Selasa, 07/05/2019

Jokowi Minta Bappenas Siapkan Kajian Pembentukan Komite Nasional Vokasi

Selasa, 07/05/2019

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Jokowi Minta Bappenas Siapkan Kajian Pembentukan Komite Nasional Vokasi

Selasa, 07/05/2019

logo

KORANKALTIM.COM, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menginginkan pendidikan vokasi lebih fokus agar benar-benar menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Terkait hal ini, pemerintah berencana membentuk Komite Nasional Vokasi untuk meningkatkan kualitas SDM melalui berbagai pelatihan-pelatihan. 

"Presiden minta dibikinkan desainnya oleh Menteri Bappenas, seperti halnya ada komite percepatan pembangunan infrastruktur, mungkin ada komite nasional vokasi, nah ini namanya apa nanti Menteri Bappenas yang nanti publikasi," jelas Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono usai rapat internal mengenai pendidikan vokasi di Istana Presiden, Jakarta, Senin (6/5), dikutip dari Republika.

Jokowi, kata dia, juga meminta agar jajarannya melakukan evaluasi kembali terhadap berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh kementerian dan lembaga. Sebab, setiap kementerian dan lembaga juga mengadakan program pelatihan sendiri-sendiri. 

Dari 16 kementerian dan lembaga, kata Basuki, terdapat anggaran pelatihan dan pendidikan kedinasan sekitar Rp 11 triliun. Di antaranya pelatihan yang digelar oleh Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, dll. 

"Jadi seperti brainstorming mengidentifikasi apa permasalahannya dan ternyata masih seperti halnya di 16 K/L ini ternyata banyak pelatihan-pelatihan dan beliau ingin itu lebih fokus lagi lebih massive lagi," ujarnya.

Basuki menyampaikan, pemerintah ingin menyiapkan pendidikan vokasi ini untuk menghadapi tantangan masa depan. Sehingga SDM Indonesia pun memiliki daya saing yang lebih baik. 

"Supaya ke depan ini benar-benar seperti tahun 1986 1987 waktu pertama kali muncul komputer akan banyak sekali kursus-kursus komputer. Ini juga massal seperti itu," kata dia. 

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menyampaikan pemerintah akan melakukan kajian pembentukan Komite Pendidikan Vokasi. Pemerintah juga akan melakukan evaluasi sekolah kedinasan yang diselenggarakan oleh berbagai kementerian dan lembaga. 

"Terkait dengan gambaran begitu juga untuk direvisi kembali apakah anggarannya masih kurang, apakah kebutuhannya kelebihan, apakah justru harus ditambah seberapa banyak sesuai dengan kebutuhan. Apa aja prioritas utama terkait dengan peningkatan sumber daya manusianya," kata dia.

Menurutnya, pemerintah akan memprioritaskan tiga hal dalam peningkatan SDM yakni terkait pelatihan, SMK, dan juga politeknik. Pemerintah akan menghitung kembali berapa jumlah siswa pendidikan vokasi dan berapa banyak yang akan dihubungkan dengan dunia industri.

Nantinya, pemerintah tak hanya mengirim para pendidik untuk meningkatkan kemampuannya ke luar negeri namun juga akan mendatangkan pendidik dari luar negeri ke Indonesia. (*)

Jokowi Minta Bappenas Siapkan Kajian Pembentukan Komite Nasional Vokasi

Selasa, 07/05/2019

Berita Terkait


Jokowi Minta Bappenas Siapkan Kajian Pembentukan Komite Nasional Vokasi

KORANKALTIM.COM, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menginginkan pendidikan vokasi lebih fokus agar benar-benar menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Terkait hal ini, pemerintah berencana membentuk Komite Nasional Vokasi untuk meningkatkan kualitas SDM melalui berbagai pelatihan-pelatihan. 

"Presiden minta dibikinkan desainnya oleh Menteri Bappenas, seperti halnya ada komite percepatan pembangunan infrastruktur, mungkin ada komite nasional vokasi, nah ini namanya apa nanti Menteri Bappenas yang nanti publikasi," jelas Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono usai rapat internal mengenai pendidikan vokasi di Istana Presiden, Jakarta, Senin (6/5), dikutip dari Republika.

Jokowi, kata dia, juga meminta agar jajarannya melakukan evaluasi kembali terhadap berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh kementerian dan lembaga. Sebab, setiap kementerian dan lembaga juga mengadakan program pelatihan sendiri-sendiri. 

Dari 16 kementerian dan lembaga, kata Basuki, terdapat anggaran pelatihan dan pendidikan kedinasan sekitar Rp 11 triliun. Di antaranya pelatihan yang digelar oleh Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, dll. 

"Jadi seperti brainstorming mengidentifikasi apa permasalahannya dan ternyata masih seperti halnya di 16 K/L ini ternyata banyak pelatihan-pelatihan dan beliau ingin itu lebih fokus lagi lebih massive lagi," ujarnya.

Basuki menyampaikan, pemerintah ingin menyiapkan pendidikan vokasi ini untuk menghadapi tantangan masa depan. Sehingga SDM Indonesia pun memiliki daya saing yang lebih baik. 

"Supaya ke depan ini benar-benar seperti tahun 1986 1987 waktu pertama kali muncul komputer akan banyak sekali kursus-kursus komputer. Ini juga massal seperti itu," kata dia. 

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menyampaikan pemerintah akan melakukan kajian pembentukan Komite Pendidikan Vokasi. Pemerintah juga akan melakukan evaluasi sekolah kedinasan yang diselenggarakan oleh berbagai kementerian dan lembaga. 

"Terkait dengan gambaran begitu juga untuk direvisi kembali apakah anggarannya masih kurang, apakah kebutuhannya kelebihan, apakah justru harus ditambah seberapa banyak sesuai dengan kebutuhan. Apa aja prioritas utama terkait dengan peningkatan sumber daya manusianya," kata dia.

Menurutnya, pemerintah akan memprioritaskan tiga hal dalam peningkatan SDM yakni terkait pelatihan, SMK, dan juga politeknik. Pemerintah akan menghitung kembali berapa jumlah siswa pendidikan vokasi dan berapa banyak yang akan dihubungkan dengan dunia industri.

Nantinya, pemerintah tak hanya mengirim para pendidik untuk meningkatkan kemampuannya ke luar negeri namun juga akan mendatangkan pendidik dari luar negeri ke Indonesia. (*)

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.