Senin, 21/05/2018

TPID Kaltim Akui Minim Komunikasi Dengan Peternak

Senin, 21/05/2018

TAK TERKENDALI : Seorang pedagang ayam ras di Samarinda tengah menjajakan dagangannya. Harga daging ayam di pasaran melonjak selama Ramadan. TPID tak bisa kendalikan harga. ( rusdi / korankaltim)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

TPID Kaltim Akui Minim Komunikasi Dengan Peternak

Senin, 21/05/2018

logo

TAK TERKENDALI : Seorang pedagang ayam ras di Samarinda tengah menjajakan dagangannya. Harga daging ayam di pasaran melonjak selama Ramadan. TPID tak bisa kendalikan harga. ( rusdi / korankaltim)

SAMARINDA - Memasuki pekan pertama di Bulan Ramadan, harga ayam negeri atau ayam ras di Pasar Segiri Samarinda meroket. Pantauan Koran Kaltim, Sabtu (19/5) lalu, ayam dengan bobot 1 sampai 2 kilogram (kg) perekor dibandrol Rp40 sampai Rp43 ribu.

Sementara untuk ukuran besar, dengan bobot sampai 3kg perekor dihargai Rp60 sampai Rp70 ribu.

Menanggapi hal tersebut, Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Kaltim sebagai salah satu anggota dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kaltim mengakui, jika komoditas ini memang memiliki karakteristik khusus.

“Ayam ini lucu ya, pasokan surplus, tapi menjadi perhatian karena pedagang menentukan harga. Kami menduga ada oligopoli pasar, jadi pedagang bisa menentukan sendiri harga,” ujar Kepala KPw BI Kaltim Muhamad Nur.

Padahal, pada saat bersamaan konsumsi ayam juga tinggi. Bahkan, juga  menjadi penentu angka inflasi.

 “Berdasarkan pantauan kami di lapangan, pedagang beralasan ambil momen menaikkan harga, karena bulan sebelumnya untungnya tipis,” tukasnya.

Untuk itu, lanjut dia saat ini pihaknya tengah mencoba melakukan komunikasi dengan asosiasi peternak, khususnya yang ada di Samarinda dan sekitarnya, untuk merumuskan jalan keluar persoalan tersebut.

“Kami akui, memang komunikasi dengan asosiasi masih kurang. Ke depan kami ingin berikan pemahaman, agar kenaikan jangan terlalu melonjak. Agar ada kewajaran harga. Dinas Peternakan sudah menjadwalkan komunikasi dengan asosiasi,” pungkasnya. (rs)


TPID Kaltim Akui Minim Komunikasi Dengan Peternak

Senin, 21/05/2018

TAK TERKENDALI : Seorang pedagang ayam ras di Samarinda tengah menjajakan dagangannya. Harga daging ayam di pasaran melonjak selama Ramadan. TPID tak bisa kendalikan harga. ( rusdi / korankaltim)

Berita Terkait


TPID Kaltim Akui Minim Komunikasi Dengan Peternak

TAK TERKENDALI : Seorang pedagang ayam ras di Samarinda tengah menjajakan dagangannya. Harga daging ayam di pasaran melonjak selama Ramadan. TPID tak bisa kendalikan harga. ( rusdi / korankaltim)

SAMARINDA - Memasuki pekan pertama di Bulan Ramadan, harga ayam negeri atau ayam ras di Pasar Segiri Samarinda meroket. Pantauan Koran Kaltim, Sabtu (19/5) lalu, ayam dengan bobot 1 sampai 2 kilogram (kg) perekor dibandrol Rp40 sampai Rp43 ribu.

Sementara untuk ukuran besar, dengan bobot sampai 3kg perekor dihargai Rp60 sampai Rp70 ribu.

Menanggapi hal tersebut, Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Kaltim sebagai salah satu anggota dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kaltim mengakui, jika komoditas ini memang memiliki karakteristik khusus.

“Ayam ini lucu ya, pasokan surplus, tapi menjadi perhatian karena pedagang menentukan harga. Kami menduga ada oligopoli pasar, jadi pedagang bisa menentukan sendiri harga,” ujar Kepala KPw BI Kaltim Muhamad Nur.

Padahal, pada saat bersamaan konsumsi ayam juga tinggi. Bahkan, juga  menjadi penentu angka inflasi.

 “Berdasarkan pantauan kami di lapangan, pedagang beralasan ambil momen menaikkan harga, karena bulan sebelumnya untungnya tipis,” tukasnya.

Untuk itu, lanjut dia saat ini pihaknya tengah mencoba melakukan komunikasi dengan asosiasi peternak, khususnya yang ada di Samarinda dan sekitarnya, untuk merumuskan jalan keluar persoalan tersebut.

“Kami akui, memang komunikasi dengan asosiasi masih kurang. Ke depan kami ingin berikan pemahaman, agar kenaikan jangan terlalu melonjak. Agar ada kewajaran harga. Dinas Peternakan sudah menjadwalkan komunikasi dengan asosiasi,” pungkasnya. (rs)


 

Berita Terkait

IRT Pengedar Narkoba di Balikpapan Diringkus Polisi, 67 Paket Sabu Disita

Monumen Taman Tuah Himba di Tenggarong Tergenang Air Cukup Tinggi, BPBD Kukar Kerahkan Anggota

Tiga Kapal Perang Angkut Kontingen Latsitarda Nusantara ke Kaltim, Ini Pesan Pj Gubernur ke Taruna dan Taruni

Sejumlah Bacalon Kepala Daerah di Kaltim Taaruf Bersama Gus Muhaimin

Tidak Ada Proses PHPU, KPU Kaltim Tetapkan Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Hari Ini

Singgung Program Merdeka Belajar di Hardiknas, Pj Gubernur Kaltim: Tidak Usah Lagi Ganti Kurikulum

Kejar Target Upacara Kemerdekaan di IKN, Infrastruktur Kelistrikan Dikebut

Nasib Ribuan THL di Kukar Disorot, DPRD Minta Pemkab Tindaklanjuti karena Belum Terlaporkan di LKPj 2023

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Menghina Sultan Kutai, Panglima Kijang Disidang Adat dan Mengaku Telah Bersalah

ASN yang Mencalonkan Diri Sebagai Kepala Daerah Bakal Ditindak BKD Kaltim

Hendak ke Balikpapan, Rombongan Dispusip Berau Kecelakaan di Kelay Pagi Tadi, Lima Orang Luka-Luka

Sistem Transportasi Cerdas akan Diterapkan di IKN

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.