imunisasi akhirnya tidak tercapai. (sdn)


Difteri Meluas ke 28 Provinsi

Rabu, 27/12/2017

Berita Terkait


Difteri Meluas ke 28 Provinsi

JAKARTA - Setelah ditetapkan menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan diberlakukan Outbreak Responses Immunization (ORI) oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), difteri justru kian meluas dari 20 provinsi menjadi ke 28 provinsi. Untuk itu, Komisi Kesehatan DPR mendesak pemerintah untuk mengevaluasi penanggulangan KLB difteri dan memprioritaskannya.

“Jumlah warga terserang penyakit difteri terus bertambah. Wilayah dengan status Kejadian Luar Biasa difteri pun semakin meluas menjadi 28 provinsi. Kami semua prihatin, wabah ini belum juga berkurang. Karenanya penanganan difteri harus terus dievaluasi agar semakin baik dan efektif,” kata anggota Komisi IX DPR Ahmad Zainuddin dalam siaran pers-nya di Jakarta.

Zainuddin menilai, upaya pemberantasan wabah difteri selama ini belum efektif karena terkesan hanya dilakukan oleh Kemenkes. Padahal, semua pemangku kepentingan harusnya terlibat aktif, baik ituembaga negara kementerian maupun non-kementerian, institusi swasta hingga tokoh-tokoh masyarakat. “Semuanya secara terintegrasi harus ikut serta dalam pemberantasan difteri,” tegas politikus PKS itu.

Zainuddin mencontohkan, dalam upaya pemberian vaksin DPT (anti-difteri) memang domain dari Kemenkes, namun upaya sosialisasi, mobilisasi masyarakat dan pencegahan dapat dilakukan semua pihak. Untuk itu dia menyayangkan penanggulangan difteri belum menjadi prioritas pemerintah.

“Saya melihat presiden belum terlalu concern soal ini. Padahal Indonesia sekarang terbanyak kedua penderita difteri di dunia setelah India, dan terbesar dalam sejarah kita sejak tahun 1945,” bebernya. 

Sementara itu, anggota Komisi IX dari Fraksi NasDem Irma Suryani Chaniago menuturkan, kasus difteri tercatat sejak 200, dan sudah dicoba penanganan tapi masih belum berhasil karena terus merebak sampai 2017. Bahkan pada 2017 ini tercatat sudah 600 kasus, mulai usia termuda 3,5 tahun dan tertua 45 tahun.

“Dari data tersebut, 66% yang tidak pernah imunisasi, 31% imunisasi tidak lengkap, 3% imunisasi lengkap. Sayangnya Kemenkes baru mengadakan ORI (Outbreak Respons Imunization) mulai 11 Desember 2017 lalu di 3 Provinsi yakni DKI, Jawa Barat dan Banten,” katanya.

Menurut Irma, program imunisasi selama ini yang dikenal dengan istilah UCI (Universal Coverage Imunization) tidak tercover. Bahkan, target 8 dari 10 anak minimum diimunisasi, tapi fakta di lapangan ada kondisi 10 dari 10 anak diimunisasi dan sebaliknya ada juga 10 dari 10 anak tidak diimunisasi. Sehingga, target dan tujuan imunisasi akhirnya tidak tercapai. (sdn)


 

Berita Terkait

IRT Pengedar Narkoba di Balikpapan Diringkus Polisi, 67 Paket Sabu Disita

Monumen Taman Tuah Himba di Tenggarong Tergenang Air Cukup Tinggi, BPBD Kukar Kerahkan Anggota

Tiga Kapal Perang Angkut Kontingen Latsitarda Nusantara ke Kaltim, Ini Pesan Pj Gubernur ke Taruna dan Taruni

Sejumlah Bacalon Kepala Daerah di Kaltim Taaruf Bersama Gus Muhaimin

Tidak Ada Proses PHPU, KPU Kaltim Tetapkan Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Hari Ini

Singgung Program Merdeka Belajar di Hardiknas, Pj Gubernur Kaltim: Tidak Usah Lagi Ganti Kurikulum

Kejar Target Upacara Kemerdekaan di IKN, Infrastruktur Kelistrikan Dikebut

Nasib Ribuan THL di Kukar Disorot, DPRD Minta Pemkab Tindaklanjuti karena Belum Terlaporkan di LKPj 2023

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Menghina Sultan Kutai, Panglima Kijang Disidang Adat dan Mengaku Telah Bersalah

ASN yang Mencalonkan Diri Sebagai Kepala Daerah Bakal Ditindak BKD Kaltim

Hendak ke Balikpapan, Rombongan Dispusip Berau Kecelakaan di Kelay Pagi Tadi, Lima Orang Luka-Luka

Sistem Transportasi Cerdas akan Diterapkan di IKN

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.