Jumat, 03/11/2017

Setahun, Rp1,6 Miliar Hanya untuk Pakan

Jumat, 03/11/2017

Dilindungi: Sejumlah beruang madu yang ada dalam konservasi BOSF Samboja tengah bermain. Beruang Madu satwa langka yang dilindungi. Sedikitnya 45 ekor dalam perawatan. (FOTO: RIAN/KK)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Setahun, Rp1,6 Miliar Hanya untuk Pakan

Jumat, 03/11/2017

logo

Dilindungi: Sejumlah beruang madu yang ada dalam konservasi BOSF Samboja tengah bermain. Beruang Madu satwa langka yang dilindungi. Sedikitnya 45 ekor dalam perawatan. (FOTO: RIAN/KK)

TENGGARONG - Keberadaan BOSF Samboja Lestari bukan hanya menjadi pusat konservasi Orangutan (Pongo Pygmaeus Morio) saja, lembaga internasional itu juga menjadi tempat Konservasi Beruang Madu (helarctos malayanus) titipan pihak tertentu.

Seperti orangutan, perlakuan BOSF terhadap Beruang Madu juga sama. Setiap individu akan dilepas liarkan ke habitat aslinya kelak.

Menjadi penampung satwa dilin­dungi ternyata memerlukan, tak cuma tenaga, kehalian tapi juga dana. Untuk makan saja, BOSF menghabiskan dana mencapai Rp1,6 miliar setahun. “BOSF ini tempat konservasi Orangutan, tapi kita dititipkan oleh pemerintah untuk merawat Beruang Madu yang juga termasuk hewan dilindungi, “ kata Pemandu BOSF Samboja, Imam saat memandu kunjungan wartawan ke BOSF Samboja Lestari.

Jumlah Beruang Madu yang sampai saat ini menjadi beban BOSF Lestari berjumlah 45 ekor. Dari seluruhnya, satwa tertua berumur 36 tahun, sedangkan termuda berumur 8 tahun.

Untuk biaya makan diperkirakan per-ekor menghabiskan dana mencapai Rp3 juta perbulan.

“Makanannya kan buah, sayur dan food dog kemasan, kita tidak boleh memberikan daging mentah, karena akan merangsang beruang semakin beringas,” ujarnya.

Dari manakah BOSF mendapatkan dana untuk merawat beruang madu tersebut? Imam menjelaskan,  dana yang didapat dari lembaga donatur yang berasal dari negara asing, serta pendapatan dari setiap adanya kunjungan orang yang datang ke BOSF Lestari. 

“Kita sudah pernah meminta bantuan ke pemerintah daerah, akan tetapi sampai sekarang belum ada respon, “ujarnya.

Imam menjelaskan, tidak sembarangan orang bisa mengunjungi BOSF lestari. Alasannya karena tempat tersebut bukan tempat wisata, tapi tempat konservasi satwa liar. Masuk ke wilayah penangkaran BOSF harus mendapatkan izin dari pengurus di tingkat pusat. “Siapa pun orang asalkan belum mendapat izin masuk, pasti kita tolak berkunjung ke BOSF, “ ujar dia. 

Imam menambahkan dari data kunjungan terbanyak kunjungan kebanyakan dari negara-negara di Benua Eropa. Sementara untuk negara di Benua Asia masih minim. 

“Setiap kunjungan dikenakan donasi Rp500 ribu per orang, donasi tersebut untuk membantu pengeluaran operasional rutin BOSF,” pungkasnya. (ran)


Setahun, Rp1,6 Miliar Hanya untuk Pakan

Jumat, 03/11/2017

Dilindungi: Sejumlah beruang madu yang ada dalam konservasi BOSF Samboja tengah bermain. Beruang Madu satwa langka yang dilindungi. Sedikitnya 45 ekor dalam perawatan. (FOTO: RIAN/KK)

Berita Terkait


Setahun, Rp1,6 Miliar Hanya untuk Pakan

Dilindungi: Sejumlah beruang madu yang ada dalam konservasi BOSF Samboja tengah bermain. Beruang Madu satwa langka yang dilindungi. Sedikitnya 45 ekor dalam perawatan. (FOTO: RIAN/KK)

TENGGARONG - Keberadaan BOSF Samboja Lestari bukan hanya menjadi pusat konservasi Orangutan (Pongo Pygmaeus Morio) saja, lembaga internasional itu juga menjadi tempat Konservasi Beruang Madu (helarctos malayanus) titipan pihak tertentu.

