Kamis, 20/06/2019

Fakultas Kedokteran Terus Menjamur, KKI Khawatir Soal Kualitas

Kamis, 20/06/2019

Foto: setkab.go.id

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Fakultas Kedokteran Terus Menjamur, KKI Khawatir Soal Kualitas

Kamis, 20/06/2019

logo

Foto: setkab.go.id

KORANKALTIM.COM, JAKARTA -- Jumlah kampus yang membuka Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) terus bertambah. 

Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) mengaku khawatir jika Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus membuka dua fakultas favorit ini. Sebab, bisa membuat mutu pendidikan menjadi tidak baik. Tentunya, hal tersebut berpengaruh pada kualitas lulusan.

Ketua KKI Bambang Supriyatno mengatakan, jumlah FK dan FKG yang baru dibuka terus bermunculan. Terakhir ia menyebut Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dan Universitas Pendidikan Ganesha yang telah membuka fakultas kedokteran.

Padahal, dia melanjutkan, moratorium pembukaan dua fakultas itu sebenarnya sempat dibuat pemerintah dan diberlakukan 2016 lalu. 

Saat itu, ia menyebut Kemenristekdikti mengeluarkan surat edaran No 2/M/SE/IX/2016 tertanggal 21 September 2016 mengenai moratorium pendirian FK dan FKG.

"Saat itu ada moratorium pembukaan prodi FK kecuali daerah terdepan, tertinggal, terluar (3T)," ujarnya saat ditemui di konferensi pers permohonan KKI untuk moratorium pembukaan FK dan FKG, di kantornya, di Jakarta, Rabu (19/6), dilansir dari republika.co.id.

Karena itu, pihaknya berharap Kemenristekdikti bisa melaksanakan aturan moratorium. Sebab, ia menyebut jika pembukaan FK dam FKG baru terus dilakukan dan terus berlanjut maka pihaknya cemas mutu FK dan FKG yang sudah ada menurun jadi tidak baik.

"Padahal kita menyadari, kalau mau bersaing dengan tenaga kerja asing, kualitas FK dan FKG harus ditingkatkan," ujarnya.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Sri Hananto Seno menambahkan, saat ini baik kampus swasta maupun negeri banyak yang mendaftar dan mengajukan pembukaan FKG baru misalnya di Riau.

"Padahal kami memandang mutu lulusannya. Kualitas FKG masih rendah, bahkan akreditasinya masih ada yang C," ujarnya.

Jika dibiarkan, ia menyebut lulusan FKG tidak bisa mengabdikan keilmuan  yang bermutu berstandar nasional dan internasional. Karena itu, ia menyebut dibutuhkan upaya peningkatan mutu untuk mendapatkan pendidikan FKG yang berkualitas tinggi.

"Apalagi kita menghadapi era globalisasi dimana dokter asing bermutu tinggi seperti Singapura akan masuk Indonesia. Jadi kalau tidak memperbaiki lulusan kita, maka dokter di Indonesia terlindas oleh mereka," ujarnya.

Ia menambahkan, sebenarnya pihak Kemenristekdikti sejak 2016 lalu menetapkan 10 provinsi yang tidak boleh membuka FKG. Kesepuluh provinsi itu yaitu DKI Jakarta, Jatim, Jabar, Jateng, DIY Yogyakarta, Banten, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bali, dan Sulawesi Selatan karena sudah banyaknya lulusan FKG. (*)

Fakultas Kedokteran Terus Menjamur, KKI Khawatir Soal Kualitas

Kamis, 20/06/2019

Foto: setkab.go.id

Berita Terkait


Fakultas Kedokteran Terus Menjamur, KKI Khawatir Soal Kualitas

Foto: setkab.go.id

KORANKALTIM.COM, JAKARTA -- Jumlah kampus yang membuka Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) terus bertambah. 

Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) mengaku khawatir jika Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus membuka dua fakultas favorit ini. Sebab, bisa membuat mutu pendidikan menjadi tidak baik. Tentunya, hal tersebut berpengaruh pada kualitas lulusan.

Ketua KKI Bambang Supriyatno mengatakan, jumlah FK dan FKG yang baru dibuka terus bermunculan. Terakhir ia menyebut Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dan Universitas Pendidikan Ganesha yang telah membuka fakultas kedokteran.

Padahal, dia melanjutkan, moratorium pembukaan dua fakultas itu sebenarnya sempat dibuat pemerintah dan diberlakukan 2016 lalu. 

