Senin, 28/08/2017
Senin, 28/08/2017
JASAD Yosep saat ditemukan di semak belukar, di area kebun sawit perusahaan, di Long Hubung, Kabupaten Mahakam Ulu.
Senin, 28/08/2017
JASAD Yosep saat ditemukan di semak belukar, di area kebun sawit perusahaan, di Long Hubung, Kabupaten Mahakam Ulu.
MAHAKAM ULU - Tiga hari Yosep Lao (35), dilaporkan tidak pulang kembali ke mess karyawan PT Setia Agro Abadi (SAA), di kampung Matalibaq, Kecamatan Long Hubung, Kabupaten Mahakam Ulu. Akhirnya, Sabtu (26/8) lalu, dia ditemukan tidak bernyawa.
Tidak pulangnya Lao, bikin cemas karyawan dan warga kampung. Mereka berupaya mencari ke seluruh area perusahaan, menyisir setiap areal pohon sawit milik perusahaan.
Pencarian berbuah hasil. Pada Sabtu (26/8) lalu sekira pukul 07.30 Wita, pria asal Flores Nusa Tenggara Timur itu, ditemukan tidak bernyawa. Jasadnya terbujur kaku, dengan posisi tengkurap di semak belukar. Manajemen perusahan melaporkan temuan jasad Yosep, ke kepolisian.
“Atas laporan itu, anggota kami pun menuju lokasi penemuan, dan
melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara),” kata Kepala Polsek Long Hubung, AKP Purwanto, Minggu (27/8) kemarin.
Sementara Kanit Reskrim Polsek Long Hubung Aiptu Roben Thomas lebih jauh menjelaskan, korban merupakan karyawan Afdeling I PT SAA. Hasil olah TKP dan juga pemeriksaan awal medis pada jasad korban, ditemukan luka di pelipis kiri, yang diduga akibat hantaman benda tumpul
“Ada juga luka jerat di leher dan lebam di siku korban. Tim forensik Satreskrim Polres Kubar membawa jasad korban untuk dilakukan pemeriksaan forensik atau autopsi, ke RSUD Abdul Wahab Syachranie di Samarinda. Diperkirakan korban telah meninggal dunia lebih dari 3 hari,” kata Thomas, dikonfirmasi Minggu (27/8) petang kemarin.
Dia menerangkan, polisi masih menunggu hasil autopsi atas jasad korban, sambil melakukan penyelidikan. “Jasad korban dibawa lewat Sungai Mahakam menuju Pelabuhan Tering (Kecamatan Tering, Kabupaten Kubart), dan lanjut ke Samarinda melalui jalur darat,” demikian Roben.
“Kalau dari kabar yang kita dapat dari saudara-saudara di kampung, korban itu diduga meninggal dunia karena penganiayaan atau sengaja dibunuh. Soalnya luka di badannya, sama bekas jerat di lehernya, bisa jadi bukti,” ujar Dominikus Bayau, putra Kampung Matalibaq yang kini berdomisili di Busur, Kelurahan Barong Tongkok, Kubar, dikonfirmasi terpisah malam tadi. (imr)
JASAD Yosep saat ditemukan di semak belukar, di area kebun sawit perusahaan, di Long Hubung, Kabupaten Mahakam Ulu.
MAHAKAM ULU - Tiga hari Yosep Lao (35), dilaporkan tidak pulang kembali ke mess karyawan PT Setia Agro Abadi (SAA), di kampung Matalibaq, Kecamatan Long Hubung, Kabupaten Mahakam Ulu. Akhirnya, Sabtu (26/8) lalu, dia ditemukan tidak bernyawa.
Tidak pulangnya Lao, bikin cemas karyawan dan warga kampung. Mereka berupaya mencari ke seluruh area perusahaan, menyisir setiap areal pohon sawit milik perusahaan.
Pencarian berbuah hasil. Pada Sabtu (26/8) lalu sekira pukul 07.30 Wita, pria asal Flores Nusa Tenggara Timur itu, ditemukan tidak bernyawa. Jasadnya terbujur kaku, dengan posisi tengkurap di semak belukar. Manajemen perusahan melaporkan temuan jasad Yosep, ke kepolisian.
“Atas laporan itu, anggota kami pun menuju lokasi penemuan, dan
melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara),” kata Kepala Polsek Long Hubung, AKP Purwanto, Minggu (27/8) kemarin.
Sementara Kanit Reskrim Polsek Long Hubung Aiptu Roben Thomas lebih jauh menjelaskan, korban merupakan karyawan Afdeling I PT SAA. Hasil olah TKP dan juga pemeriksaan awal medis pada jasad korban, ditemukan luka di pelipis kiri, yang diduga akibat hantaman benda tumpul
“Ada juga luka jerat di leher dan lebam di siku korban. Tim forensik Satreskrim Polres Kubar membawa jasad korban untuk dilakukan pemeriksaan forensik atau autopsi, ke RSUD Abdul Wahab Syachranie di Samarinda. Diperkirakan korban telah meninggal dunia lebih dari 3 hari,” kata Thomas, dikonfirmasi Minggu (27/8) petang kemarin.
Dia menerangkan, polisi masih menunggu hasil autopsi atas jasad korban, sambil melakukan penyelidikan. “Jasad korban dibawa lewat Sungai Mahakam menuju Pelabuhan Tering (Kecamatan Tering, Kabupaten Kubart), dan lanjut ke Samarinda melalui jalur darat,” demikian Roben.
“Kalau dari kabar yang kita dapat dari saudara-saudara di kampung, korban itu diduga meninggal dunia karena penganiayaan atau sengaja dibunuh. Soalnya luka di badannya, sama bekas jerat di lehernya, bisa jadi bukti,” ujar Dominikus Bayau, putra Kampung Matalibaq yang kini berdomisili di Busur, Kelurahan Barong Tongkok, Kubar, dikonfirmasi terpisah malam tadi. (imr)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.