Jumat, 08/06/2018

Anggaran Rp 699,5 M Masih Kurang, BNPT Minta Duit Lagi Rp 155 M

Jumat, 08/06/2018

KEPALA BNPT Komjen Pol Suhardi Alius menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan RDP dengan Komisi III DPR di di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5). (HO/ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Anggaran Rp 699,5 M Masih Kurang, BNPT Minta Duit Lagi Rp 155 M

Jumat, 08/06/2018

logo

KEPALA BNPT Komjen Pol Suhardi Alius menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan RDP dengan Komisi III DPR di di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5). (HO/ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA)

JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengusulkan penambahan anggaran  sebesar Rp155,2 miliar dalam pagu alokasi tahun 2019. BNPT menilai pagu indikatif 2019 persetujuan Menteri Keuangan yang sebesar Rp 699,5 miliar tidak cukup untuk pemenuhan anggaran BNPT.

Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan pagu indikatif yang diterima BNPT belum memenuhi usulan anggaran BNPT 2019 sebesar Rp 836,8 miliar. “Kebutuhan anggaran yang belum terpenuhi, kami kekurangan sebesar Rp 155,2 M,” ujar Suhardi saat rapat kerja dengan Komisi III DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/6), dilansir republika.co.id

Suhardi merinci jumlah tersebut untuk kebutuhan anggaran pelaksanaan pusat deradikalisasi dan pusat pengendalian krisis sebesar Rp 108,2 miliar. Kebutuhan Itu konsekuensi pascarevisi Undang-undang Anti Terorisme. Dalam aturan tersebut kewenangan BNPT dalam penanganan terorisme diperkuat.

Selain itu, pemenuhan kebutuhan anggaran untuk perubahan struktur organisasi dan perubahan fungsi baru karena adanya revisi UU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme sebesar Rp18 miliar.

“Pemenuhan kebutuhan anggaran untuk efektivitas pelaksanaan pusat deradikalisasi sebesar Rp108 M. Pemenuhan untuk struktur organisasi karena ada revisi UU Terorisme sebesar Rp18 M dan lainnya. Sehingga total kebutuhan Rp155,28 Miliar,” ujar Suhardi.

Suhardi mengatakan, prioritas nasional 2019 alokasi anggaran sebesar Rp 271,3 miliar untuk penanggulangan terorisme. Di dalamnya penanggulangan terorisme bidang pencegahan Rp129,6 miliar.

Secara terpisah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut memberikan pernyataan terkait penangkapan terduga teroris di Universitas Riau (Unri) beberapa waktu lalu. Menurut Jokowi, kejadian penangkapan alumni Unri oleh tim Datasemen Khusus 88 bisa terjadi di mana saja. Sebab, paham radikalisme ini sudah tersebar di berbagai tempat.

Paham ini, kata Presiden, tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi melalui proses lama. Untuk itu, proses deradikalisasi terus dikerjakan oleh pemerintah dari berbagai kementerian dan lembaga, termasuk  TNI, Polri, dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

“Tetapi yang paling penting adalah bagaimana, misalnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga ikut berperan, kemudian Nahdlatul Ulama juga ikut berperan, Muhammadiyah juga kita ajak berperan bersama,” ujar Jokowi, Kamis (7/6). (rol)

Anggaran Rp 699,5 M Masih Kurang, BNPT Minta Duit Lagi Rp 155 M

Jumat, 08/06/2018

KEPALA BNPT Komjen Pol Suhardi Alius menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan RDP dengan Komisi III DPR di di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5). (HO/ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA)

Berita Terkait


Anggaran Rp 699,5 M Masih Kurang, BNPT Minta Duit Lagi Rp 155 M

KEPALA BNPT Komjen Pol Suhardi Alius menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan RDP dengan Komisi III DPR di di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5). (HO/ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA)

JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengusulkan penambahan anggaran  sebesar Rp155,2 miliar dalam pagu alokasi tahun 2019. BNPT menilai pagu indikatif 2019 persetujuan Menteri Keuangan yang sebesar Rp 699,5 miliar tidak cukup untuk pemenuhan anggaran BNPT.

Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan pagu indikatif yang diterima BNPT belum memenuhi usulan anggaran BNPT 2019 sebesar Rp 836,8 miliar. “Kebutuhan anggaran yang belum terpenuhi, kami kekurangan sebesar Rp 155,2 M,” ujar Suhardi saat rapat kerja dengan Komisi III DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/6), dilansir republika.co.id

Suhardi merinci jumlah tersebut untuk kebutuhan anggaran pelaksanaan pusat deradikalisasi dan pusat pengendalian krisis sebesar Rp 108,2 miliar. Kebutuhan Itu konsekuensi pascarevisi Undang-undang Anti Terorisme. Dalam aturan tersebut kewenangan BNPT dalam penanganan terorisme diperkuat.

Selain itu, pemenuhan kebutuhan anggaran untuk perubahan struktur organisasi dan perubahan fungsi baru karena adanya revisi UU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme sebesar Rp18 miliar.

“Pemenuhan kebutuhan anggaran untuk efektivitas pelaksanaan pusat deradikalisasi sebesar Rp108 M. Pemenuhan untuk struktur organisasi karena ada revisi UU Terorisme sebesar Rp18 M dan lainnya. Sehingga total kebutuhan Rp155,28 Miliar,” ujar Suhardi.

Suhardi mengatakan, prioritas nasional 2019 alokasi anggaran sebesar Rp 271,3 miliar untuk penanggulangan terorisme. Di dalamnya penanggulangan terorisme bidang pencegahan Rp129,6 miliar.

Secara terpisah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut memberikan pernyataan terkait penangkapan terduga teroris di Universitas Riau (Unri) beberapa waktu lalu. Menurut Jokowi, kejadian penangkapan alumni Unri oleh tim Datasemen Khusus 88 bisa terjadi di mana saja. Sebab, paham radikalisme ini sudah tersebar di berbagai tempat.

Paham ini, kata Presiden, tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi melalui proses lama. Untuk itu, proses deradikalisasi terus dikerjakan oleh pemerintah dari berbagai kementerian dan lembaga, termasuk  TNI, Polri, dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

“Tetapi yang paling penting adalah bagaimana, misalnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga ikut berperan, kemudian Nahdlatul Ulama juga ikut berperan, Muhammadiyah juga kita ajak berperan bersama,” ujar Jokowi, Kamis (7/6). (rol)

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.