Minggu, 23/07/2017

Komnas PA Ajak Selamatkan Anak dari Paham Radikalisme

Minggu, 23/07/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Komnas PA Ajak Selamatkan Anak dari Paham Radikalisme

Minggu, 23/07/2017

SAMARINDA - Momentum peringatan Hari Anak Nasional yang di peringati pada Minggu, 23 Juli 2017 kemarin, menurut Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait tepat untuk menyampaikan pesan moral, menyelematkan anak dari paham radikalisme, kebencian, intoleransi, dan kekerasan dalam bentuk apapun.

Data Komnas PA menyebut, terjadi peningkatan pelanggaran terhadap anak di Indonesia. Kekerasan yang didapatkan seperti penyiksaan, penelantaran, eksploitasi seksual komersial dan ekonomi, kejahatan seksual bergerombol (geng rape), kekerasan fisik, prostitusi anak, perdagangan dan penculikan anak untuk tujuan seksual, adopsi illegal dan kasus-kasus perundungan (bully) pada tahap mengkhawatirkan. Indonesia saat ini  berada pada posisi darurat kejahatan terhadap anak.

“Anak-anak tidak lagi dianggap sebagai manusia yang mempunyai hak asasi. Anak sudah dianggap sebagai alternatif ekonomi keluarga. Kekerasan terhadap anak baik secara fisik dan seksual sebarannya terjadi dimana-mana. Anak-anak Indonesia saat ini  sedang berada pada posisi tidak nyaman dan aman,” ujar Arist Minggu (23/7) kemarin.

Ia membeber, sakig minimnya perlindungan, rumah, sekolah, ruang publik bahkan lingkungan sosial anak dalam kenyataan justru telah menjadi ancaman dan tidak lagi ramah serta bersahabat.

Kejahatan dalam bentuk lain yang sangat menakutkan dan menjadi ancaman bagi masa depan anak dan kesatuan bangsa  adalah maraknya penanaman paham radikalisme, intoleransi, kebencian, kekerasan dan persekusi dikalangan anak baik diruang kelas, ruang publik maupun di lingkungan sosial anak. Banyak  anak-anak diajarkan kebencian melalui pelibatan anak-anak dalam aksi demonstrasi dan kegiatan politik orang dewasa yang dibungkus dengan identitas agama.  Tak sedikit pula lanjut Arist, anak yang menaruh permusuhan terhadap perbedaan. 

“Bila situasi ini dibiarkan oleh negara, dikawatirkan akan muncul perprcahan dan menimbulkan prilaku kekerasan diantars sesama anak.  Meningkatnya kasus kekerasan dalam bentuk perundungan (bulying) yang baru-baru ini terjadi adalah salah satu contoh bentuk kekerasan yang sudah dianggap sebagai candaan dan dianggap sebagai  solusi terhadap perbedaan,” paparnya.

Menyikapi hal tersebut, Komnas PA, melalui momentum Hari Anak Nasional, menyerukan kepada semua elemen masyarakat, pemegang kuasa untuk menyelamtkan masadepan anak Indonesia. Sebagai upaya memutus mata rantai kekerasan terhadap anak dan menangkal penanamam paham radikalisme, intoleransi, kebencian dan persekusi dikalangan anak,perlindungan anak harus dimulai dari keluarga. (rs)


Komnas PA Ajak Selamatkan Anak dari Paham Radikalisme

Minggu, 23/07/2017

Berita Terkait


Komnas PA Ajak Selamatkan Anak dari Paham Radikalisme

SAMARINDA - Momentum peringatan Hari Anak Nasional yang di peringati pada Minggu, 23 Juli 2017 kemarin, menurut Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait tepat untuk menyampaikan pesan moral, menyelematkan anak dari paham radikalisme, kebencian, intoleransi, dan kekerasan dalam bentuk apapun.