Saat itu, ia menyebut Kemenristekdikti mengeluarkan surat edaran No 2/M/SE/IX/2016 tertanggal 21 September 2016 mengenai moratorium pendirian FK dan FKG.

"Saat itu ada moratorium pembukaan prodi FK kecuali daerah terdepan, tertinggal, terluar (3T)," ujarnya saat ditemui di konferensi pers permohonan KKI untuk moratorium pembukaan FK dan FKG, di kantornya, di Jakarta, Rabu (19/6), dilansir dari republika.co.id.

Karena itu, pihaknya berharap Kemenristekdikti bisa melaksanakan aturan moratorium. Sebab, ia menyebut jika pembukaan FK dam FKG baru terus dilakukan dan terus berlanjut maka pihaknya cemas mutu FK dan FKG yang sudah ada menurun jadi tidak baik.

"Padahal kita menyadari, kalau mau bersaing dengan tenaga kerja asing, kualitas FK dan FKG harus ditingkatkan," ujarnya.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Sri Hananto Seno menambahkan, saat ini baik kampus swasta maupun negeri banyak yang mendaftar dan mengajukan pembukaan FKG baru misalnya di Riau.

"Padahal kami memandang mutu lulusannya. Kualitas FKG masih rendah, bahkan akreditasinya masih ada yang C," ujarnya.

Jika dibiarkan, ia menyebut lulusan FKG tidak bisa mengabdikan keilmuan  yang bermutu berstandar nasional dan internasional. Karena itu, ia menyebut dibutuhkan upaya peningkatan mutu untuk mendapatkan pendidikan FKG yang berkualitas tinggi.

"Apalagi kita menghadapi era globalisasi dimana dokter asing bermutu tinggi seperti Singapura akan masuk Indonesia. Jadi kalau tidak memperbaiki lulusan kita, maka dokter di Indonesia terlindas oleh mereka," ujarnya.

Ia menambahkan, sebenarnya pihak Kemenristekdikti sejak 2016 lalu menetapkan 10 provinsi yang tidak boleh membuka FKG. Kesepuluh provinsi itu yaitu DKI Jakarta, Jatim, Jabar, Jateng, DIY Yogyakarta, Banten, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bali, dan Sulawesi Selatan karena sudah banyaknya lulusan FKG. (*)

 

Berita Terkait

Pihak Sekolah Diimbau Tak Wisata ke Luar Kota, Kepala Disdikbud Samarinda: Buat Saja Sederhana

Akademisi Unmul Soroti Proses Pembentukan Pansel Calon Pimpinan KPK

Unmul Ajukan Program ke Bappenas, Rektor Ingin Sarpras Pendidikan dan SDM Berkualitas

Gelar Dua Kegiatan di Akhir Pekan, EPP Samarinda Berbagi dan Jalankan Program Peningkatan Mutu Pendidik

Mahasiswa UMKT dan UTHM Berkunjung ke PT Internasional Prima Coal dan Situs Budaya Kaltim

9 Mahasiswa UMKT Berkunjung Ke UTHM Malaysia, Belajar Soal Mesin dan Budaya Malaysia

Ada 26 Ribu Anak Putus Sekolah di Kaltim, Pemprov Siapkan Alokasi Beasiswa Khusus Lewat BKT

Beasiswa Kaltim Tuntas 2024 Sudah Dibuka, Pendaftaran Bisa Diakses Lewat Link Berikut Ini

Kadisdik Evaluasi SMP Negeri 13 Balikpapan, Minta Sekolah Maksimalkan Kerja TPPK

Jambore Statistika XIII Garapan Himasta Unmul Diikuti Lima Universitas se-Indonesia

Program Beasiswa, Enam Perguruan Tinggi di Kaltim Teken Kerja Sama dengan BI

Civitas Akademika Unmul Nyatakan Sikap Terkait Demokrasi Indonesia

Anggaran BKT 2024 Turun di Tahun Politik, HMI Samarinda: Kalau Dipangkas karena Covid-19 Harusnya Mulai Tahun Lalu

Tahun Ini Disputakar Bangun Sky Book untuk Tingkatkan Pengunjung

Rayakan HUT ke-40, SD Negeri 021 Sungai Kunjang Gelar Jalan Santai dan Pentas Seni

Program Beasiswa Kalimantan Timur Dipastikan Masih Berjalan Tahun Ini

SMPN 22 Samarinda Fokus Tingkatkan Prestasi Sekolah Lewat Ekstrakulikuler

Bangun Sarana Prasarana Pendidikan, Disdikbud Samarinda Siapkan Anggaran Rp170 Miliar

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.