Kamis, 18/10/2018

2018 Kelatung Alat Tradisi Tidung Pecahkan Rekor Muri

Kamis, 18/10/2018

PROSESI : Salah satu proses adat tidung, yakni bepupur pengantin. ( SULAIMAN/Koran Kaltara )

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

2018 Kelatung Alat Tradisi Tidung Pecahkan Rekor Muri

Kamis, 18/10/2018

logo

PROSESI : Salah satu proses adat tidung, yakni bepupur pengantin. ( SULAIMAN/Koran Kaltara )

MALINAU – Buan hanya Lembaga Adat Dayak Lundayeh yang mendapatkan Rekor Muri pada Selasa (16/10),  tetapi Lembaga Adat Besar Tidung (LABT) Kabupaten Malinau juga memecahkan Rekor Muri kategori membuat kelatung (kentongan,red) kayu sebanyak 2018 buah dan bepupur bersama sebanyak 200 orang, pada Rabu (17/10). 

Ketua LABT Kabupaten Malinau  Edy Marwan mengatakan, bahwa 2 Rekor Muri itu yang pertama kali sepanjang penyelenggaraan Irau Kabupaten Malinau. 

“Ini merupakan sejarah bagi kami masyarakat Tidung. Karena baru pertama kali memecahkan rekor dengan membuat kelatung itu,” kata Edy, Rabu 17/10). 

Dia mengatakan, pembuatannya melibatkan beberapa kecamatan di Malinau. Bahkan, pemasangan kelatung cukup menyita waktu panjang. 

“Kami menyiapkan kelatung ini sejak beberapa bulan lalu dan memasangnya di lapangan dari jam 12 malam hingga jam 5 pagi,” sebutnya. 

Dalam proses pembuatannya, kata dia, pihaknya hanya menargetkan 2018 buah, tetapi setelah jadi,  ternyata melebihi target. “Sebenarnya kami targetkan 2018 buah. Tapi nyatanya 2050 buah,” katanya.

Dia menjelaskan,  filosifi jumlah kelatung itu bermakna kelompok atau kesatuan lembaga tidung yang disingkat Kelatung. Tetapi, untuk alatnya memang sejak dulu dipergunakan orang tua dan terbuat dari kayu. 

“Dengan pukulan-pukulan yang merupakan simbol atau tanda. Diantaranya, jika dipukuli lima kali, tandanya ada yang meninggal di kampung. Kalau pukulannya sedang, itu pekerjaan atau gotong royong (tenguyun) seperti kerja di ladang. Nah jika pukulannya cepat tentu itu pertanda ada kejadian atau kebakaran,” beber dia. Sedangkan bepupur, lanjut Edy, merupakan salah bagian tradisi yang dipergunakan ketika seorang pemuda yang akan mengakhiri masa lajangnya. 

“Sebelum akad nikah itu, calon pria pengantin itu di pupur yang pupurnya datang dari pihak wanita. Kemudian setelah prianya di pupur, maka, pupur itu dibawa kembali ke pihak wanitanya untuk dipergunakan. Artinya ada tukar menukar,” jelasnya. 

Makna dari bepupur itu sendiri, kata dia, mengibaratkan kesejukan air zam-zam yang ada di tanah Mekkah.Begitupula dengan pupur yang diberikan kedua belah pihak mempelai tersebut. 

“Artinya memberikan tanda kesejukan hati dari kedua mempelai pengantin itu sendiri,” ungkapnya. 

Sementara itu, Dewan Muri Yusuf Gadri mengatakan, bahwa sebenarnya kelatung itu adalah alat komunikasi tradisional yang kerapkali digunakan di semua daerah di Indonesia. 

“Suatu hal pengiriman atau isyarat ketukan dan ritme serta frekuensi dari jarak jauh ketika memang satu pilihan pesan, mari berkmpul, pesta dan sebagainya. Tapi ini adalah bagian melestarikan budaya kita,” ungkapnya. 

Masyarakat Lembaga Adat Besar Tidung, kata dia, mendedikasikan dengan jumlah angka yang saat ini sedang berlangsung. Seperti angka 9 adalah Pesta Irau. Sedangkan angka 2018 adalah tahun dan angka 19 merupakan Hari Ulang Tahun Kabupaten Malinau.  “Ya, ini mungkin salah satu cara kita melestarikan tradisional,” katanya. 

Menurut dia, apa yang telah disajikan dalam Rekor Muri seperti bepupur merupakan suatu tradisi yang memang patut dikembangkan. 

“Apalagi dilihat tadi adanya kegotongroyongan keluarga besar yang membawa anaknya untuk ke pelaminan. Tentu sangat luar biasa dan jika ke Pancasila terdapat eka sila yaitu gotong royong yang merupakan jati diri bangsa Indonesia,” pungkasnya. (man218)

2018 Kelatung Alat Tradisi Tidung Pecahkan Rekor Muri

Kamis, 18/10/2018

PROSESI : Salah satu proses adat tidung, yakni bepupur pengantin. ( SULAIMAN/Koran Kaltara )

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.