Jumat, 11/10/2019

Jokowi Instruksikan Pola Pengamanan Pejabat Negara Diperketat

Jumat, 11/10/2019

Jokowi ( Foto: Liputan6com)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Jokowi Instruksikan Pola Pengamanan Pejabat Negara Diperketat

Jumat, 11/10/2019

logo

Jokowi ( Foto: Liputan6com)

KORANKALTIM.COM, JAKARTA -- Insiden penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto  menjadi atensi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi menginstruksikan kapolri agar memperketat pengamanan pejabat negara pascainsiden penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto di Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10) siang. 

Hal tersebut disampaikan Jokowi setelah menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

"Saya sudah perintahkan kepada kapolri untuk memberikan pengamanan yang lebih baik," kata Jokowi, dikutip dari republika.co.id, kemarin.

Jokowi juga menginstruksikan Polri, Badan Intelijen Negara, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menindak tegas pelaku penyerangan Wiranto. Selain itu, Jokowi juga meminta agar ada pengusutan ihwal jaringan pelaku penyerangan hingga tuntas.

"Yang paling penting jaringan ini harus dikejar, dituntaskan, dan diselesaikan," kata Jokowi. Polri dan BIN menduga pelaku penyerangan terkait dengan kelompok radikal.

Kapolda Banten Irjen Tomsi Tohir menyebut pengamanan terhadap Menkopolhukam Wiranto sudah dilakukan sesuai prosedur. Pelaku penusukan Wiranto terungkap menembus perimeter yang dibuat polisi.

Ia menceritakan, massa berkerumun ingin melihat dan menyapa Wiranto di Alun-Alun Menes. Saat itu, menurut dia, polisi membuat perimeter agar tak ada warga yang terlalu dekat dengan Wiranto.

"Banyak massa menyambut. Kami buat perimeter mundurkan warga. Video yang beredar enggak kelihatan banyak orang karena sudah dimundurkan. Pelaku menembus penjagaan kepolisian," katanya, Kamis (10/10).

Saat terjadinya serangan, tak hanya Wiranto yang jadi korban, tapi juga kapolsek setempat, ajudan Wiranto, dan satu anggota TNI ikut terluka. Polisi pun langsung mengamankan dua pelaku.

Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo membantah, pihak keamanan kecolongan akibat insiden tersebut. Menurut Dedi, interaksi antara pejabat publik dan masyarakat merupakan hal yang biasa. "Tidak ada istilah kecolongan," kata Dedi di Mabes Pori, Jakarta Selatan, Kamis (10/10).

Dedi menegaskan, pengawalan dan pengamanan terhadap Wiranto telah dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP). "Barikade pengamanan tetap melekat. Pamkatnya (pengamanan melekat) dekat dengan beliau, kemudian pamwal (pengamanan pengawalan). Sudah sesuai standar operasional prosedur untuk pengawalan dan pengamanan pejabat publik," kata Dedi.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli mengatakan, perlu ada evaluasi SOP pengamanan pejabat publik pascainsiden serangan terhadap Wiranto. Lili mengatakan, peristiwa penusukan Wiranto merupakan kasus pertama terkait penusukan pejabat publik yang merupakan seorang menteri oleh seorang warga.

"Perlu ada SOP pengamanan pejabat publik ini. SOP selama ini seperti apa pengamanannya. Perlu ada evaluasi karena bagaimana pun pejabat publik harus mendapat perlindungan keamanannya," kata Lili.

Terkait motif penusukan, Lili menuturkan, perlu ada penelusuran lebih lanjut. Namun, bisa jadi ada kemungkinan muatan politik di balik penusukan Wiranto karena yang diserang adalah seorang menkopolhukam. (*)

Jokowi Instruksikan Pola Pengamanan Pejabat Negara Diperketat

Jumat, 11/10/2019

Jokowi ( Foto: Liputan6com)

Berita Terkait


Jokowi Instruksikan Pola Pengamanan Pejabat Negara Diperketat

Jokowi ( Foto: Liputan6com)

KORANKALTIM.COM, JAKARTA -- Insiden penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto  menjadi atensi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi menginstruksikan kapolri agar memperketat pengamanan pejabat negara pascainsiden penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto di Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10) siang. 

Hal tersebut disampaikan Jokowi setelah menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

"Saya sudah perintahkan kepada kapolri untuk memberikan pengamanan yang lebih baik," kata Jokowi, dikutip dari republika.co.id, kemarin.

Jokowi juga menginstruksikan Polri, Badan Intelijen Negara, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menindak tegas pelaku penyerangan Wiranto. Selain itu, Jokowi juga meminta agar ada pengusutan ihwal jaringan pelaku penyerangan hingga tuntas.

"Yang paling penting jaringan ini harus dikejar, dituntaskan, dan diselesaikan," kata Jokowi. Polri dan BIN menduga pelaku penyerangan terkait dengan kelompok radikal.

Kapolda Banten Irjen Tomsi Tohir menyebut pengamanan terhadap Menkopolhukam Wiranto sudah dilakukan sesuai prosedur. Pelaku penusukan Wiranto terungkap menembus perimeter yang dibuat polisi.

Ia menceritakan, massa berkerumun ingin melihat dan menyapa Wiranto di Alun-Alun Menes. Saat itu, menurut dia, polisi membuat perimeter agar tak ada warga yang terlalu dekat dengan Wiranto.

"Banyak massa menyambut. Kami buat perimeter mundurkan warga. Video yang beredar enggak kelihatan banyak orang karena sudah dimundurkan. Pelaku menembus penjagaan kepolisian," katanya, Kamis (10/10).

Saat terjadinya serangan, tak hanya Wiranto yang jadi korban, tapi juga kapolsek setempat, ajudan Wiranto, dan satu anggota TNI ikut terluka. Polisi pun langsung mengamankan dua pelaku.

Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo membantah, pihak keamanan kecolongan akibat insiden tersebut. Menurut Dedi, interaksi antara pejabat publik dan masyarakat merupakan hal yang biasa. "Tidak ada istilah kecolongan," kata Dedi di Mabes Pori, Jakarta Selatan, Kamis (10/10).

Dedi menegaskan, pengawalan dan pengamanan terhadap Wiranto telah dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP). "Barikade pengamanan tetap melekat. Pamkatnya (pengamanan melekat) dekat dengan beliau, kemudian pamwal (pengamanan pengawalan). Sudah sesuai standar operasional prosedur untuk pengawalan dan pengamanan pejabat publik," kata Dedi.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli mengatakan, perlu ada evaluasi SOP pengamanan pejabat publik pascainsiden serangan terhadap Wiranto. Lili mengatakan, peristiwa penusukan Wiranto merupakan kasus pertama terkait penusukan pejabat publik yang merupakan seorang menteri oleh seorang warga.

"Perlu ada SOP pengamanan pejabat publik ini. SOP selama ini seperti apa pengamanannya. Perlu ada evaluasi karena bagaimana pun pejabat publik harus mendapat perlindungan keamanannya," kata Lili.

Terkait motif penusukan, Lili menuturkan, perlu ada penelusuran lebih lanjut. Namun, bisa jadi ada kemungkinan muatan politik di balik penusukan Wiranto karena yang diserang adalah seorang menkopolhukam. (*)

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.