Selasa, 12/02/2019

Sama-Sama Dikelilingi Kepentingan Pengusaha Tambang, Jatam Ragukan Komitmen Kedua Kandidat Pilpres

Selasa, 12/02/2019

Ilustrasi batu bara

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Sama-Sama Dikelilingi Kepentingan Pengusaha Tambang, Jatam Ragukan Komitmen Kedua Kandidat Pilpres

Selasa, 12/02/2019

logo

Ilustrasi batu bara

KORANKALTIM.COM, JAKARTA - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menyangsikan komitmen dua kandidat presiden dan wakil presiden di sektor lingkungan hidup dan pertambangan.

Sorotan Jatam ini terkait debat Pilpres kedua kali dengan tema yang akan diangkat yaitu mengenai energi, pangan, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

Menurut Koordinator Jatam Merah Johansyah, pihaknya menyangsikan kedua kubu akan memperjuangkan masalah-masalah lingkungan hidup, khususnya yang disebabkan eksploitasi tambang. Sebab, mereka dikelilingi orang-orang berpengaruh dan pemain besar di sektor tersebut.

"Oligarki tambang melekat ke kedua kandidat. Visi misi mereka tidak relevan karena tidak membahas permasalahan lingkungan akibat tambang selama ini," ujar Merah di Jakarta, Senin (11/2/2019), dilansir kompas.com.

Merah mengatakan, ekploitasi tambang menyebabkan penduduk kehilangan rumahnya, anak-anak kecil tewas karena masuk area berbahaya, sungai-sungai tercemar, hingga merusak fungsi hutan. Tak hanya itu, puluhan aktivis juga dikriminalisasi karena memperjuangkan keberlangsungan lingkungan hidup dan melawan oligarki.

Sementara itu, area tambang di Indonesia memiliki porsi 40 persen daratan dari Sabang sampai Merauke.

Merah juga menyangsikan saat debat kandidat, isu-isu krusial soal lingkungan itu akan dibahas.

"Menurut saya debat kandidat nanti tidak relevan karena tidak mungkin isu seperti lingkungan hidup dari sisi tambang dibahas jika kedua kandidat dibekingi pengusaha tambang. Jadi tersandera kepentingan politik," kata Merah.

Menurut dia, berdasarkan penelusuran Jatam setidaknya ada 11 tokoh di balik Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang berkorelasi dengan pertambangan. Mereka adalah Oesman Sapta Odang, Luhut B Panjaitan, Andi Syamsudin Arsyad, Fachrul Razi, Wahyu Sakti Trenggono, Hary Tanoesoedibjo, Surya Paloh, Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, Jusuf Hamka, dan Suaidi Marasabessy.

Sementara tokoh-tokoh yang berkaitan dengan sektor tambang dan lingkungan hidup yang berada di belakang pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ada enam orang. Mereka adalah Hutomo Mandalaputra, Hasyim Djojohadikusumo, Sudirman Said, Zulkifli Hasan, Ferry Mursyidan Baldan, dan Maher Al Gadrie.

Merah mengatakan, dengan adanya orang-orang kuat di belakang mereka, sulit bagi capres-cawapres untuk memperjuangkan keluhan masyarakat yang selama ini menderita karena eksploitasi tambang.

Dia menyinggung soal Freeport yang 51 persen sahamnya kini dikuasai negara. Merah meyakini yang dibahas dalam debat nanti adalah keberhasilan divestasi sahamnya, alih-alih membahas dampak lingkungannya terhadap hutan maupun ke masyarakat sekitar.

"Narasi lingkungan hidup tidak muncul, tapi potensi penerimaan negara yang nantinya akan tergerus karena lingkungan hidup yang tergerus," kata Merah.

"Baik 01 maupun 02, sama-sama akan membawa kepentingan bisnisnya dengan kepentingan politiknya di isu lingkungan dan tambang," lanjut dia. (*)

Sama-Sama Dikelilingi Kepentingan Pengusaha Tambang, Jatam Ragukan Komitmen Kedua Kandidat Pilpres

Selasa, 12/02/2019

Ilustrasi batu bara

Berita Terkait


Sama-Sama Dikelilingi Kepentingan Pengusaha Tambang, Jatam Ragukan Komitmen Kedua Kandidat Pilpres

Ilustrasi batu bara

KORANKALTIM.COM, JAKARTA - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menyangsikan komitmen dua kandidat presiden dan wakil presiden di sektor lingkungan hidup dan pertambangan.

Sorotan Jatam ini terkait debat Pilpres kedua kali dengan tema yang akan diangkat yaitu mengenai energi, pangan, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

Menurut Koordinator Jatam Merah Johansyah, pihaknya menyangsikan kedua kubu akan memperjuangkan masalah-masalah lingkungan hidup, khususnya yang disebabkan eksploitasi tambang. Sebab, mereka dikelilingi orang-orang berpengaruh dan pemain besar di sektor tersebut.

"Oligarki tambang melekat ke kedua kandidat. Visi misi mereka tidak relevan karena tidak membahas permasalahan lingkungan akibat tambang selama ini," ujar Merah di Jakarta, Senin (11/2/2019), dilansir kompas.com.

Merah mengatakan, ekploitasi tambang menyebabkan penduduk kehilangan rumahnya, anak-anak kecil tewas karena masuk area berbahaya, sungai-sungai tercemar, hingga merusak fungsi hutan. Tak hanya itu, puluhan aktivis juga dikriminalisasi karena memperjuangkan keberlangsungan lingkungan hidup dan melawan oligarki.

Sementara itu, area tambang di Indonesia memiliki porsi 40 persen daratan dari Sabang sampai Merauke.

Merah juga menyangsikan saat debat kandidat, isu-isu krusial soal lingkungan itu akan dibahas.

"Menurut saya debat kandidat nanti tidak relevan karena tidak mungkin isu seperti lingkungan hidup dari sisi tambang dibahas jika kedua kandidat dibekingi pengusaha tambang. Jadi tersandera kepentingan politik," kata Merah.

Menurut dia, berdasarkan penelusuran Jatam setidaknya ada 11 tokoh di balik Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang berkorelasi dengan pertambangan. Mereka adalah Oesman Sapta Odang, Luhut B Panjaitan, Andi Syamsudin Arsyad, Fachrul Razi, Wahyu Sakti Trenggono, Hary Tanoesoedibjo, Surya Paloh, Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, Jusuf Hamka, dan Suaidi Marasabessy.

Sementara tokoh-tokoh yang berkaitan dengan sektor tambang dan lingkungan hidup yang berada di belakang pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ada enam orang. Mereka adalah Hutomo Mandalaputra, Hasyim Djojohadikusumo, Sudirman Said, Zulkifli Hasan, Ferry Mursyidan Baldan, dan Maher Al Gadrie.

Merah mengatakan, dengan adanya orang-orang kuat di belakang mereka, sulit bagi capres-cawapres untuk memperjuangkan keluhan masyarakat yang selama ini menderita karena eksploitasi tambang.

Dia menyinggung soal Freeport yang 51 persen sahamnya kini dikuasai negara. Merah meyakini yang dibahas dalam debat nanti adalah keberhasilan divestasi sahamnya, alih-alih membahas dampak lingkungannya terhadap hutan maupun ke masyarakat sekitar.

"Narasi lingkungan hidup tidak muncul, tapi potensi penerimaan negara yang nantinya akan tergerus karena lingkungan hidup yang tergerus," kata Merah.

"Baik 01 maupun 02, sama-sama akan membawa kepentingan bisnisnya dengan kepentingan politiknya di isu lingkungan dan tambang," lanjut dia. (*)

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.