Kamis, 18/04/2019

Hasil Penelitian UI, Dilarang Pakai Gawai Bikin Anak Jadi Labil, Harus Bagaimana?

Kamis, 18/04/2019

Ilustrasi

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Hasil Penelitian UI, Dilarang Pakai Gawai Bikin Anak Jadi Labil, Harus Bagaimana?

Kamis, 18/04/2019

logo

Ilustrasi

KORANKALTIM.COM - Pemakaian gawai dan pemanfaatan media sosial sudah menjadi kebutuhan di zaman ini. 


Tak hanya orang dewasa, gawai di kalangan juga menjadi sarana interaksi.  Namun,  di sisi lain, gawai membuat anak kecanduan.


Tingkat lebih parah, gawai dan media sosial justru dapat membuat anak a-sosial dan menghambat pertumbuhan psikologis di kemudian hari. Hal ini disebabkan karena anak menjadi malas melakukan aktifitas luar rumah dengan adanya games-online dan tontonan serta beragam pilihan di gawai.


Dikutip dari kompas.com, hal inilah kemudian mendorong beberapa dosen Universitas Indonesia ( UI) melakukan penelitian bertema "Literasi Sosial Media untuk Anak".


Jadi labil tanpa gawai


Tim peneliti diketuai dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Effy Rusfian yang meneliti 135 siswa berusia 11-13 tahun di SDN 01 Sawangan, Depok pada Selasa (16/4/2019).


Penelitian menunjukkan melarang pemakaian gadget dan media sosial di kalangan anak-anak tidak mungkin dilakukan karena akan menyebabkan anak-anak menjadi labil secara psikologis dan sosial.



Menurut Effy, peran orang tua dan guru sangat besar dalam memberikan bimbingan dan panduan kepada anak-anak agar mampu membatasi diri dan mampu menyaring pemakaian gadget dan media sosial agar bermanfaat dan berdampak postif.


Aplikasi berdampak positif


Peneliti UI juga memberikan sosialisasi berupa panduan terkait aplikasi yang patut diakses anak dan mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi anak.


"Sosialisasi ini dilakukan dengan langsung memberikan contoh dan praktek kepada anak didik. Selain itu, juga dilakukan kegiatan FGD kepada para guru dan orang tua murid sebagai stakeholder pada lingkungan anak," terang Effy melalui rilis resmi UI.


Dalam pengabdian masyarakat ini juga dilakukan pre-test dan post-test berupa pengisian questioner didampingi tim periset yaitu mahasiswa FIA UI sehingga nantinya dapat diketahui perubahan perilaku anak setelah dilakukan sosialisasi literasi media sosial pada 3 bulan mendatang.(*)

Hasil Penelitian UI, Dilarang Pakai Gawai Bikin Anak Jadi Labil, Harus Bagaimana?

Kamis, 18/04/2019

Ilustrasi

Berita Terkait


Hasil Penelitian UI, Dilarang Pakai Gawai Bikin Anak Jadi Labil, Harus Bagaimana?

Ilustrasi

KORANKALTIM.COM - Pemakaian gawai dan pemanfaatan media sosial sudah menjadi kebutuhan di zaman ini. 


Tak hanya orang dewasa, gawai di kalangan juga menjadi sarana interaksi.  Namun,  di sisi lain, gawai membuat anak kecanduan.


Tingkat lebih parah, gawai dan media sosial justru dapat membuat anak a-sosial dan menghambat pertumbuhan psikologis di kemudian hari. Hal ini disebabkan karena anak menjadi malas melakukan aktifitas luar rumah dengan adanya games-online dan tontonan serta beragam pilihan di gawai.


Dikutip dari kompas.com, hal inilah kemudian mendorong beberapa dosen Universitas Indonesia ( UI) melakukan penelitian bertema "Literasi Sosial Media untuk Anak".


Jadi labil tanpa gawai


Tim peneliti diketuai dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Effy Rusfian yang meneliti 135 siswa berusia 11-13 tahun di SDN 01 Sawangan, Depok pada Selasa (16/4/2019).


Penelitian menunjukkan melarang pemakaian gadget dan media sosial di kalangan anak-anak tidak mungkin dilakukan karena akan menyebabkan anak-anak menjadi labil secara psikologis dan sosial.



Menurut Effy, peran orang tua dan guru sangat besar dalam memberikan bimbingan dan panduan kepada anak-anak agar mampu membatasi diri dan mampu menyaring pemakaian gadget dan media sosial agar bermanfaat dan berdampak postif.


Aplikasi berdampak positif


Peneliti UI juga memberikan sosialisasi berupa panduan terkait aplikasi yang patut diakses anak dan mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi anak.


"Sosialisasi ini dilakukan dengan langsung memberikan contoh dan praktek kepada anak didik. Selain itu, juga dilakukan kegiatan FGD kepada para guru dan orang tua murid sebagai stakeholder pada lingkungan anak," terang Effy melalui rilis resmi UI.


Dalam pengabdian masyarakat ini juga dilakukan pre-test dan post-test berupa pengisian questioner didampingi tim periset yaitu mahasiswa FIA UI sehingga nantinya dapat diketahui perubahan perilaku anak setelah dilakukan sosialisasi literasi media sosial pada 3 bulan mendatang.(*)

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.