Senin, 03/07/2017
Senin, 03/07/2017
ILUSTRASI
Senin, 03/07/2017
ILUSTRASI
BANYUWANGI - Insiden jatuhnya pistol brigadir EB yang menewaskan Mahrizal Ilham Aulia (35), pekerja harian lepas Polsek Songgon terjadi saat Brigadir EB hendak mengambil ponsel miliknya setelah membeli pulsa kepada korban.
Hal tersebut diceritakan paman korban, Edi, seperti dilansir kompas.com, Senin (3/7).
“Keponakan saya ini kan juga jualan pulsa, jadi polisi yang pegang pistol itu habis beli pulsa. Pistolnya jatuh dan meletus, pelurunya kena kepala keponakan saya. Jadi nggak sengaja,” kata Edi.
Dia menceritakan, keponakannya baru setahun menjadi pekerja harian lepas di Polsek Songgon. Sebelumnya, Ilham bekerja sebagai staf di Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
Menurutnya, Ilham dikenal sebagai orang yang ramah dan memiliki banyak teman. Edi juga bercerita, keponakannya dan Brigadir EB berteman baik. Bahkan, beberapa kali, Ilham mengajak EB ke rumah korban yang ada di Desa Balak.
“Mereka ke mana-mana selalu berdua. Berteman baik. Setahu saya tidak pernah ada masalah antara Ilham dan polisi yang pegang pistol. Kejadian ini karena nggak sengaja,” ungkap Edi.
Ilham sempat dirawat selama empat hari di RSUD Blambangan dan menjalani operasi untuk menghentikan pendarahan di kepala akibat luka yang disebabkan peluru yang meletus dari pistol Brigadir EB yang terjatuh.
Menurut Edi, rencananya jika kondisi keponakannya sudah stabil, akan ada operasi lanjutan untuk mengambil proyektil yang masih bersarang di kepala Ilham.
“Ilham kan sudah nggak sadar sejak kejadian. Rencananya jika stabil mau dioperasi lagi di Banyuwangi atau dibawa ke Surabaya, tapi ternyata Ilham meninggal tadi pagi,” katanya.
Terkait insiden tersebut, pihak keluarga menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian.
Mahrizal Ilham Aulia meninggalkan seorang istri yang bernama Ima dan bayi laki-laki yang masih berusia 4 bulan.
Usai diotopsi, jenasah Ilham dimakamkan di pemakaman umum Desa Balak, Songgon. (kcm)
ILUSTRASI
BANYUWANGI - Insiden jatuhnya pistol brigadir EB yang menewaskan Mahrizal Ilham Aulia (35), pekerja harian lepas Polsek Songgon terjadi saat Brigadir EB hendak mengambil ponsel miliknya setelah membeli pulsa kepada korban.
Hal tersebut diceritakan paman korban, Edi, seperti dilansir kompas.com, Senin (3/7).
“Keponakan saya ini kan juga jualan pulsa, jadi polisi yang pegang pistol itu habis beli pulsa. Pistolnya jatuh dan meletus, pelurunya kena kepala keponakan saya. Jadi nggak sengaja,” kata Edi.
Dia menceritakan, keponakannya baru setahun menjadi pekerja harian lepas di Polsek Songgon. Sebelumnya, Ilham bekerja sebagai staf di Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
Menurutnya, Ilham dikenal sebagai orang yang ramah dan memiliki banyak teman. Edi juga bercerita, keponakannya dan Brigadir EB berteman baik. Bahkan, beberapa kali, Ilham mengajak EB ke rumah korban yang ada di Desa Balak.
“Mereka ke mana-mana selalu berdua. Berteman baik. Setahu saya tidak pernah ada masalah antara Ilham dan polisi yang pegang pistol. Kejadian ini karena nggak sengaja,” ungkap Edi.
Ilham sempat dirawat selama empat hari di RSUD Blambangan dan menjalani operasi untuk menghentikan pendarahan di kepala akibat luka yang disebabkan peluru yang meletus dari pistol Brigadir EB yang terjatuh.
Menurut Edi, rencananya jika kondisi keponakannya sudah stabil, akan ada operasi lanjutan untuk mengambil proyektil yang masih bersarang di kepala Ilham.
“Ilham kan sudah nggak sadar sejak kejadian. Rencananya jika stabil mau dioperasi lagi di Banyuwangi atau dibawa ke Surabaya, tapi ternyata Ilham meninggal tadi pagi,” katanya.
Terkait insiden tersebut, pihak keluarga menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian.
Mahrizal Ilham Aulia meninggalkan seorang istri yang bernama Ima dan bayi laki-laki yang masih berusia 4 bulan.
Usai diotopsi, jenasah Ilham dimakamkan di pemakaman umum Desa Balak, Songgon. (kcm)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.