Minggu, 02/06/2019

Indonesia Targetkan Produksi Baterai Lithium pada 2022

Minggu, 02/06/2019

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Indonesia Targetkan Produksi Baterai Lithium pada 2022

Minggu, 02/06/2019

logo

KORANKALTIM.COM, JAKARTA -- Indonesia harus mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan kemajuan teknologi serta merespon kebutuhan pasar. 

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menargetkan pada tahun 2022 Indonesia sudah mampu menghasilkan baterai lithium secara mandiri. 

Menurutnya, kebutuhan akan baterai lithium kedepannya akan semakin meningkat, seiring dimulainya industri motor listrik dan mobil listrik di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Nasir saat mengunjungi Pusat Pengembangan Bisnis dan Unit Produksi Baterai Lithium Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jumat (31/5) lalu.

Nasir menjelaskan saat ini Indonesia sedang mengembangkan teknologi guna memproses bahan baku lithium di Halmahera dan diperkirakan tahun 2021 sudah terbangun.

"Saat Halmahera sudah terbangun, bahan baku lithium sudah tersedia. Maka tahun 2022 atau 2023 kita sudah bisa memproduksi baterai lithium secara mandiri. UNS sudah jalan, tinggal membuat sistem otomatisasi," ujar Nasir, dalam keterangan resminya, dikutip dari republika.co.id.

Ia juga mengapresiasi UNS yang telah mengembangkan baterai lithium ion sejak tahun 2012 dan saat ini sudah masuk dalam industri. Ia mengatakan baterai merupakan komponen penting bagi industri motor dan mobil listrik, oleh karena itu Indonesia harus mampu menghasilkan baterai lithium secara mandiri.

Dia juga berharap ke depan baterai bisa menjadi salah satu alternatif energi terbarukan yang ada di Indonesia. Sebab, saat ini energi fosil ketersediaannya sangat terbatas. Para peneliti dituntut senantiasa dapat mengembangkan inovasi di bidang ini demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Pada kesempatan yang sama Rektor UNS Jamal Wiwoho melaporkan tentang Pengembangan baterai lithium UNS yang dimulai sejak tahun 2012 sejalan dengan pencanangan program Mobil Listrik Nasional (MOLINA). Baterai lithium yang dikembangkan UNS saat ini dapat diaplikasikan untuk kendaraan listrik dan alat penyimpan energi dari pembangkit energi yang terbarukan. 

Selain itu ia menyampaikan, sampai saat ini sebagian besar bahan material yang digunakan untuk produksi baterai lithium masih impor. Oleh sebab itu, pihaknya sudah merencanakan agar ke depannya menggunakan material aktif dengan memakai bahan baku dari dalam negeri.

Sementara itu Ketua Tim Peneliti Teaching Factory Baterai Lithium UNS Agus Purwanto mengatakan hasil penelitiannya, setelah diproduksi dalam skala penelitian menghasilkan 1000 unit baterai/harinya. Hal tersebut bekerjasama dengan Pertamina.

"Kami bekerjasama dengan industri swasta seperti Pertamina dalam memproduksi baterai lithium UNS secara massal untuk kebutuhan pasar kendaraan listrik," kata Agus. (*)

Indonesia Targetkan Produksi Baterai Lithium pada 2022

Minggu, 02/06/2019

Berita Terkait


Indonesia Targetkan Produksi Baterai Lithium pada 2022

KORANKALTIM.COM, JAKARTA -- Indonesia harus mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan kemajuan teknologi serta merespon kebutuhan pasar. 

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menargetkan pada tahun 2022 Indonesia sudah mampu menghasilkan baterai lithium secara mandiri. 

Menurutnya, kebutuhan akan baterai lithium kedepannya akan semakin meningkat, seiring dimulainya industri motor listrik dan mobil listrik di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Nasir saat mengunjungi Pusat Pengembangan Bisnis dan Unit Produksi Baterai Lithium Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jumat (31/5) lalu.

Nasir menjelaskan saat ini Indonesia sedang mengembangkan teknologi guna memproses bahan baku lithium di Halmahera dan diperkirakan tahun 2021 sudah terbangun.

"Saat Halmahera sudah terbangun, bahan baku lithium sudah tersedia. Maka tahun 2022 atau 2023 kita sudah bisa memproduksi baterai lithium secara mandiri. UNS sudah jalan, tinggal membuat sistem otomatisasi," ujar Nasir, dalam keterangan resminya, dikutip dari republika.co.id.

Ia juga mengapresiasi UNS yang telah mengembangkan baterai lithium ion sejak tahun 2012 dan saat ini sudah masuk dalam industri. Ia mengatakan baterai merupakan komponen penting bagi industri motor dan mobil listrik, oleh karena itu Indonesia harus mampu menghasilkan baterai lithium secara mandiri.

Dia juga berharap ke depan baterai bisa menjadi salah satu alternatif energi terbarukan yang ada di Indonesia. Sebab, saat ini energi fosil ketersediaannya sangat terbatas. Para peneliti dituntut senantiasa dapat mengembangkan inovasi di bidang ini demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Pada kesempatan yang sama Rektor UNS Jamal Wiwoho melaporkan tentang Pengembangan baterai lithium UNS yang dimulai sejak tahun 2012 sejalan dengan pencanangan program Mobil Listrik Nasional (MOLINA). Baterai lithium yang dikembangkan UNS saat ini dapat diaplikasikan untuk kendaraan listrik dan alat penyimpan energi dari pembangkit energi yang terbarukan. 

Selain itu ia menyampaikan, sampai saat ini sebagian besar bahan material yang digunakan untuk produksi baterai lithium masih impor. Oleh sebab itu, pihaknya sudah merencanakan agar ke depannya menggunakan material aktif dengan memakai bahan baku dari dalam negeri.

Sementara itu Ketua Tim Peneliti Teaching Factory Baterai Lithium UNS Agus Purwanto mengatakan hasil penelitiannya, setelah diproduksi dalam skala penelitian menghasilkan 1000 unit baterai/harinya. Hal tersebut bekerjasama dengan Pertamina.

"Kami bekerjasama dengan industri swasta seperti Pertamina dalam memproduksi baterai lithium UNS secara massal untuk kebutuhan pasar kendaraan listrik," kata Agus. (*)

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.