Selasa, 19/11/2019
Selasa, 19/11/2019
Dinas PUPR Kaltim Senin (18/11) kemarin siang bersama aparat KP3 Samarinda saat mengecek salah satu pilar yang ditabrak tongkang, Minggu (17/11) malam lalu. ( Foto: Nancy/korankaltimcom)
Selasa, 19/11/2019
Dinas PUPR Kaltim Senin (18/11) kemarin siang bersama aparat KP3 Samarinda saat mengecek salah satu pilar yang ditabrak tongkang, Minggu (17/11) malam lalu. ( Foto: Nancy/korankaltimcom)
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Untuk kesekian kalinya, pilar Jembatan Mahakam kembali ditabrak tongkang batu bara. Bahkan kejadian Ahad (17/11/2019) malam lalu sekitar pukul 20.28 WITA, sempat membuat jembatan tertua di Samarinda itu bergoyang. Para pengendara yang sedang melintas di atas jembatan dibuat panik dan menghentikan laju kendaraan mereka.
Tongkang penabrak itu teridentifikasi bernama Bg Financia 37 yang ditarik tugboat (TB) Entebe Emerald 59 yang saat itu sedang melintas di bawah Jembatan Mahakam menuju jetty perusahaan tambang batu bara di wilayah Kutai Kartanegara (Kukar). Hanya dalam waktu sekejap, peristiwa itu pun menyebar luas melalui postingan di sejumlah media sosial (medsos).
Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut Plh Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Samarinda, Herdi Setiawan tidak menampik akan hal tersebut. Setelah mengetahui kejadian itu, pihaknya langsung melakukan pengecekan dan pencarian terhadap tugboat penarik tongkang tersebut. “Kami langsung mencari tugboat dan tongkang yang menabrak. Ternyata berada di jetty batu bara Kukar. Kemudian kami juga melihat langsung pilar yang ditabrak itu,” kata Herdi.
Sebelum menabrak pilar jembatan tersebut, tongkang baru saja bongkar batu bara di perairan Muara Berau dan hendak kembali ke jetty muat batu bara. Kejadian tersebut terekam kamera Closed Circuit Television (CCTV) yang terpasang di bawah Jembatan Mahakam. Terlihat jelas tidak ada kapal pandu maupun petugas assist yang membantu memandu tongkang.
Soal memandu menjadi kewenangan dari PT Pelindo IV. Namun, pada malam hari memang tidak terdapat jadwal memandu, karena jadwal hanya ada saat tongkang memuat batu bara. “Biasanya kalau ada muatan batu bara, baru menggunakan pandu. Tetapi, kalau memang nakhoda tidak yakin, tidak masalah memanggil pandu,” terangnya kepada wartawan, kemarin.
Lebih lanjut dikatakannya, sejauh ini, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap lima crew kapal dan seorang dari pihak agen. Termasuk memeriksa kelengkapan dokumen izin berlayar. “Dokumennya lengkap dan saat ini masih kami tarik sampai proses pemeriksaan selesai. Saat ini masih kami dalami lagi,” sebutnya. (*)
Penulis: */Nancy//Rusdi
Editor: Aspian Nur
Dinas PUPR Kaltim Senin (18/11) kemarin siang bersama aparat KP3 Samarinda saat mengecek salah satu pilar yang ditabrak tongkang, Minggu (17/11) malam lalu. ( Foto: Nancy/korankaltimcom)
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Untuk kesekian kalinya, pilar Jembatan Mahakam kembali ditabrak tongkang batu bara. Bahkan kejadian Ahad (17/11/2019) malam lalu sekitar pukul 20.28 WITA, sempat membuat jembatan tertua di Samarinda itu bergoyang. Para pengendara yang sedang melintas di atas jembatan dibuat panik dan menghentikan laju kendaraan mereka.
Tongkang penabrak itu teridentifikasi bernama Bg Financia 37 yang ditarik tugboat (TB) Entebe Emerald 59 yang saat itu sedang melintas di bawah Jembatan Mahakam menuju jetty perusahaan tambang batu bara di wilayah Kutai Kartanegara (Kukar). Hanya dalam waktu sekejap, peristiwa itu pun menyebar luas melalui postingan di sejumlah media sosial (medsos).
Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut Plh Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Samarinda, Herdi Setiawan tidak menampik akan hal tersebut. Setelah mengetahui kejadian itu, pihaknya langsung melakukan pengecekan dan pencarian terhadap tugboat penarik tongkang tersebut. “Kami langsung mencari tugboat dan tongkang yang menabrak. Ternyata berada di jetty batu bara Kukar. Kemudian kami juga melihat langsung pilar yang ditabrak itu,” kata Herdi.
Sebelum menabrak pilar jembatan tersebut, tongkang baru saja bongkar batu bara di perairan Muara Berau dan hendak kembali ke jetty muat batu bara. Kejadian tersebut terekam kamera Closed Circuit Television (CCTV) yang terpasang di bawah Jembatan Mahakam. Terlihat jelas tidak ada kapal pandu maupun petugas assist yang membantu memandu tongkang.
Soal memandu menjadi kewenangan dari PT Pelindo IV. Namun, pada malam hari memang tidak terdapat jadwal memandu, karena jadwal hanya ada saat tongkang memuat batu bara. “Biasanya kalau ada muatan batu bara, baru menggunakan pandu. Tetapi, kalau memang nakhoda tidak yakin, tidak masalah memanggil pandu,” terangnya kepada wartawan, kemarin.
Lebih lanjut dikatakannya, sejauh ini, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap lima crew kapal dan seorang dari pihak agen. Termasuk memeriksa kelengkapan dokumen izin berlayar. “Dokumennya lengkap dan saat ini masih kami tarik sampai proses pemeriksaan selesai. Saat ini masih kami dalami lagi,” sebutnya. (*)
Penulis: */Nancy//Rusdi
Editor: Aspian Nur
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.