Kamis, 24/05/2018

Dewan Sepakat Anggana jadi Ibukota

Kamis, 24/05/2018

Anggota DPRD Kaltim, Baharuddin Demmu

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Dewan Sepakat Anggana jadi Ibukota

Kamis, 24/05/2018

logo

Anggota DPRD Kaltim, Baharuddin Demmu

SAMARINDA – Sejumlah perwakilan masyarakat kabupaten Kukar mendatangi Gedung Karang Paci-sebutan DPRD  Kaltim, Selasa (22/5). Mereka meminta legislatif mendukung Kecamatan Anggana sebagai ibukota Calon Daerah Otonomi Baru (CDOB) Kutai Pesisir. 

Kedatangan perwakilan masyarakat di lima kecamatan tersebut disambut anggota DPRD Kaltim Baharuddin Demmu. Secara pribadi, Politikus PAN itu mendukung aspirasi masyarakat. “Mereka mengantar surat yang ditandatangani perwakilan lima kecamatan. Mereka sepakat ibukota Kutai Pesisir itu ada di Anggana,”kata Bahar. 

Lima kecamatan yang dimaksud yakni Kecamatan Anggana, Muara Jawa, Sangasanga, Samboja, dan Loa Janan.  “Kalau bukan Kecamatan Anggana yang dijadikan ibukota, maka mereka tidak mau bergabung di Kutai Pesisir. Aspirasi itu disepakati setelah dilakukan pertemuan para tokoh. Mereka sepakat Anggana dijadikan sebagai ibu kota,”sebut Bahar. 

Bahar menyebut perwakilan masyarakat yakin bahwa usulan tersebut telah mendapat dukungan luas. Terlebih terdapat lahan 100 hektare yang dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur daerah. Selain itu, tokoh masyarakat juga sedang berkomunikasi dengan pengelola lahan eks tambang di Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana.

“Selain lahan 100 hektare itu, nanti akan ada tambahan lahan seluas 500 hektare. Rencananya lahan itu digunakan untuk perkantoran Ibukota Kutai Pesisir,” beber Bahar. 

Lanjut Bahar, Kecamatan Anggana, memiliki nilai strategis jika dijadikan ibukota Kutai Pesisir. Salah satunya kecamatan tersebut mempunyai wilayah seluas 1.798,80 meter persegi.

“Kalau dilihat dari segi wilayah, Anggana itu sangat strategis. Secara geografis, wilayah Anggana sangat luas dibangdingkan kecamatan lain. Apalagi lahan untuk ibu kota sudah tersedia,” terangnya.

Namun permasalahan yang bakal dihadapi yakni minimnya infrastruktur. Apabila pemerintah menjadikan Kecamatan Anggana sebagai Ibukota Kutai Pesisir, maka harus terlebih dulu membangun infrastruktur jalan yang menghubungkan antar kecamatan. 

“Mau tidak mau kabupaten baru ini nanti harus membangun jembatan panjang yang melintasi Sungai Mahakam. Kalau tidak, maka aksesnya akan susah,” saran Demmu. 

Namun secara umum, pembentukan CDOB Kutai Pesisir sangat dibutuhkan bagi masyarakat. Salah satu manfaat yang akan didapatkan yakni terjadinya distribusi PNS. “Selama ini PNS banyak terkonsentrasi di Tenggarong. Kalau Kutai Pesisir terbentuk, tidak ada lagi penerimaan PNS baru. Disebar saja PNS yang sudah ada. Karena selama ini beban belanja rutin Kukar itu sangat tinggi,” katanya.

Selain itu, pemekaran wilayah akan menciptakan pemerataan pembangunan. Pasalnya, selama ini wilayah pesisir mendapatkan anggaran yang sangat minim. Padahal sumber pendapatan terbesar daerah dihasilkan dari lima kecamatan tersebut.

“Kalau sudah terbentuk Kutai Pesisir, maka kecamatan-kecamatan di sekitarnya akan mendapatkan efek positif. Perekonomian akan berkembang pesat di ibukota dan kecamatan terdekat,”pungkasnya. (sab) 

Dewan Sepakat Anggana jadi Ibukota

Kamis, 24/05/2018

Anggota DPRD Kaltim, Baharuddin Demmu

Berita Terkait


Dewan Sepakat Anggana jadi Ibukota

Anggota DPRD Kaltim, Baharuddin Demmu

SAMARINDA – Sejumlah perwakilan masyarakat kabupaten Kukar mendatangi Gedung Karang Paci-sebutan DPRD  Kaltim, Selasa (22/5). Mereka meminta legislatif mendukung Kecamatan Anggana sebagai ibukota Calon Daerah Otonomi Baru (CDOB) Kutai Pesisir. 