Data Komnas PA menyebut, terjadi peningkatan pelanggaran terhadap anak di Indonesia. Kekerasan yang didapatkan seperti penyiksaan, penelantaran, eksploitasi seksual komersial dan ekonomi, kejahatan seksual bergerombol (geng rape), kekerasan fisik, prostitusi anak, perdagangan dan penculikan anak untuk tujuan seksual, adopsi illegal dan kasus-kasus perundungan (bully) pada tahap mengkhawatirkan. Indonesia saat ini  berada pada posisi darurat kejahatan terhadap anak.

“Anak-anak tidak lagi dianggap sebagai manusia yang mempunyai hak asasi. Anak sudah dianggap sebagai alternatif ekonomi keluarga. Kekerasan terhadap anak baik secara fisik dan seksual sebarannya terjadi dimana-mana. Anak-anak Indonesia saat ini  sedang berada pada posisi tidak nyaman dan aman,” ujar Arist Minggu (23/7) kemarin.

Ia membeber, sakig minimnya perlindungan, rumah, sekolah, ruang publik bahkan lingkungan sosial anak dalam kenyataan justru telah menjadi ancaman dan tidak lagi ramah serta bersahabat.

Kejahatan dalam bentuk lain yang sangat menakutkan dan menjadi ancaman bagi masa depan anak dan kesatuan bangsa  adalah maraknya penanaman paham radikalisme, intoleransi, kebencian, kekerasan dan persekusi dikalangan anak baik diruang kelas, ruang publik maupun di lingkungan sosial anak. Banyak  anak-anak diajarkan kebencian melalui pelibatan anak-anak dalam aksi demonstrasi dan kegiatan politik orang dewasa yang dibungkus dengan identitas agama.  Tak sedikit pula lanjut Arist, anak yang menaruh permusuhan terhadap perbedaan. 

“Bila situasi ini dibiarkan oleh negara, dikawatirkan akan muncul perprcahan dan menimbulkan prilaku kekerasan diantars sesama anak.  Meningkatnya kasus kekerasan dalam bentuk perundungan (bulying) yang baru-baru ini terjadi adalah salah satu contoh bentuk kekerasan yang sudah dianggap sebagai candaan dan dianggap sebagai  solusi terhadap perbedaan,” paparnya.

Menyikapi hal tersebut, Komnas PA, melalui momentum Hari Anak Nasional, menyerukan kepada semua elemen masyarakat, pemegang kuasa untuk menyelamtkan masadepan anak Indonesia. Sebagai upaya memutus mata rantai kekerasan terhadap anak dan menangkal penanamam paham radikalisme, intoleransi, kebencian dan persekusi dikalangan anak,perlindungan anak harus dimulai dari keluarga. (rs)


 

Berita Terkait

Sejumlah Bacalon Kepala Daerah di Kaltim Taaruf Bersama Gus Muhaimin

Tidak Ada Proses PHPU, KPU Kaltim Tetapkan Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Hari Ini

Singgung Program Merdeka Belajar di Hardiknas, Pj Gubernur Kaltim: Tidak Usah Lagi Ganti Kurikulum

Kejar Target Upacara Kemerdekaan di IKN, Infrastruktur Kelistrikan Dikebut

Nasib Ribuan THL di Kukar Disorot, DPRD Minta Pemkab Tindaklanjuti karena Belum Terlaporkan di LKPj 2023

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Menghina Sultan Kutai, Panglima Kijang Disidang Adat dan Mengaku Telah Bersalah

ASN yang Mencalonkan Diri Sebagai Kepala Daerah Bakal Ditindak BKD Kaltim

Hendak ke Balikpapan, Rombongan Dispusip Berau Kecelakaan di Kelay Pagi Tadi, Lima Orang Luka-Luka

Sistem Transportasi Cerdas akan Diterapkan di IKN

Satu Rumah Warga di Balikpapan Rubuh Imbas Hujan Deras Pagi Tadi

Alasannya Cemburu, Pria di Otista Samarinda Ini Aniaya Istri Siri Hingga Diancam dengan Badik

ETLE Sudah Diberlakukan di Kutai Kartanegara, Kendaraan Dinas Hingga Pejabat Publik Sudah Ada yang Ditilang

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.