Senin, 22/04/2019

Awas Tertipu dengan Kualitas Helm Hasil Daur Ulang

Senin, 22/04/2019

ilustrasi helm daur ulang

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Awas Tertipu dengan Kualitas Helm Hasil Daur Ulang

Senin, 22/04/2019

logo

ilustrasi helm daur ulang

JAKARTA - Salah satu perangkat vital bagi pengendara bermotor adalah helm. Helm wajib dikenakan karena melindungi keselamatan.

Namun, di pasaran juga banyak beredar helm abal-abal. Bahkan peredarannya pun saat ini sudah cukup masif di pasaran.

Dikutip dari Kompas.com, Maksud dari helm abal-abal sendiri menurut Executive Director RSV Helmet Richard Ryan, bukan mengacu pada pemalsuan terhadap merek tertentu, namun helm yang material Akrilonitril Butadiena Stiren (ABS) yang telah didaur ulang alias recycle.

"Memang cukup banyak saat ini, jadi ABS yang sudah reject lalu didaur ulang lagi. Bahan ABS yang di recycle ini bisa dari mana saja dapatnya, ada yang melebur dari helm-helm bekas atau di campur lagi dengan material plastik lain seperti plastik ember yang dilebur dicampur ke ABS tadi," ucap Richard, Sabtu (20/4/2019).

Kondisi ini tentu sangat miris, mengingat helm berfungsi sebagai pelindung utama kepala yang cukup vital. Bila dibuat dari material ABS daur ulang, tentu secara kualitas apalagi jaminan untuk melindungi kepala ketika terjadi benturan jadi diragukan.

Richard mengatakan, ada beberapa ciri untuk mengetahui mana helm yang berkualitas dan mana yang terbuat dari ABS recycle. Namun untuk mengenalinya tidak bisa hanya dari visual saja, tapi perlu dicek secara detail.

"Untuk helm ABS yang daur ulang itu bisa diketahui dari masalah elastisitasnya, paling mudah itu dari jenis helm open face (half face), kalau ditekuk antara sisi kanan dan kiri bisa sampai ketemu, ciri kedua dari warna dasar helmnya, ABS yang asli punya warna putih gading sedangkan yang daur ulang biasanya itu abu-abu atau paling sering hitam," ujar Richard.

Untuk cara melihat warna dari ABS, menurut Richard bisa dengan membuka busa dalaman helm. Karena pada umumnya, bagian dalam tidak dilapis lagi dengan cat, tapi langsung warna asli dari material ABS. Ciri lainnya yang bisa jadi patokan adalah masalah bobot dan harga.

Namun demikian Richard menjelaskan bila bukan berarti semua helm yang ringan dibuat dari material ABS daur ulang, karena bisa dibedakan sendiri dari tingkat elastisitasnya.

"Memang ini memang perlu edukasi lagi, masyarakat kita kebanyakan tidak bisa membedakan antara helm ringan yang ringkih dengan helm ringan yang beneran (berkualitas), tapi ini bisa dilihat dari elastisitasnya. Kalau terlalu elastis sudah pasti tidak bagus karena bisa pecah saat benturan. Untuk harga helm abal-abal itu kisarannya biasanya Rp 150.000 ke bawah," kata Richard.(*)

Awas Tertipu dengan Kualitas Helm Hasil Daur Ulang

Senin, 22/04/2019

ilustrasi helm daur ulang

Berita Terkait


Awas Tertipu dengan Kualitas Helm Hasil Daur Ulang

ilustrasi helm daur ulang

JAKARTA - Salah satu perangkat vital bagi pengendara bermotor adalah helm. Helm wajib dikenakan karena melindungi keselamatan.

Namun, di pasaran juga banyak beredar helm abal-abal. Bahkan peredarannya pun saat ini sudah cukup masif di pasaran.

Dikutip dari Kompas.com, Maksud dari helm abal-abal sendiri menurut Executive Director RSV Helmet Richard Ryan, bukan mengacu pada pemalsuan terhadap merek tertentu, namun helm yang material Akrilonitril Butadiena Stiren (ABS) yang telah didaur ulang alias recycle.

"Memang cukup banyak saat ini, jadi ABS yang sudah reject lalu didaur ulang lagi. Bahan ABS yang di recycle ini bisa dari mana saja dapatnya, ada yang melebur dari helm-helm bekas atau di campur lagi dengan material plastik lain seperti plastik ember yang dilebur dicampur ke ABS tadi," ucap Richard, Sabtu (20/4/2019).

Kondisi ini tentu sangat miris, mengingat helm berfungsi sebagai pelindung utama kepala yang cukup vital. Bila dibuat dari material ABS daur ulang, tentu secara kualitas apalagi jaminan untuk melindungi kepala ketika terjadi benturan jadi diragukan.

Richard mengatakan, ada beberapa ciri untuk mengetahui mana helm yang berkualitas dan mana yang terbuat dari ABS recycle. Namun untuk mengenalinya tidak bisa hanya dari visual saja, tapi perlu dicek secara detail.

"Untuk helm ABS yang daur ulang itu bisa diketahui dari masalah elastisitasnya, paling mudah itu dari jenis helm open face (half face), kalau ditekuk antara sisi kanan dan kiri bisa sampai ketemu, ciri kedua dari warna dasar helmnya, ABS yang asli punya warna putih gading sedangkan yang daur ulang biasanya itu abu-abu atau paling sering hitam," ujar Richard.

Untuk cara melihat warna dari ABS, menurut Richard bisa dengan membuka busa dalaman helm. Karena pada umumnya, bagian dalam tidak dilapis lagi dengan cat, tapi langsung warna asli dari material ABS. Ciri lainnya yang bisa jadi patokan adalah masalah bobot dan harga.

Namun demikian Richard menjelaskan bila bukan berarti semua helm yang ringan dibuat dari material ABS daur ulang, karena bisa dibedakan sendiri dari tingkat elastisitasnya.

"Memang ini memang perlu edukasi lagi, masyarakat kita kebanyakan tidak bisa membedakan antara helm ringan yang ringkih dengan helm ringan yang beneran (berkualitas), tapi ini bisa dilihat dari elastisitasnya. Kalau terlalu elastis sudah pasti tidak bagus karena bisa pecah saat benturan. Untuk harga helm abal-abal itu kisarannya biasanya Rp 150.000 ke bawah," kata Richard.(*)

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.