KORANKALTIM.COM,SAMARINDA - Meski angka aspek kebebasan sipil naik sebesar 5,08 persen, namun Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kaltim 2017 justru mengalami penurunan 0,78 poin dibandingkan dengan IDI tahun 2016. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Atqo Mardiyanto menjelaskan, IDI dihitung selama masa setahun, dan baru akan di publikasikan pada tahun berikutnya. 

Berdasarkan catatan BPS, angka IDI Kaltim pada 2017 dalam skala 0 sampai 100 adalah 72,86. "Memang ada sedikit mengalami perubahan, tingkat demokrasi di kita (Kaltim) masih termasuk dalam kategori 'sedang'," ujarnya kepada Korankaltim.com Minggu (26/08/2018) siang.

Ia membeber, sejak 2009 hingga 2017, angka IDI Kaltim memang mengalami fluktuasi. Pada 2009 sebesar 72,31, lalu pada  2010 sebesar 73,04, 2011 sebesar 66,37, 2012 sebesar 71,23, 2013 sebesar 68,13, 2014 sebesar 77,77, 2015 sebesar 81,24, 2016 sebesar 73,64, dan 2017 menjadi 72,68.

"Fluktuatifnya angka IDI mencerminkan dinamika situasi demokrasi di wilayah Kaltim. IDI sebagai suatu alat ukur perkembangan demokrasi yang khas dan memang dirancang untuk sensitif terhadap naik-turunnya kondisi demokrasi regional. Karena IDI disusun berdasarkan evidence based (kejadian) sehingga potret yang dihasilkan merupakan refleksi realitas yang terjadi di Kaltim," paparnya.

Pada 2017, memang tidak ada kegiatan pesta demokrasi yang menjadi perhatian publik seperti halnya Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim seperti halnya pada 2018, namun secara nyat, kata Atqo, pada realitanya ada fluktuasi yang terjadi pada 2017. "Tentu 2018, pasti akan lebih menarik lagi," pungkasnya.

Penulis: Rusdi 

Editor: Supiansyah