Jumat, 31/05/2019

Renggut Nyawa Satu Bocah, DBD Teror Muara Jawa

Jumat, 31/05/2019

Salah satu bocah Muara Jawa yang kini dirawat di rumah sakit karena diduga terserang DBD ( istimewa )

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Renggut Nyawa Satu Bocah, DBD Teror Muara Jawa

Jumat, 31/05/2019

logo

Salah satu bocah Muara Jawa yang kini dirawat di rumah sakit karena diduga terserang DBD ( istimewa )

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG – Waspada! Demam Berdarah Dengue (DBD) kini kembali mengancam. Kali ini kawasan pesisir Kutai Kartanegara (Kukar), Kecamatan Muara Jawa yang menjadi lokusnya.

 Bahkan dari informasi yang dihimpun, sudah ada satu bocah bernama Muhammad Ali Wafa yang meninggal dunia akibat penyakit mematikan yang penyebarannya biasa melalui nyamuk Aedes Aegypti ini.

Lilis, tante korban membenarkan hal ini. Ia bahkan menyebut kini bukan hanya keponakannya saja yang tercatat sebagai warga penderita DBD. Tetapi diketahui sekarang jumlahnya sudah mencapai 10 orang yang terindikasi DBD. “Sudah 10-an orang yang kena DBD. Tapi memang keponakan saya yang sampai meninggal dunia 10 hari lalu. Kami berharap supaya jangan sampai ada korban lagi. Cukup keponakan saya saja,” katanya kepada Koran Kaltim, Kamis (30/5) kemarin.

Lilis mengaku begitu mengetahui keponakannya masuk klinik karena DBD, ia langsung menginfokan hal ini ke pihak kelurahan. Harapannya agar ada tindakan cepat tanggap dari pemerintah setempat. “Saya langsung infokan ke orang Kelurahan Muara Jawa Tengah ke Ibu Dina Mariana. Tapi memang katanya tidak boleh langsung dilakukan fogging (pengasapan, Red). Karena asap fogging berbahaya bagi kesehatan. Saya harap ada tindakan serius dari tim medis atau aparatur di sini. Karena setelah 7 hari keponakan saya meninggal, sekarang adiknya almarhum yang dirawat karena menderita DBD juga,” ungkapnya.

Lilis mengakui, tim medis belum ada turun ke rumah korban. Karena korban saat perawatan langsung dilarikan ke klinik dan kemudian dirujuk ke salah satu rumah sakit swasta di Samarinda. “Mungkin tim medis tidak datang karena ponakan saya cek kesehatan di klinik dan ambil darah di klinik. Kemudian agar mendapat perawatan yang intensif, maka kami larikan ke Samarinda, tapi justru menghembuskan nafas terakhir saat di ruang ICU setelah dirawat selama tiga hari,” terangnya.

“Yang terpenting bagi kami selaku warga, bagaimana penanganan DBD ini. Karena banyak ibu-ibu yang khawatir, bahkan di Muara Jawa Tengah saya dengar sudah ditetapkan Desa Siaga,” imbuh Lilis.

 Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar mengaku baru mendengar info mengejutkan ini. Plt Kepala Dinkes Kukar, Arfan Boma langsung merespons cepat dengan menginstruksikan tim Dinkes turun ke lapangan. “Kita akan lakukan kroscek langsung. Yang pasti memang kalau dilakukan fogging tentunya tidak bisa. Karena kita tahu sendiri asapnya berbahaya bagi kesehatan. Kecuali di suatu daerah yang dipercaya ada penyebarannya, maka wilayah tersebut harus steril dulu dari warga,” tegasnya.


Penulis: */heriansyah

Editor: M.Huldi

Renggut Nyawa Satu Bocah, DBD Teror Muara Jawa

Jumat, 31/05/2019

Salah satu bocah Muara Jawa yang kini dirawat di rumah sakit karena diduga terserang DBD ( istimewa )

Berita Terkait


Renggut Nyawa Satu Bocah, DBD Teror Muara Jawa

Salah satu bocah Muara Jawa yang kini dirawat di rumah sakit karena diduga terserang DBD ( istimewa )

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG – Waspada! Demam Berdarah Dengue (DBD) kini kembali mengancam. Kali ini kawasan pesisir Kutai Kartanegara (Kukar), Kecamatan Muara Jawa yang menjadi lokusnya.

