Selasa, 30/07/2019
Selasa, 30/07/2019
Rahmah Sartika Dewi
Selasa, 30/07/2019
Rahmah Sartika Dewi
KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar memastikan tidak akan terjadi kenaikan harga daging sapi yang drastis menjelang Hari Raya Iduladha 1440 H mengingat stok masih banyak di pasaran.
Kasi Pengembangan Perdagangan, Rahmah Sartika Dewi, mengatakan euforia masyarakat menyambut hari raya kurban jelas berbeda dengan Idulfitri.
Rahmah menerangkan, ketika Idulfitri, pihak-pihak yang berkontribusi terhadap ketersediaan daging selalu libur panjang. Sehingga menyebabkan kelangkaan di beberapa wilayah yang menyebabkan tingginya harga daging sapi.
“Liburnya berkepanjangan malahan, bisa sampai 10 hari, otomatis pelabuhan libur, tukang bongkar muat juga libur, itu sebabnya mahal. Kalau Iduladha itu dianggap biasa saja, euforianya tidak seperti Idulfitri,” jelasnya.
Ketersediaan daging sapi sendiri terbilang banyak, stok pemerintah juga banyak, tetapi nyatanya harga tetap mahal.
Menurut Rahmah, itu disebabkan tingginya kebutuhan masyarakat sehingga para pedagang menaikkan harga sendiri.
“Ditambah perilaku konsumtif yang tinggi. Sudah beli daging, beli lagi ayam, beli lagi ikan, jadi berbagai macam dan konsumtif makanya mahal. Ketika disurvei, Indonesia itu urutan ke dua tertinggi pembuang sampah makanan. Padahal banyak sebagian orang yang kelaparan,” pungkasnya.
Penulis: Reza Fahlevi
Editor : M.Huldi
Rahmah Sartika Dewi
KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar memastikan tidak akan terjadi kenaikan harga daging sapi yang drastis menjelang Hari Raya Iduladha 1440 H mengingat stok masih banyak di pasaran.
Kasi Pengembangan Perdagangan, Rahmah Sartika Dewi, mengatakan euforia masyarakat menyambut hari raya kurban jelas berbeda dengan Idulfitri.
Rahmah menerangkan, ketika Idulfitri, pihak-pihak yang berkontribusi terhadap ketersediaan daging selalu libur panjang. Sehingga menyebabkan kelangkaan di beberapa wilayah yang menyebabkan tingginya harga daging sapi.
“Liburnya berkepanjangan malahan, bisa sampai 10 hari, otomatis pelabuhan libur, tukang bongkar muat juga libur, itu sebabnya mahal. Kalau Iduladha itu dianggap biasa saja, euforianya tidak seperti Idulfitri,” jelasnya.
Ketersediaan daging sapi sendiri terbilang banyak, stok pemerintah juga banyak, tetapi nyatanya harga tetap mahal.
Menurut Rahmah, itu disebabkan tingginya kebutuhan masyarakat sehingga para pedagang menaikkan harga sendiri.
“Ditambah perilaku konsumtif yang tinggi. Sudah beli daging, beli lagi ayam, beli lagi ikan, jadi berbagai macam dan konsumtif makanya mahal. Ketika disurvei, Indonesia itu urutan ke dua tertinggi pembuang sampah makanan. Padahal banyak sebagian orang yang kelaparan,” pungkasnya.
Penulis: Reza Fahlevi
Editor : M.Huldi
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.