Minggu, 09/07/2017

Tokoh Dayak Desak Pemindahan Ibu Kota

Minggu, 09/07/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Tokoh Dayak Desak Pemindahan Ibu Kota

Minggu, 09/07/2017

PALANGKARAYA - Salah satu tokoh masyarakat Dayak, Kalimantan Tengah, Sabran Achmad, meminta pemerintah segera menetapkan tempat yang akan menjadi calon ibu kota. Ia menyampaikan hal itu terkait dengan adanya wacana Palangkaraya bakal menjadi ibu kota negara seiring dengan munculnya isu pemindahan ibu kota.

“Sebaiknya jangan hanya wacana saja, segera putuskan mana yang dipilih. Kasihan masyarakat Dayak jadi terombang-ambing karena dampaknya sangat luar biasa,” ujarnya ketika ditemui di rumahnya, di Palangkaraya, Minggu (9/7)

Menurut dia, selama pemerintah belum memutuskan lokasi yang dipilih sebagai ibu kota, akan timbul berbagai macam dampak, dari dampak sosial hingga naiknya harga tanah di Kalimantan Tengah.

“Karena itu, saya berharap Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sebaiknya dalam posisi menunggu saja dari pemerintah pusat, dan nanti setelah ada putusan, baru kemudian diambil langkah selanjutnya,” kata mantan Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah ini.

Sabran merupakan satu-satunya saksi mata peletakan batu pertama pendirian Kota Palangkaraya oleh Presiden Sukarno pada 17 Juli 1957 yang masih hidup. Ia menilai pendirian Kota Palangkaraya sangat istimewa.

Selain karena pendirian Kota Palangkaraya dilakukan Presiden Sukarno, kata Sabran, penetapan Provinsi Kalimantan Tengah sebagai provinsi ke-17 dilakukan pada periode masa kerja Kabinet RI ke-17. Angka 17 sama dengan tanggal pendiriannya. “Jadi bagi kami angka 17 itu merupakan angka keramat,” ujarnya.

Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran tidak memberikan komentar saat diminta tanggapannya soal pemindahan ibu kota beberapa waktu lalu. “Saya tidak ada komentar, tapi gini, intinya gubernur tidak akan mendahului pimpinan tertinggi, yaitu Presiden. Kalau Bapak Presiden sudah beri petunjuk, baru kami akan berikan komentar,” ujarnya. (tco)


Tokoh Dayak Desak Pemindahan Ibu Kota

Minggu, 09/07/2017

Berita Terkait


Tokoh Dayak Desak Pemindahan Ibu Kota

PALANGKARAYA - Salah satu tokoh masyarakat Dayak, Kalimantan Tengah, Sabran Achmad, meminta pemerintah segera menetapkan tempat yang akan menjadi calon ibu kota. Ia menyampaikan hal itu terkait dengan adanya wacana Palangkaraya bakal menjadi ibu kota negara seiring dengan munculnya isu pemindahan ibu kota.

“Sebaiknya jangan hanya wacana saja, segera putuskan mana yang dipilih. Kasihan masyarakat Dayak jadi terombang-ambing karena dampaknya sangat luar biasa,” ujarnya ketika ditemui di rumahnya, di Palangkaraya, Minggu (9/7)

Menurut dia, selama pemerintah belum memutuskan lokasi yang dipilih sebagai ibu kota, akan timbul berbagai macam dampak, dari dampak sosial hingga naiknya harga tanah di Kalimantan Tengah.

“Karena itu, saya berharap Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sebaiknya dalam posisi menunggu saja dari pemerintah pusat, dan nanti setelah ada putusan, baru kemudian diambil langkah selanjutnya,” kata mantan Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah ini.

Sabran merupakan satu-satunya saksi mata peletakan batu pertama pendirian Kota Palangkaraya oleh Presiden Sukarno pada 17 Juli 1957 yang masih hidup. Ia menilai pendirian Kota Palangkaraya sangat istimewa.

Selain karena pendirian Kota Palangkaraya dilakukan Presiden Sukarno, kata Sabran, penetapan Provinsi Kalimantan Tengah sebagai provinsi ke-17 dilakukan pada periode masa kerja Kabinet RI ke-17. Angka 17 sama dengan tanggal pendiriannya. “Jadi bagi kami angka 17 itu merupakan angka keramat,” ujarnya.

Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran tidak memberikan komentar saat diminta tanggapannya soal pemindahan ibu kota beberapa waktu lalu. “Saya tidak ada komentar, tapi gini, intinya gubernur tidak akan mendahului pimpinan tertinggi, yaitu Presiden. Kalau Bapak Presiden sudah beri petunjuk, baru kami akan berikan komentar,” ujarnya. (tco)


 

Berita Terkait

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Menghina Sultan Kutai, Panglima Kijang Disidang Adat dan Mengaku Telah Bersalah

ASN yang Mencalonkan Diri Sebagai Kepala Daerah Bakal Ditindak BKD Kaltim

Hendak ke Balikpapan, Rombongan Dispusip Berau Kecelakaan di Kelay Pagi Tadi, Lima Orang Luka-Luka

Sistem Transportasi Cerdas akan Diterapkan di IKN

Satu Rumah Warga di Balikpapan Rubuh Imbas Hujan Deras Pagi Tadi

Alasannya Cemburu, Pria di Otista Samarinda Ini Aniaya Istri Siri Hingga Diancam dengan Badik

ETLE Sudah Diberlakukan di Kutai Kartanegara, Kendaraan Dinas Hingga Pejabat Publik Sudah Ada yang Ditilang

Bagian Dalam GOR Segiri Samarinda Dinilai Mengecil, Anggaran Rp88 Miliar Dianggap Terlalu Besar

Parkiran SCP Tidak Berizin, Pansus LKPJ Langsung Gelar Sidak

Garuda Muda Cetak Sejarah Baru Sepakbola Indonesia

BKD Kaltim Usulkan 9.456 Formasi CASN untuk Cover Tenaga Honorer

Jaringan Narkoba Lintas Provinsi Diringkus, Delapan Orang Diamankan Tim Hyena Bersama Satu Kilo Lebih Sabu

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.