Jumat, 28/07/2017

Pertemuan SBY-Prabowo Simbolis, Tak Konkret

Jumat, 28/07/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Pertemuan SBY-Prabowo Simbolis, Tak Konkret

Jumat, 28/07/2017

JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah melihat pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hanya sekadar pertemuan simbolis.

Sebab, pertemuan tersebut tak menelurkan pandangan dan gagasan alternatif terhadap kondisi bangsa saat ini.

“Saya ingin ini menjadi lebih dari sekedar pertemuan simbolis,” kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (28/7/2017).

“Kalau ini sekadar acara pertemuan Pak SBY, besok Pak SBY ketemu lagi, Pak Prabowo ketemu lagi sama Bu Mega, ya itu simbolis kan? Kita maunya konkret. Masa sih dari pertemuan itu enggak ada isinya?” ujar dia.

Ia mencontohkan, hasil pertemuan yang diharapkan seperti membangun koalisi pilpres dari awal.

Menurut Fahri, ini bisa saja dilakukan meskipun ketentuan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara nasional di Undang-Undang Pemilu masih bisa dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi.

Misalnya, kata dia, jika ingin melanjutkan konsep Koalisi Merah Putih (KMP) atau Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pada Pilpres 2014 lalu.

“Apakah mau meneruskan konsep KMP dan KIH itu lebih menarik lho. Daripada ketemu ganti-ganti pasangan begitu. Apa kontennya?” ucap mantan Politisi PKS itu.

Adapun mengenai salah satu kesepakatan yang terbangun dari hasil pertemuan tersebut, yakni bentuk pengawalan terhadap pemerintah mencakup wilayah politik dan gerakan moral, kata Fahri, hal itu dapat dilakukan siapa saja.

“Kalau itu kan bisa dilakukan semua orang. Namanya gerakan moral. Tapi tadi kalau saya kan on behalf, atas nama publik, kita tagihlah sesuatu yang lebih konkret, ada pandangan alternatif enggak dari sesuatu yang sudah ada,” ucap dia.

SBY sebelumnya menyatakan, Demokrat dan Partai Gerindra sepakat untuk mengawal pemerintahan sekarang tanpa harus berkoalisi.

Hal tersebut disampaikan SBY dalam konfrensi pers usai melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7/2017).

Bentuk pengawalan ke pemerintah, lanjut SBY, akan dilakukan lewat kerja sama dan peningkatan komunikasi antara kedua partai. Ada dua bentuk pengawalan yang bisa dilakukan terhadap pemerintah, yakni mencakup wilayah politik dan gerakan moral.

Pengawalan pada wilayah politik, lanjut SBY, terkait demokrasi, aturan main, konstitusi, undang-undang dan sistem yang berlaku. Arah tujuannya yakni harus mengabdi untuk kepentingan rakyat.

“Karena sebetulnya amanat yang diberikan ke semua mulai presiden, menteri, gubernur, wali kota, perangkat negara, partai politik semua itu harus diabdikan untuk kepentingan rakyat,” ujar SBY.

Kemudian, pengawalan pada gerakan moral yakni mengawal kebijakan penyelenggara negara. Jika kepentingan rakyat diciderai, kedua partai sepakat untuk mengingatkan serta mengoreksi pemerintah.

“Kita memberikan koreksi (yang) sah, dan gerakan seperti ini juga secara moral dibenarkan,” ujar SBY. (kcm)


Pertemuan SBY-Prabowo Simbolis, Tak Konkret

Jumat, 28/07/2017

Berita Terkait


Pertemuan SBY-Prabowo Simbolis, Tak Konkret

JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah melihat pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hanya sekadar pertemuan simbolis.

Sebab, pertemuan tersebut tak menelurkan pandangan dan gagasan alternatif terhadap kondisi bangsa saat ini.

“Saya ingin ini menjadi lebih dari sekedar pertemuan simbolis,” kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (28/7/2017).

“Kalau ini sekadar acara pertemuan Pak SBY, besok Pak SBY ketemu lagi, Pak Prabowo ketemu lagi sama Bu Mega, ya itu simbolis kan? Kita maunya konkret. Masa sih dari pertemuan itu enggak ada isinya?” ujar dia.

