Rabu, 15/08/2018

Nelayan Tarakan Terapung di Laut Semalaman, Mendayung Satu Tangan hingga Jam 6 Pagi

Rabu, 15/08/2018

Samsuddin sesaat setelah sampai di rumah yang berada di RT 01 Kelurahan Selumit Pantai. Sebelumnya bapak 4 anak ini terombang ambing di laut selama semalam karena perahu ketinting yang dinaikinya diterjang badai.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Nelayan Tarakan Terapung di Laut Semalaman, Mendayung Satu Tangan hingga Jam 6 Pagi

Rabu, 15/08/2018

logo

Samsuddin sesaat setelah sampai di rumah yang berada di RT 01 Kelurahan Selumit Pantai. Sebelumnya bapak 4 anak ini terombang ambing di laut selama semalam karena perahu ketinting yang dinaikinya diterjang badai.

TARAKAN – Musibah di lautan kembali menerpa nelayan. Badai yang terjadi pada Senin (13/8) pukul 22.00 Wita itu membuat perahu ketinting milik Samsuddin terbalik. 

Warga RT 1 Kelurahan Selumit Pantai itu terpaksa berjuang sendirian saat perahu yang digunakan untuk merawai dihembas gelombang dan terbalik di perairan Tarakan Senin malam.

Dengan menaiki tutup boks ikan yang terbuat dari plastik, bapak 4 anak ini akhirnya selamat setelah ketemu seorang nelayan di bibir pantai Amal.

Kisah pilu ini diceritakan sang istri, Lina di kediaman mereka pada Selasa siang (15/8) saat sejumlah wartawan mendatangi rumahnya. Samsuddin yang kelelahan terlihat tidur nyenyak di kamar dan sang istri enggan untuk membangunkan karena pada saat ditemukan dalam kondisi syok.

 “Waktu berangkat tidak ada angina dan mendung, tetapi malam langsung ada badai dan bapak pasang tenda di perahunya sehingga tidak tahu kalau ada badai. Bapak merawai, mancing ikan dengan menggunakan mata pancing yang banyak,” ungkapnya.

Pada saat badai, perahu kecil yang dinaiki Samsuddin terbalik bersama mesin, HP, dan surat-surat nelayan. Saat terapung, bapak 4 anak ini selalu berteriak minta tolong saat ada kapal nelayan melintas namun tidak pernah digubris.

“Banyak saja yang lewat kapal rumput laut tetapi tidak ada yang menolong, bapak berada di atas tutup boks fiber sambil berenang ke pinggir. Bapak mendayung sendiri dengan tangan sampai pukul 06.00 Wita pagi hari dan ditemukan oleh seorang pemuda yang kebetulan melintas di dekat bapak,” urainya.

Saat ditemukan, Samsuddin dalam kondisi yang sudah sangat lemas karena tidak tidur semalaman dan berusaha mendayung ke pinggir, karena jika tidak mendayung akan terbawa arus ke laut lepas. Dalam beberapa hari terakhir, Lina mengaku memiliki perasaan yang tidak enak, mau bekerja lemas dan selalu cemas.

“Cuma saya diam-diam saja, sebenarnya ada perasahaan tidak enak. Bapak mengeluh pusing, dan ada lecet-lecet tetapi sudah diobati nanti kalau sudah sore mau saya bawa ke dokter praktek karena bapak saat ini masih tidur, tadi pulang ke rumah ini pakai angkot pukul 11.00 Wita terus minum obat penenang dan tidur,” bebernya.

Menjadi nelayan rawai menjadi satu-satunya aktivitas yang dilakukan Samsuddin dalam memberikan nafkah keluarga, biasnya ikan yang didapat seperti ikan kakap, merah, putih, dan ikan – ikan dasar lainya. 

Berdasarkan citra satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan menujukan bahwa pasa Senin malam lalu terjadi cuaca ekstrem di perairan Tarakan, yang mengakibatkan terjadinya hujan petir, dan hembusan angin yang cukup kencang.

“Memang tadi malam terjadi hujan lebat beserta angin kencang, kilat, dan guntur pada pukul 20.00 Wita malam durasinya 1 jam, tetapi menjelang larut malam terjadi lagi hujan dengan disertai angin kencang dengan kecepatan 43 knot sehingga bisa dibilang cukup ekstrem,” kata prakirawan BMKG Tarakan, Wiliam Sinaga.

Lebih lanjut dikatakan Wiliam, pihaknya sudah memberikan peringatan dini melalui group WA bahkan sepanjang hari senin kemarin beberapa kali pihaknya melakukan update peringatan dini cuaca ekstrem. Namun karena jangkauan sosialisasinya yang masih terbatas sehingga tidak smeua nelayan bisa mengaksesnya.

“Kondisi cuaca seperti ini masih berpotensi terjadi selama 3 hari ke depan, sehingga diharapkan semua pihak untuk waspada baik itu nelayan, pelayaran maupun yang berada di darat tetap juga harus waspada jika ada hujan deras yang disertai angin dan petir, karena cukup membahayakan,” pungkasnya. (yan)


Nelayan Tarakan Terapung di Laut Semalaman, Mendayung Satu Tangan hingga Jam 6 Pagi

Rabu, 15/08/2018

Samsuddin sesaat setelah sampai di rumah yang berada di RT 01 Kelurahan Selumit Pantai. Sebelumnya bapak 4 anak ini terombang ambing di laut selama semalam karena perahu ketinting yang dinaikinya diterjang badai.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.