Jumat, 06/03/2020

Lubang Bekas Tambang Bisa Dimanfaatkan Mengatasi Banjir

Jumat, 06/03/2020

Ketua Perhapi Kaltim Andi Harun saat menyampaikan materi mengenai penanggulangan banjir, salah satunya dengan memanfaatkan lubang bekas galian batu bara. (Foto: Rusdi/KoranKaltimcom)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Lubang Bekas Tambang Bisa Dimanfaatkan Mengatasi Banjir

Jumat, 06/03/2020

logo

Ketua Perhapi Kaltim Andi Harun saat menyampaikan materi mengenai penanggulangan banjir, salah satunya dengan memanfaatkan lubang bekas galian batu bara. (Foto: Rusdi/KoranKaltimcom)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Perhimpunan Ahli Tambang Indonesia (Perhapi) Kaltim, menawarkan lubang bekas galian tambang batu bara sebagai solusi mengatasi banjir, khususnya di Kota Samarinda. 

Ketua Perhapi Kaltim, Andi Harun menjelaskan, keberadaan lubang bekas galian tambang di Samarinda harusnya bisa dimanfaatkan, sebagai reservoar atau folder yang mampu menampung air, yang tak tertampung di aliran Sungai Karang Mumus (SKM). "Ini sangat efisien, saya tidak tahu nanti Dinas PU yang bisa menghitung berapa kubikasi airnya dari penggalian tanah itu. Ini lubangnya sudah ada, tidak perlu gali lahan lagi. Tinggal nanti perbaiki tanggulnya, terserah nanti mau pakai sistem pompa, atau sistem pintu nanti kita lihat karakteristiknya," ujar Andi Harun pada seminar Samarinda Tangguh Menghadapi Banjir di Samarinda Kamis (5/3/2020) kemarin.

Andi Harun yakin, jika lubang-lubang tersebut dimanfaatkan sebagai tampungan air, maka dalam waktu satu tahun banjir dapat dikurangi. "Ini bisa mengurangi banjir Samarinda, dari semua kecamatan yang ada. Akan efisien, karena hampir semua kecamatan ada void. Kita punya lubang bekas galian tambang. Ini akan mengefisienkan anggaran, kita tidak perlu lagi mengalokasikan anggaran puluhan bahkan ratusan miliar untuk penggalian lubang pengendali banjir," bebernya.

Pihaknya sudah memetakan titik sebaran eks lubang tambang yang ada di Samarinda. 

Di sisi utara, timur dan barat Samarinda terdapat beberapa eks lubang tambang yang bisa dimanfaatkan untuk menampung lintasan banjir. Dengan begitu lintasan air bisa berkurang karena ada penampung berupa polder.  Keberadaan lubang bekas  tambang yang ditinggal begitu saja tak perlu dipermasalahkan lagi. "Enggak perlu saling menyalahkan. Ada baiknya kita cari solusi terbaik buat atasi banjir," jelasnya. 

Sementara itu, pemanfaatan lubang bekas galian  tambang batu bara jadi polder, juga sudah ada diatur oleh pemerintah dan payung hukum dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Selain itu, cara ini dinilai lebih efisien dan efektif karena bisa menekan biaya.  "Perhapi Kaltim merasa perlu mengambil peran dalam mendorong upaya pengendalian banjir. Karena persoalan tambang dianggap sebagai penyumbang banjir," ungkapnya.

Sementara itu, Dewan Pakar Perhapi Prof Rudi Sayoga Gautama menjelaskan,  pemanfaatan lubang bekas tambang bukan hal baru.  Di dunia, ada Jerman dengan Kota Leipzig yang memiliki ribuan lubang tambang, yang akhirnya juga mampu memanfaatkan lubang tersebut. "Berdasarkan pengalaman saya ke tambang-tambang, bahkan kebanyakan lubang tambang itu punya tampungan yang lebih besar, bahkan lebih dalam ketimbang Waduk Lempake itu," sebut Rudi. 

Namun demikian, jika memang hendak memanfaatkan lubang bekas galian tambang, perlu dipastikan kandungan air pada lubang tersebut sudah tidak lagi mengandung zat beracun. (*)


Penulis: */Rusdi

Editor: Aspian Nur

Lubang Bekas Tambang Bisa Dimanfaatkan Mengatasi Banjir

Jumat, 06/03/2020

Ketua Perhapi Kaltim Andi Harun saat menyampaikan materi mengenai penanggulangan banjir, salah satunya dengan memanfaatkan lubang bekas galian batu bara. (Foto: Rusdi/KoranKaltimcom)

Berita Terkait


Lubang Bekas Tambang Bisa Dimanfaatkan Mengatasi Banjir

Ketua Perhapi Kaltim Andi Harun saat menyampaikan materi mengenai penanggulangan banjir, salah satunya dengan memanfaatkan lubang bekas galian batu bara. (Foto: Rusdi/KoranKaltimcom)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Perhimpunan Ahli Tambang Indonesia (Perhapi) Kaltim, menawarkan lubang bekas galian tambang batu bara sebagai solusi mengatasi banjir, khususnya di Kota Samarinda. 

