Sabtu, 01/02/2020

Wah, Kelelawar di Indonesia Juga Mengandung Virus Corona

Sabtu, 01/02/2020

Kelelawar ( Foto: Ist)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Wah, Kelelawar di Indonesia Juga Mengandung Virus Corona

Sabtu, 01/02/2020

logo

Kelelawar ( Foto: Ist)

KORANKALTIM.COM – Wabah virus corona (2019-nCoV) telah dinyatakan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO),  sebagai keadaan darurat kesehatan global.

Deklarasi yang secara resmi disebut Public Health Emergency of International Concern ini berisi pemberitahuan kepada semua negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa badan penasihat kesehatan dunia menilai situasi yang diakibatkan virus ini sebagai sesuatu serius.


Keputusan itu muncul ketika kasus-kasus mulai muncul pada orang-orang yang belum melakukan perjalanan ke China selama wabah merebak.

Sementara itu Ahli patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB University Prof Drh Agus Setiyono merilis informasi mengejutkan berdasarkan hasil sementara risetnya bersama Research Center for Zoonosis Control (RCZC), Hokkaido University, Jepang, tentang satwa kalelawar yang diduga mengandung virus-virus berbahaya, termasuk virus corona, sebagaimana yang mewabah di China sekarang.


Dalam penelitian itu, Agus bersama mitranya dari RCZC meneliti sampel-sampel kalelawar buah di sejumlah daerah habitat mamalia bersayap itu di Indonesia, antara lain Bukittinggi, Bogor, Panjalu (Ciamis), Gorontalo, Manado, dan Soppeng (Sulawesi Selatan).


Ada di Kelelawar Indonesia

Dikutip dari VIVAnews, kelelawar-kelelawar di Indonesia itu mengandung virus-virus berbahaya, antara lain coronavirus, bufavirus, polyomavirus, alphaherpesvirus, paramyxovirus, dan gammaherpesvirus.


Menurutnya, mengonsumsi kelelawar buah dapat berisiko terpapar virus corona bila preparasi kelelawar menjadi bahan makanan dilakukan secara kurang tepat.


Virus corona dapat berada di dalam tubuh kelelawar tanpa menimbulkan persoalan bagi kelelawar dan virus itu tidak secara khusus hidup di dalam kelelawar buah. “Hewan lain juga memiliki kemungkinan menjadi induk semang virus ini,” ujarnya.


Letak geografis kelelawar buah, katanya mengingatkan, tidak menjadi penentu penyebaran virus, karena virus itu secara umum terdapat pada kelelawar buah di mana pun.


Indonesia Berpotensi Terserang Virus Corona

Jadi, bukan hanya di Wuhan. Karena itu, ada potensi wilayah Indonesia terinfeksi virus corona, karena kelelawar terbang sangat jauh dan dapat berpindah tempat tinggal (habitat), mengikuti musim buah sebagai makanan pokoknya.


“Kelelawar memiliki sistem imun yang unik. Ada berbagai virus yang berdiam dalam tubuhnya, dan bukan hanya virus corona, tapi banyak lagi patogen yang berpotensi zoonosis (penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya). Dan hal ini tidak 'dihalau' sebagai benda asing oleh kelelawar,” tuturnya.


Dia menyarankan beberapa langkah pencegahan terhadap serangan virus corona. Pertama, tidak bersentuhan dengan kelelawar, langsung maupun tidak langsung.


Kedua, tidak memakan buah sisa masak pohon yang digerogoti kelelawar, meskipun biasanya ini yang paling manis.


Ketiga, sebaiknya bagi sebagian masyarakat dengan budaya mengonsumsi sayur atau lauk dari kelelawar mulai mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan mengonsumsi kelelawar. (*)

Wah, Kelelawar di Indonesia Juga Mengandung Virus Corona

Sabtu, 01/02/2020

Kelelawar ( Foto: Ist)

Berita Terkait


Wah, Kelelawar di Indonesia Juga Mengandung Virus Corona

Kelelawar ( Foto: Ist)

KORANKALTIM.COM – Wabah virus corona (2019-nCoV) telah dinyatakan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO),  sebagai keadaan darurat kesehatan global.

Deklarasi yang secara resmi disebut Public Health Emergency of International Concern ini berisi pemberitahuan kepada semua negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa badan penasihat kesehatan dunia menilai situasi yang diakibatkan virus ini sebagai sesuatu serius.


Keputusan itu muncul ketika kasus-kasus mulai muncul pada orang-orang yang belum melakukan perjalanan ke China selama wabah merebak.

Sementara itu Ahli patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB University Prof Drh Agus Setiyono merilis informasi mengejutkan berdasarkan hasil sementara risetnya bersama Research Center for Zoonosis Control (RCZC), Hokkaido University, Jepang, tentang satwa kalelawar yang diduga mengandung virus-virus berbahaya, termasuk virus corona, sebagaimana yang mewabah di China sekarang.


Dalam penelitian itu, Agus bersama mitranya dari RCZC meneliti sampel-sampel kalelawar buah di sejumlah daerah habitat mamalia bersayap itu di Indonesia, antara lain Bukittinggi, Bogor, Panjalu (Ciamis), Gorontalo, Manado, dan Soppeng (Sulawesi Selatan).


Ada di Kelelawar Indonesia

Dikutip dari VIVAnews, kelelawar-kelelawar di Indonesia itu mengandung virus-virus berbahaya, antara lain coronavirus, bufavirus, polyomavirus, alphaherpesvirus, paramyxovirus, dan gammaherpesvirus.


Menurutnya, mengonsumsi kelelawar buah dapat berisiko terpapar virus corona bila preparasi kelelawar menjadi bahan makanan dilakukan secara kurang tepat.


Virus corona dapat berada di dalam tubuh kelelawar tanpa menimbulkan persoalan bagi kelelawar dan virus itu tidak secara khusus hidup di dalam kelelawar buah. “Hewan lain juga memiliki kemungkinan menjadi induk semang virus ini,” ujarnya.


Letak geografis kelelawar buah, katanya mengingatkan, tidak menjadi penentu penyebaran virus, karena virus itu secara umum terdapat pada kelelawar buah di mana pun.


Indonesia Berpotensi Terserang Virus Corona

Jadi, bukan hanya di Wuhan. Karena itu, ada potensi wilayah Indonesia terinfeksi virus corona, karena kelelawar terbang sangat jauh dan dapat berpindah tempat tinggal (habitat), mengikuti musim buah sebagai makanan pokoknya.


“Kelelawar memiliki sistem imun yang unik. Ada berbagai virus yang berdiam dalam tubuhnya, dan bukan hanya virus corona, tapi banyak lagi patogen yang berpotensi zoonosis (penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya). Dan hal ini tidak 'dihalau' sebagai benda asing oleh kelelawar,” tuturnya.


Dia menyarankan beberapa langkah pencegahan terhadap serangan virus corona. Pertama, tidak bersentuhan dengan kelelawar, langsung maupun tidak langsung.


Kedua, tidak memakan buah sisa masak pohon yang digerogoti kelelawar, meskipun biasanya ini yang paling manis.


Ketiga, sebaiknya bagi sebagian masyarakat dengan budaya mengonsumsi sayur atau lauk dari kelelawar mulai mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan mengonsumsi kelelawar. (*)

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.