Jumat, 21/02/2020

Virus Corona Bisa Untungkan Petani di Bali

Jumat, 21/02/2020

Ilustrasi petani ( Foto: paktanidigitalcom )

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Virus Corona Bisa Untungkan Petani di Bali

Jumat, 21/02/2020

logo

Ilustrasi petani ( Foto: paktanidigitalcom )

KORANKALTIM.COM, JAKARTA - Pengamat pertanian berharap petani dan pemerintah di Bali memanfaatkan momentum mengembangkan teknik budidaya pertanian setelah pemerintah menunda ekspor dan impor produk tertentu dari China akibat wabah virus corona. 

Langkah ini diyakini bisa membuat petani lokal lebih berkembang. Pula bisa menguasai pasar tertentu. "Petani lokal harus bisa menjadi produsen dari produk-produk pertanian yang dibutuhkan oleh konsumen," ujar Pengamat Pertanian sekaligus Rektor Universitas Dwijendra Bali, Gede Sedana Kamis (20/2/2020) kemarin.

Ia meminta para petani, pengusaha dan pemerintah di Bali segera berbenah memanfaatkan momentum dengan memproduksi produk-produk pertanian, terutama hortikultura. Namun produk-produk pertanian yang diproduksi oleh petani lokal Bali, kata dia, harus memiliki kualitas tinggi agar bisa menyaingi produk-produk dari China.   "Kesempatan ini menjadi peluang pasar untuk beberapa bulan ke depan dan bahkan untuk pembangunan pertanian yang berkelanjutan," jelasnya seperti dilansir dari cnnindonesia.com.

Langkah awal yang bisa dilakukan adalah penyediaan benih, bibit dan teknik budidaya hingga teknologi panen dan pasca panen.  Dengan memperbaiki teknik budidaya pertanian ini, diharapkan petani dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produk.   "Teknologi pasca-panen yang diperlukan untuk diterapkan adalah teknik panen yang berkaitan dengan umur panen dan cara memanen, yang dibarengi oleh teknik penyimpanan, kemasan dan transportasi dari sentra produksi ke gudang, dan sampai ke konsumen," ujarnya.   

Gubernur Bali, Wayan Koster juga telah mengeluarkan Pergub Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali.  Sedana menilai sekarang juga merupakan waktu yang tepat untuk mewujudkan poin-poin yang dimuat dalam pergub tersebut. 

Pola pemberdayaan pertanian perlu dilakukan dengan sinergitas yang baik dari berbagai sektor untuk membangun pertanian.  "Salah satu bentuk pemberdayaan ini adalah kemitraan yang harus dibangun guna menghubungkan antara sektor hulu sampai sektor hilir," jelasnya. 

Dengan demikian, Pergub ini dapat semakin terakselerasi guna menjamin penyediaan produk-produk lokal dalam jumlah tertentu dan berkualitas seperti permintaan pasar.  "Peluang ini akan meningkatkan kesejahteraan para petani beserta keluarganya," sebut Gede lagi.

Seperti diketahui, Kementerian Pertanian menunda perdagangan sayuran, hewan, dan buah-buahan menuju dan dari China guna mencegah wabah novel corona(Covid-19) masuk ke Indonesia. Keputusan ini diambil menyusul Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menetapkan status darurat global terkait virus corona. (*)

Virus Corona Bisa Untungkan Petani di Bali

Jumat, 21/02/2020

Ilustrasi petani ( Foto: paktanidigitalcom )

Berita Terkait


Virus Corona Bisa Untungkan Petani di Bali

Ilustrasi petani ( Foto: paktanidigitalcom )

KORANKALTIM.COM, JAKARTA - Pengamat pertanian berharap petani dan pemerintah di Bali memanfaatkan momentum mengembangkan teknik budidaya pertanian setelah pemerintah menunda ekspor dan impor produk tertentu dari China akibat wabah virus corona. 

Langkah ini diyakini bisa membuat petani lokal lebih berkembang. Pula bisa menguasai pasar tertentu. "Petani lokal harus bisa menjadi produsen dari produk-produk pertanian yang dibutuhkan oleh konsumen," ujar Pengamat Pertanian sekaligus Rektor Universitas Dwijendra Bali, Gede Sedana Kamis (20/2/2020) kemarin.

Ia meminta para petani, pengusaha dan pemerintah di Bali segera berbenah memanfaatkan momentum dengan memproduksi produk-produk pertanian, terutama hortikultura. Namun produk-produk pertanian yang diproduksi oleh petani lokal Bali, kata dia, harus memiliki kualitas tinggi agar bisa menyaingi produk-produk dari China.   "Kesempatan ini menjadi peluang pasar untuk beberapa bulan ke depan dan bahkan untuk pembangunan pertanian yang berkelanjutan," jelasnya seperti dilansir dari cnnindonesia.com.

Langkah awal yang bisa dilakukan adalah penyediaan benih, bibit dan teknik budidaya hingga teknologi panen dan pasca panen.  Dengan memperbaiki teknik budidaya pertanian ini, diharapkan petani dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produk.   "Teknologi pasca-panen yang diperlukan untuk diterapkan adalah teknik panen yang berkaitan dengan umur panen dan cara memanen, yang dibarengi oleh teknik penyimpanan, kemasan dan transportasi dari sentra produksi ke gudang, dan sampai ke konsumen," ujarnya.   

Gubernur Bali, Wayan Koster juga telah mengeluarkan Pergub Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali.  Sedana menilai sekarang juga merupakan waktu yang tepat untuk mewujudkan poin-poin yang dimuat dalam pergub tersebut. 

Pola pemberdayaan pertanian perlu dilakukan dengan sinergitas yang baik dari berbagai sektor untuk membangun pertanian.  "Salah satu bentuk pemberdayaan ini adalah kemitraan yang harus dibangun guna menghubungkan antara sektor hulu sampai sektor hilir," jelasnya. 

Dengan demikian, Pergub ini dapat semakin terakselerasi guna menjamin penyediaan produk-produk lokal dalam jumlah tertentu dan berkualitas seperti permintaan pasar.  "Peluang ini akan meningkatkan kesejahteraan para petani beserta keluarganya," sebut Gede lagi.

Seperti diketahui, Kementerian Pertanian menunda perdagangan sayuran, hewan, dan buah-buahan menuju dan dari China guna mencegah wabah novel corona(Covid-19) masuk ke Indonesia. Keputusan ini diambil menyusul Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menetapkan status darurat global terkait virus corona. (*)

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.