Ketua Perhapi Kaltim, Andi Harun menjelaskan, keberadaan lubang bekas galian tambang di Samarinda harusnya bisa dimanfaatkan, sebagai reservoar atau folder yang mampu menampung air, yang tak tertampung di aliran Sungai Karang Mumus (SKM). "Ini sangat efisien, saya tidak tahu nanti Dinas PU yang bisa menghitung berapa kubikasi airnya dari penggalian tanah itu. Ini lubangnya sudah ada, tidak perlu gali lahan lagi. Tinggal nanti perbaiki tanggulnya, terserah nanti mau pakai sistem pompa, atau sistem pintu nanti kita lihat karakteristiknya," ujar Andi Harun pada seminar Samarinda Tangguh Menghadapi Banjir di Samarinda Kamis (5/3/2020) kemarin.

Andi Harun yakin, jika lubang-lubang tersebut dimanfaatkan sebagai tampungan air, maka dalam waktu satu tahun banjir dapat dikurangi. "Ini bisa mengurangi banjir Samarinda, dari semua kecamatan yang ada. Akan efisien, karena hampir semua kecamatan ada void. Kita punya lubang bekas galian tambang. Ini akan mengefisienkan anggaran, kita tidak perlu lagi mengalokasikan anggaran puluhan bahkan ratusan miliar untuk penggalian lubang pengendali banjir," bebernya.

Pihaknya sudah memetakan titik sebaran eks lubang tambang yang ada di Samarinda. 

Di sisi utara, timur dan barat Samarinda terdapat beberapa eks lubang tambang yang bisa dimanfaatkan untuk menampung lintasan banjir. Dengan begitu lintasan air bisa berkurang karena ada penampung berupa polder.  Keberadaan lubang bekas  tambang yang ditinggal begitu saja tak perlu dipermasalahkan lagi. "Enggak perlu saling menyalahkan. Ada baiknya kita cari solusi terbaik buat atasi banjir," jelasnya. 

Sementara itu, pemanfaatan lubang bekas galian  tambang batu bara jadi polder, juga sudah ada diatur oleh pemerintah dan payung hukum dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Selain itu, cara ini dinilai lebih efisien dan efektif karena bisa menekan biaya.  "Perhapi Kaltim merasa perlu mengambil peran dalam mendorong upaya pengendalian banjir. Karena persoalan tambang dianggap sebagai penyumbang banjir," ungkapnya.

Sementara itu, Dewan Pakar Perhapi Prof Rudi Sayoga Gautama menjelaskan,  pemanfaatan lubang bekas tambang bukan hal baru.  Di dunia, ada Jerman dengan Kota Leipzig yang memiliki ribuan lubang tambang, yang akhirnya juga mampu memanfaatkan lubang tersebut. "Berdasarkan pengalaman saya ke tambang-tambang, bahkan kebanyakan lubang tambang itu punya tampungan yang lebih besar, bahkan lebih dalam ketimbang Waduk Lempake itu," sebut Rudi. 

Namun demikian, jika memang hendak memanfaatkan lubang bekas galian tambang, perlu dipastikan kandungan air pada lubang tersebut sudah tidak lagi mengandung zat beracun. (*)


Penulis: */Rusdi

Editor: Aspian Nur

 

Berita Terkait

SK Larangan Usaha Pertamini dan BBM Eceran Keluar, Pemilik Usaha Diminta Habiskan Stok Tanpa Dijual

IRT Pengedar Narkoba di Balikpapan Diringkus Polisi, 67 Paket Sabu Disita

Monumen Taman Tuah Himba di Tenggarong Tergenang Air Cukup Tinggi, BPBD Kukar Kerahkan Anggota

Tiga Kapal Perang Angkut Kontingen Latsitarda Nusantara ke Kaltim, Ini Pesan Pj Gubernur ke Taruna dan Taruni

Sejumlah Bacalon Kepala Daerah di Kaltim Taaruf Bersama Gus Muhaimin

Tidak Ada Proses PHPU, KPU Kaltim Tetapkan Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Hari Ini

Singgung Program Merdeka Belajar di Hardiknas, Pj Gubernur Kaltim: Tidak Usah Lagi Ganti Kurikulum

Kejar Target Upacara Kemerdekaan di IKN, Infrastruktur Kelistrikan Dikebut

Nasib Ribuan THL di Kukar Disorot, DPRD Minta Pemkab Tindaklanjuti karena Belum Terlaporkan di LKPj 2023

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Menghina Sultan Kutai, Panglima Kijang Disidang Adat dan Mengaku Telah Bersalah

ASN yang Mencalonkan Diri Sebagai Kepala Daerah Bakal Ditindak BKD Kaltim

Hendak ke Balikpapan, Rombongan Dispusip Berau Kecelakaan di Kelay Pagi Tadi, Lima Orang Luka-Luka

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.