Selasa, 15/01/2019
Selasa, 15/01/2019
Pegiat Komunitas Pemuda Hijrah Balikpapan Yuk Ngopi
Selasa, 15/01/2019
Pegiat Komunitas Pemuda Hijrah Balikpapan Yuk Ngopi
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Komunitas Yuk Ngobrol Pemikiran Islam (Ngopi) Balikpapan meminta kepada masyarakat menahan diri menyikapi situasi politik jelang Pemilu 2019. Pemilihan kepala negara seharusnya disambut dengan penuh persaudaraan dan tidak terpecah belah menjadi kelompok-kelompok.
"Terkait agenda Politik praktis Pemilu 2019 bahwa siapapun yang menjadi pemimpin nanti seyogyanya persatuan ukuwah Islamiyah kita tidak menjadi pecah. Siapapun pemimpinnya itu jangan sampai kita sesama muslim menjadi terpecah bahkan terjadi kerusuhan tentu itu akan sangat disayangkan terkadang kita sesama muslim sama Tuhannya satu Al-qurannya sama Nabinya sama tetapi saling mencela dan saling menghina bahkan muncul istilah Kecebong dan Kampret," ungkap Edwin, pegiat Komunitas Pemuda Hijrah Balikpapan Yuk Ngopi Balikpapan kepada korankaltim.com Selasa (15/1/2019) siang tadi.
Situasi yang terjadi saat ini harus disikapi dengan bijak oleh masyakat. "Apakah itu menjadi baik dihadapan Allah (perpecahan) nantinya tentunya tidak. Karena itu sesuai ajaran Islam perlu persatuan ukuwah Islamiyah jangan sampai even lima tahun sekali hanya menjadi ajang perpecahan padahal Rasulullah membangun peradaban agar manusia menjadi satu," paparnya.
Edwin juga menyinggung penyebaran hoax yang terjadi di media sosial. Warganet diminta untuk tidak mudah membagikan konten-konten yang sumbernya tidak jelas. "Terkait situasi politik saat ini bahwa untuk berhati-hati terhadap terhadap informasi di media sosial karena mudahnya informasi yang belum jelas kebenarannya langsung dishare ke group atau komunitas media sosial karena ini salah satu perbuatan bohong. Perbuatan bohong ini yang akan dihisab oleh Alloh pada saat nanti kelak," ucap Edwin lagi.
Karena itulah masyarakat Kalimantan Timur diminta untuk bisa menahan diri membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya atau berita hoax. "Jika memang kabar itu benar apakah berita itu bermanfaat atau malah justru berpotensi memecah belah keutuhan antar agama itu yang tidak diperbolehkan," pungkasnya. (*)
Penulis : Yudi Hadi
Editor: Aspian Nur
Pegiat Komunitas Pemuda Hijrah Balikpapan Yuk Ngopi
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Komunitas Yuk Ngobrol Pemikiran Islam (Ngopi) Balikpapan meminta kepada masyarakat menahan diri menyikapi situasi politik jelang Pemilu 2019. Pemilihan kepala negara seharusnya disambut dengan penuh persaudaraan dan tidak terpecah belah menjadi kelompok-kelompok.
"Terkait agenda Politik praktis Pemilu 2019 bahwa siapapun yang menjadi pemimpin nanti seyogyanya persatuan ukuwah Islamiyah kita tidak menjadi pecah. Siapapun pemimpinnya itu jangan sampai kita sesama muslim menjadi terpecah bahkan terjadi kerusuhan tentu itu akan sangat disayangkan terkadang kita sesama muslim sama Tuhannya satu Al-qurannya sama Nabinya sama tetapi saling mencela dan saling menghina bahkan muncul istilah Kecebong dan Kampret," ungkap Edwin, pegiat Komunitas Pemuda Hijrah Balikpapan Yuk Ngopi Balikpapan kepada korankaltim.com Selasa (15/1/2019) siang tadi.
Situasi yang terjadi saat ini harus disikapi dengan bijak oleh masyakat. "Apakah itu menjadi baik dihadapan Allah (perpecahan) nantinya tentunya tidak. Karena itu sesuai ajaran Islam perlu persatuan ukuwah Islamiyah jangan sampai even lima tahun sekali hanya menjadi ajang perpecahan padahal Rasulullah membangun peradaban agar manusia menjadi satu," paparnya.
Edwin juga menyinggung penyebaran hoax yang terjadi di media sosial. Warganet diminta untuk tidak mudah membagikan konten-konten yang sumbernya tidak jelas. "Terkait situasi politik saat ini bahwa untuk berhati-hati terhadap terhadap informasi di media sosial karena mudahnya informasi yang belum jelas kebenarannya langsung dishare ke group atau komunitas media sosial karena ini salah satu perbuatan bohong. Perbuatan bohong ini yang akan dihisab oleh Alloh pada saat nanti kelak," ucap Edwin lagi.
Karena itulah masyarakat Kalimantan Timur diminta untuk bisa menahan diri membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya atau berita hoax. "Jika memang kabar itu benar apakah berita itu bermanfaat atau malah justru berpotensi memecah belah keutuhan antar agama itu yang tidak diperbolehkan," pungkasnya. (*)
Penulis : Yudi Hadi
Editor: Aspian Nur
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.