Ia mencontohkan, hasil pertemuan yang diharapkan seperti membangun koalisi pilpres dari awal.

Menurut Fahri, ini bisa saja dilakukan meskipun ketentuan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara nasional di Undang-Undang Pemilu masih bisa dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi.

Misalnya, kata dia, jika ingin melanjutkan konsep Koalisi Merah Putih (KMP) atau Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pada Pilpres 2014 lalu.

“Apakah mau meneruskan konsep KMP dan KIH itu lebih menarik lho. Daripada ketemu ganti-ganti pasangan begitu. Apa kontennya?” ucap mantan Politisi PKS itu.

Adapun mengenai salah satu kesepakatan yang terbangun dari hasil pertemuan tersebut, yakni bentuk pengawalan terhadap pemerintah mencakup wilayah politik dan gerakan moral, kata Fahri, hal itu dapat dilakukan siapa saja.

“Kalau itu kan bisa dilakukan semua orang. Namanya gerakan moral. Tapi tadi kalau saya kan on behalf, atas nama publik, kita tagihlah sesuatu yang lebih konkret, ada pandangan alternatif enggak dari sesuatu yang sudah ada,” ucap dia.

SBY sebelumnya menyatakan, Demokrat dan Partai Gerindra sepakat untuk mengawal pemerintahan sekarang tanpa harus berkoalisi.

Hal tersebut disampaikan SBY dalam konfrensi pers usai melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7/2017).

Bentuk pengawalan ke pemerintah, lanjut SBY, akan dilakukan lewat kerja sama dan peningkatan komunikasi antara kedua partai. Ada dua bentuk pengawalan yang bisa dilakukan terhadap pemerintah, yakni mencakup wilayah politik dan gerakan moral.

Pengawalan pada wilayah politik, lanjut SBY, terkait demokrasi, aturan main, konstitusi, undang-undang dan sistem yang berlaku. Arah tujuannya yakni harus mengabdi untuk kepentingan rakyat.

“Karena sebetulnya amanat yang diberikan ke semua mulai presiden, menteri, gubernur, wali kota, perangkat negara, partai politik semua itu harus diabdikan untuk kepentingan rakyat,” ujar SBY.

Kemudian, pengawalan pada gerakan moral yakni mengawal kebijakan penyelenggara negara. Jika kepentingan rakyat diciderai, kedua partai sepakat untuk mengingatkan serta mengoreksi pemerintah.

“Kita memberikan koreksi (yang) sah, dan gerakan seperti ini juga secara moral dibenarkan,” ujar SBY. (kcm)


 

Berita Terkait

Singgung Program Merdeka Belajar di Hardiknas, Pj Gubernur Kaltim: Tidak Usah Lagi Ganti Kurikulum

Kejar Target Upacara Kemerdekaan di IKN, Infrastruktur Kelistrikan Dikebut

Nasib Ribuan THL di Kukar Disorot, DPRD Minta Pemkab Tindaklanjuti karena Belum Terlaporkan di LKPj 2023

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Menghina Sultan Kutai, Panglima Kijang Disidang Adat dan Mengaku Telah Bersalah

ASN yang Mencalonkan Diri Sebagai Kepala Daerah Bakal Ditindak BKD Kaltim

Hendak ke Balikpapan, Rombongan Dispusip Berau Kecelakaan di Kelay Pagi Tadi, Lima Orang Luka-Luka

Sistem Transportasi Cerdas akan Diterapkan di IKN

Satu Rumah Warga di Balikpapan Rubuh Imbas Hujan Deras Pagi Tadi

Alasannya Cemburu, Pria di Otista Samarinda Ini Aniaya Istri Siri Hingga Diancam dengan Badik

ETLE Sudah Diberlakukan di Kutai Kartanegara, Kendaraan Dinas Hingga Pejabat Publik Sudah Ada yang Ditilang

Bagian Dalam GOR Segiri Samarinda Dinilai Mengecil, Anggaran Rp88 Miliar Dianggap Terlalu Besar

Parkiran SCP Tidak Berizin, Pansus LKPJ Langsung Gelar Sidak

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.