SAMARINDA - Demi mencari barang bukti narkoba, aparat dari Polsekta Samarinda Utara, rela mengobok-obok tempat sampah di dalam sebuah kamar hotel kelas melati di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Sungai Pinang, Sabtu (29/7) malam.

Pengeledahan tersebut dilakukan setelah petugas yang merazia, menemukan sebuah pipet di atas meja di dalam kamar itu, yang dicurigai usai digunakan mengonsumsi sabu.

Pantauan media ini, di dalam kamar itu, terdapat 2 orang pria dan seorang perempuan, sedang asyik bermain kartu remi di atas ranjang, ketika polisi datang.

Setelah memeriksa secara detail isi di dalam bak sampah di dalam kamar, aparat menemukan 2 buah plastik klip, yang diduga bekas pembungkus sabu. Namun, para penghuni kamar tersebut berdalih tidak menggunakan narkoba. “Saya tidak makai, tes urin saja nanti,” kata perempuan yang kedapatan berada di dalam kamar itu. 

Begitupun dengan dua pria yang bersamanya, juga membantah menggunakan narkoba. Tidak hanya bak sampah, polisi juga melakukan penggeledahan hingga hingga kepada barang bawaan 3 pengunjung hotel itu. “Ya, kita amankan 3 orang yang diduga mengomsumsi sabu-sabu di dalam salah satu kamar,” ujar Kapolsekta Samarinda Utara, Kompol Ervin Suryatna. 

Tiba di Mapolsekta Samarinda Utara di Jalan DI Panjaitan, ketiganya masih bersikukuh tidak mengonsumsi narkoba. “Mereka masih belum mau mengaku,” sebut Ervin.

Selain ketitga orang itu, polisi juga mengamankan sepasang bukan suami istri di hotel yang sama.

Sebelum melarazia hotel, kepolisian lebih dulu membubarkan pesta miras jenis tuak di salah satu warung makan di Jalan DI Panjaitan, dan juga merazia dua tempat karaoke keluarga.

 Di warung makan yang bersebelahan dengan sebuah karekoke keluarga tersebut, polisi menemukan puluhan orang yang sedang nongkrong dan terdapat beberapa gelas tuak diatas meja. Beberapa dari mereka, diamankan polisi karena tidak membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP). Polisi juga mengamankan satu ember dan 2 jeriken berisikan tuak. 

“Pemilik warung itu juga kita amanan untuk diberikan pembinaan, supaya tidak mengulangi lagi (jual tuak),” demikian Ervin. (dor)