Rabu, 27/12/2017
Rabu, 27/12/2017
Rabu, 27/12/2017
SAMARINDA - Pemerintah Kota Samarinda tegas menolak jika di wilayhnya akan gelar ajang pesta bagi penyandang Lesbian, Gay, Bisexual dan Transseksual (LGBT). Beredar dari aplikasi chatting, para LGBT akan menggelar pesta akhir tahun di salah satu hotel di Samarinda.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Samarinda, Muhamad Faisal menyatakan tidak akan memberikan rekomendasi kegiatan pesta perayaan tahun baru jika digunakan oleh penyandang LGBT. Kepada Koran Kaltim, Faisal sapaan akrabnya tegas menyatakan hal tersebut akan melukai perasaan masyarakat Samarinda yang agamis.
“Kami tentu tidak rekomendasi lah acara yg beginian,” ujarnya dikonfirmasi, Selasa (26/12) kemarin.
Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu aparat yang tengah melakukan penyelidikan terkait adanya dugaan, rencana pesta LGBT pada malam tahun baru mendatang. “Sekarang kami juga sedang mencari tahu berita ini mudah-mudahan tidak benar,” paparnya.
Ia menyebut, geliat bisnis pariwisata yang didalamnya termasuk layanan perhotelan dan penginapan, tengah mulai menunjukkan tren positif. Ia khawatir, jika pesta-pesat semacam itu tetap digelar di Samarinda, akan mengganggu kondusifitas di Kota Tepian. “Pasti mengganggu iklim kondusif kota Samarinda,” tukasnya.
Dampaknya yang lebih luas, lanut dia. Bisa jadi akan memberikan efek buruk, bagi bisnis perhotel di Samarinda. “Jika benar (ada pesta LGBT), kami (Dinas Pariwisata) juga rekomendasi untuk melarang kegiatan ini,” tandasnya.
Penolakan juga dtang dari Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cabang Samarinda. Organisasi yang membawahi pengelola hotel serta restoran ini tegas menyatakan menolak.
Wakil Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) PHRI Samarinda Zulkifli kepada Koran Kaltim mengatakan, pihaknya pasti akan menolak, pesta semacam itu di hotel manapun di Samarinda. “Pasti kami tolak,” ujar Zulkifli saat dihubungi, Selasa (26/12) malam.
Mengantisipasi kabar adanya rencana pesta tersebut, PHRI Samarinda akan menggelar rapat khusus membahas hal tersebut Rabu (26/12) siang. “Iya besok jam 14.00 wita, kami akan rapat di Hotel Grand Kartika,” tukasnya. Selain PHRI, Indonesia Hotel manager Asosiation (IGHMA) Samarinda juga dijadwalkan akan turut bergabung dalam rapat tersebut.
Senada, Sekretaris BPC PHRI Samarinda Fikry Edrus mengungkapkan bahwa PHRI pada dasarnya berupaya mengantisipasi adanya penyalahgunaan pesta-pesta perayaan tahun baru untuk kegiatan yang menyimpang. Karena, kata dia hal itu akan memberikan dampak buruk kepada bisnis perhotelan sendiri.
“Besok kami akan bahasa itu, pada prinsipnya yang kami antisipasi justru nantinya kegiatan perayaan tahun baru di hotel itu malah disalah gunakan, itu yang kami tidak mau,” paparnya.
Dalam hal ini, kata dia sedianya PHRI tidak dalam kapasitas untuk melarang LGBT. “Kalau mereka berkegiatan secara terpisah-pisah silahkan, tapi kalau yang terfokus apalagi dihotel dan ada kegiatan negatif, tentu kami tolak,” tandasnya. (rs)
SAMARINDA - Pemerintah Kota Samarinda tegas menolak jika di wilayhnya akan gelar ajang pesta bagi penyandang Lesbian, Gay, Bisexual dan Transseksual (LGBT). Beredar dari aplikasi chatting, para LGBT akan menggelar pesta akhir tahun di salah satu hotel di Samarinda.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Samarinda, Muhamad Faisal menyatakan tidak akan memberikan rekomendasi kegiatan pesta perayaan tahun baru jika digunakan oleh penyandang LGBT. Kepada Koran Kaltim, Faisal sapaan akrabnya tegas menyatakan hal tersebut akan melukai perasaan masyarakat Samarinda yang agamis.
“Kami tentu tidak rekomendasi lah acara yg beginian,” ujarnya dikonfirmasi, Selasa (26/12) kemarin.
Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu aparat yang tengah melakukan penyelidikan terkait adanya dugaan, rencana pesta LGBT pada malam tahun baru mendatang. “Sekarang kami juga sedang mencari tahu berita ini mudah-mudahan tidak benar,” paparnya.
Ia menyebut, geliat bisnis pariwisata yang didalamnya termasuk layanan perhotelan dan penginapan, tengah mulai menunjukkan tren positif. Ia khawatir, jika pesta-pesat semacam itu tetap digelar di Samarinda, akan mengganggu kondusifitas di Kota Tepian. “Pasti mengganggu iklim kondusif kota Samarinda,” tukasnya.
Dampaknya yang lebih luas, lanut dia. Bisa jadi akan memberikan efek buruk, bagi bisnis perhotel di Samarinda. “Jika benar (ada pesta LGBT), kami (Dinas Pariwisata) juga rekomendasi untuk melarang kegiatan ini,” tandasnya.
Penolakan juga dtang dari Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cabang Samarinda. Organisasi yang membawahi pengelola hotel serta restoran ini tegas menyatakan menolak.
Wakil Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) PHRI Samarinda Zulkifli kepada Koran Kaltim mengatakan, pihaknya pasti akan menolak, pesta semacam itu di hotel manapun di Samarinda. “Pasti kami tolak,” ujar Zulkifli saat dihubungi, Selasa (26/12) malam.
Mengantisipasi kabar adanya rencana pesta tersebut, PHRI Samarinda akan menggelar rapat khusus membahas hal tersebut Rabu (26/12) siang. “Iya besok jam 14.00 wita, kami akan rapat di Hotel Grand Kartika,” tukasnya. Selain PHRI, Indonesia Hotel manager Asosiation (IGHMA) Samarinda juga dijadwalkan akan turut bergabung dalam rapat tersebut.
Senada, Sekretaris BPC PHRI Samarinda Fikry Edrus mengungkapkan bahwa PHRI pada dasarnya berupaya mengantisipasi adanya penyalahgunaan pesta-pesta perayaan tahun baru untuk kegiatan yang menyimpang. Karena, kata dia hal itu akan memberikan dampak buruk kepada bisnis perhotelan sendiri.
“Besok kami akan bahasa itu, pada prinsipnya yang kami antisipasi justru nantinya kegiatan perayaan tahun baru di hotel itu malah disalah gunakan, itu yang kami tidak mau,” paparnya.
Dalam hal ini, kata dia sedianya PHRI tidak dalam kapasitas untuk melarang LGBT. “Kalau mereka berkegiatan secara terpisah-pisah silahkan, tapi kalau yang terfokus apalagi dihotel dan ada kegiatan negatif, tentu kami tolak,” tandasnya. (rs)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.