Seperti orangutan, perlakuan BOSF terhadap Beruang Madu juga sama. Setiap individu akan dilepas liarkan ke habitat aslinya kelak.

Menjadi penampung satwa dilin­dungi ternyata memerlukan, tak cuma tenaga, kehalian tapi juga dana. Untuk makan saja, BOSF menghabiskan dana mencapai Rp1,6 miliar setahun. “BOSF ini tempat konservasi Orangutan, tapi kita dititipkan oleh pemerintah untuk merawat Beruang Madu yang juga termasuk hewan dilindungi, “ kata Pemandu BOSF Samboja, Imam saat memandu kunjungan wartawan ke BOSF Samboja Lestari.

Jumlah Beruang Madu yang sampai saat ini menjadi beban BOSF Lestari berjumlah 45 ekor. Dari seluruhnya, satwa tertua berumur 36 tahun, sedangkan termuda berumur 8 tahun.

Untuk biaya makan diperkirakan per-ekor menghabiskan dana mencapai Rp3 juta perbulan.

“Makanannya kan buah, sayur dan food dog kemasan, kita tidak boleh memberikan daging mentah, karena akan merangsang beruang semakin beringas,” ujarnya.

Dari manakah BOSF mendapatkan dana untuk merawat beruang madu tersebut? Imam menjelaskan,  dana yang didapat dari lembaga donatur yang berasal dari negara asing, serta pendapatan dari setiap adanya kunjungan orang yang datang ke BOSF Lestari. 

“Kita sudah pernah meminta bantuan ke pemerintah daerah, akan tetapi sampai sekarang belum ada respon, “ujarnya.

Imam menjelaskan, tidak sembarangan orang bisa mengunjungi BOSF lestari. Alasannya karena tempat tersebut bukan tempat wisata, tapi tempat konservasi satwa liar. Masuk ke wilayah penangkaran BOSF harus mendapatkan izin dari pengurus di tingkat pusat. “Siapa pun orang asalkan belum mendapat izin masuk, pasti kita tolak berkunjung ke BOSF, “ ujar dia. 

Imam menambahkan dari data kunjungan terbanyak kunjungan kebanyakan dari negara-negara di Benua Eropa. Sementara untuk negara di Benua Asia masih minim. 

“Setiap kunjungan dikenakan donasi Rp500 ribu per orang, donasi tersebut untuk membantu pengeluaran operasional rutin BOSF,” pungkasnya. (ran)


 

Berita Terkait

SK Larangan Usaha Pertamini dan BBM Eceran Keluar, Pemilik Usaha Diminta Habiskan Stok Tanpa Dijual

IRT Pengedar Narkoba di Balikpapan Diringkus Polisi, 67 Paket Sabu Disita

Monumen Taman Tuah Himba di Tenggarong Tergenang Air Cukup Tinggi, BPBD Kukar Kerahkan Anggota

Tiga Kapal Perang Angkut Kontingen Latsitarda Nusantara ke Kaltim, Ini Pesan Pj Gubernur ke Taruna dan Taruni

Sejumlah Bacalon Kepala Daerah di Kaltim Taaruf Bersama Gus Muhaimin

Tidak Ada Proses PHPU, KPU Kaltim Tetapkan Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Hari Ini

Singgung Program Merdeka Belajar di Hardiknas, Pj Gubernur Kaltim: Tidak Usah Lagi Ganti Kurikulum

Kejar Target Upacara Kemerdekaan di IKN, Infrastruktur Kelistrikan Dikebut

Nasib Ribuan THL di Kukar Disorot, DPRD Minta Pemkab Tindaklanjuti karena Belum Terlaporkan di LKPj 2023

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Menghina Sultan Kutai, Panglima Kijang Disidang Adat dan Mengaku Telah Bersalah

ASN yang Mencalonkan Diri Sebagai Kepala Daerah Bakal Ditindak BKD Kaltim

Hendak ke Balikpapan, Rombongan Dispusip Berau Kecelakaan di Kelay Pagi Tadi, Lima Orang Luka-Luka

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.