Kedatangan perwakilan masyarakat di lima kecamatan tersebut disambut anggota DPRD Kaltim Baharuddin Demmu. Secara pribadi, Politikus PAN itu mendukung aspirasi masyarakat. “Mereka mengantar surat yang ditandatangani perwakilan lima kecamatan. Mereka sepakat ibukota Kutai Pesisir itu ada di Anggana,”kata Bahar. 

Lima kecamatan yang dimaksud yakni Kecamatan Anggana, Muara Jawa, Sangasanga, Samboja, dan Loa Janan.  “Kalau bukan Kecamatan Anggana yang dijadikan ibukota, maka mereka tidak mau bergabung di Kutai Pesisir. Aspirasi itu disepakati setelah dilakukan pertemuan para tokoh. Mereka sepakat Anggana dijadikan sebagai ibu kota,”sebut Bahar. 

Bahar menyebut perwakilan masyarakat yakin bahwa usulan tersebut telah mendapat dukungan luas. Terlebih terdapat lahan 100 hektare yang dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur daerah. Selain itu, tokoh masyarakat juga sedang berkomunikasi dengan pengelola lahan eks tambang di Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana.

“Selain lahan 100 hektare itu, nanti akan ada tambahan lahan seluas 500 hektare. Rencananya lahan itu digunakan untuk perkantoran Ibukota Kutai Pesisir,” beber Bahar. 

Lanjut Bahar, Kecamatan Anggana, memiliki nilai strategis jika dijadikan ibukota Kutai Pesisir. Salah satunya kecamatan tersebut mempunyai wilayah seluas 1.798,80 meter persegi.

“Kalau dilihat dari segi wilayah, Anggana itu sangat strategis. Secara geografis, wilayah Anggana sangat luas dibangdingkan kecamatan lain. Apalagi lahan untuk ibu kota sudah tersedia,” terangnya.

Namun permasalahan yang bakal dihadapi yakni minimnya infrastruktur. Apabila pemerintah menjadikan Kecamatan Anggana sebagai Ibukota Kutai Pesisir, maka harus terlebih dulu membangun infrastruktur jalan yang menghubungkan antar kecamatan. 

“Mau tidak mau kabupaten baru ini nanti harus membangun jembatan panjang yang melintasi Sungai Mahakam. Kalau tidak, maka aksesnya akan susah,” saran Demmu. 

Namun secara umum, pembentukan CDOB Kutai Pesisir sangat dibutuhkan bagi masyarakat. Salah satu manfaat yang akan didapatkan yakni terjadinya distribusi PNS. “Selama ini PNS banyak terkonsentrasi di Tenggarong. Kalau Kutai Pesisir terbentuk, tidak ada lagi penerimaan PNS baru. Disebar saja PNS yang sudah ada. Karena selama ini beban belanja rutin Kukar itu sangat tinggi,” katanya.

Selain itu, pemekaran wilayah akan menciptakan pemerataan pembangunan. Pasalnya, selama ini wilayah pesisir mendapatkan anggaran yang sangat minim. Padahal sumber pendapatan terbesar daerah dihasilkan dari lima kecamatan tersebut.

“Kalau sudah terbentuk Kutai Pesisir, maka kecamatan-kecamatan di sekitarnya akan mendapatkan efek positif. Perekonomian akan berkembang pesat di ibukota dan kecamatan terdekat,”pungkasnya. (sab) 

 

Berita Terkait

KPU Kukar Sosialisasikan Persyaratan Dukungan Pencalonan Perseorangan

Mobil Boks Tabrak Motor di Bengalon yang Dikendarai Anak-Anak Hingga Meninggal Dunia

SK Larangan Usaha Pertamini dan BBM Eceran Keluar, Pemilik Usaha Diminta Habiskan Stok Tanpa Dijual

IRT Pengedar Narkoba di Balikpapan Diringkus Polisi, 67 Paket Sabu Disita

Monumen Taman Tuah Himba di Tenggarong Tergenang Air Cukup Tinggi, BPBD Kukar Kerahkan Anggota

Tiga Kapal Perang Angkut Kontingen Latsitarda Nusantara ke Kaltim, Ini Pesan Pj Gubernur ke Taruna dan Taruni

Sejumlah Bacalon Kepala Daerah di Kaltim Taaruf Bersama Gus Muhaimin

Tidak Ada Proses PHPU, KPU Kaltim Tetapkan Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Hari Ini

Singgung Program Merdeka Belajar di Hardiknas, Pj Gubernur Kaltim: Tidak Usah Lagi Ganti Kurikulum

Kejar Target Upacara Kemerdekaan di IKN, Infrastruktur Kelistrikan Dikebut

Nasib Ribuan THL di Kukar Disorot, DPRD Minta Pemkab Tindaklanjuti karena Belum Terlaporkan di LKPj 2023

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Menghina Sultan Kutai, Panglima Kijang Disidang Adat dan Mengaku Telah Bersalah

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.