 Bahkan dari informasi yang dihimpun, sudah ada satu bocah bernama Muhammad Ali Wafa yang meninggal dunia akibat penyakit mematikan yang penyebarannya biasa melalui nyamuk Aedes Aegypti ini.

Lilis, tante korban membenarkan hal ini. Ia bahkan menyebut kini bukan hanya keponakannya saja yang tercatat sebagai warga penderita DBD. Tetapi diketahui sekarang jumlahnya sudah mencapai 10 orang yang terindikasi DBD. “Sudah 10-an orang yang kena DBD. Tapi memang keponakan saya yang sampai meninggal dunia 10 hari lalu. Kami berharap supaya jangan sampai ada korban lagi. Cukup keponakan saya saja,” katanya kepada Koran Kaltim, Kamis (30/5) kemarin.

Lilis mengaku begitu mengetahui keponakannya masuk klinik karena DBD, ia langsung menginfokan hal ini ke pihak kelurahan. Harapannya agar ada tindakan cepat tanggap dari pemerintah setempat. “Saya langsung infokan ke orang Kelurahan Muara Jawa Tengah ke Ibu Dina Mariana. Tapi memang katanya tidak boleh langsung dilakukan fogging (pengasapan, Red). Karena asap fogging berbahaya bagi kesehatan. Saya harap ada tindakan serius dari tim medis atau aparatur di sini. Karena setelah 7 hari keponakan saya meninggal, sekarang adiknya almarhum yang dirawat karena menderita DBD juga,” ungkapnya.

Lilis mengakui, tim medis belum ada turun ke rumah korban. Karena korban saat perawatan langsung dilarikan ke klinik dan kemudian dirujuk ke salah satu rumah sakit swasta di Samarinda. “Mungkin tim medis tidak datang karena ponakan saya cek kesehatan di klinik dan ambil darah di klinik. Kemudian agar mendapat perawatan yang intensif, maka kami larikan ke Samarinda, tapi justru menghembuskan nafas terakhir saat di ruang ICU setelah dirawat selama tiga hari,” terangnya.

“Yang terpenting bagi kami selaku warga, bagaimana penanganan DBD ini. Karena banyak ibu-ibu yang khawatir, bahkan di Muara Jawa Tengah saya dengar sudah ditetapkan Desa Siaga,” imbuh Lilis.

 Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar mengaku baru mendengar info mengejutkan ini. Plt Kepala Dinkes Kukar, Arfan Boma langsung merespons cepat dengan menginstruksikan tim Dinkes turun ke lapangan. “Kita akan lakukan kroscek langsung. Yang pasti memang kalau dilakukan fogging tentunya tidak bisa. Karena kita tahu sendiri asapnya berbahaya bagi kesehatan. Kecuali di suatu daerah yang dipercaya ada penyebarannya, maka wilayah tersebut harus steril dulu dari warga,” tegasnya.


Penulis: */heriansyah

Editor: M.Huldi

 

Berita Terkait

KPU Kukar Sosialisasikan Persyaratan Dukungan Pencalonan Perseorangan

Mobil Boks Tabrak Motor di Bengalon yang Dikendarai Anak-Anak Hingga Meninggal Dunia

SK Larangan Usaha Pertamini dan BBM Eceran Keluar, Pemilik Usaha Diminta Habiskan Stok Tanpa Dijual

IRT Pengedar Narkoba di Balikpapan Diringkus Polisi, 67 Paket Sabu Disita

Monumen Taman Tuah Himba di Tenggarong Tergenang Air Cukup Tinggi, BPBD Kukar Kerahkan Anggota

Tiga Kapal Perang Angkut Kontingen Latsitarda Nusantara ke Kaltim, Ini Pesan Pj Gubernur ke Taruna dan Taruni

Sejumlah Bacalon Kepala Daerah di Kaltim Taaruf Bersama Gus Muhaimin

Tidak Ada Proses PHPU, KPU Kaltim Tetapkan Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Hari Ini

Singgung Program Merdeka Belajar di Hardiknas, Pj Gubernur Kaltim: Tidak Usah Lagi Ganti Kurikulum

Kejar Target Upacara Kemerdekaan di IKN, Infrastruktur Kelistrikan Dikebut

Nasib Ribuan THL di Kukar Disorot, DPRD Minta Pemkab Tindaklanjuti karena Belum Terlaporkan di LKPj 2023

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Menghina Sultan Kutai, Panglima Kijang Disidang Adat dan Mengaku Telah Bersalah

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.