Selasa, 26/11/2019

Intoleran Paling Banyak Masuk di Situs Aduan ASN

Selasa, 26/11/2019

SS aduan asn ( Foto: Istimewa )

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Intoleran Paling Banyak Masuk di Situs Aduan ASN

Selasa, 26/11/2019

logo

SS aduan asn ( Foto: Istimewa )

KORANKALTIM.COM, JAKARTA -- Aduan tentang intoleransi menjadi terbanyak yang masuk dalam situs ASN.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyebutkan, dari total 77 aduan, 29 aduan terkait intoleransi, anti Pancasila 3 aduan, 17 aduan soal anti NKRI, 11 aduan terkait konten radikalisme, dan lainnya 17 aduan.

Data ini dikumpulkan sejak pertama kali diluncurkan pada 12 November hingga 25 November 2019.

"Portal aduanasn.id hari ini [Senin, 25 November 2019], sudah ada 77 aduan yang masuk. Aduan tersebut akan diverifikasi," kata Plt Kepala Biro Humas Kemenkominfo Ferdinandus Setu di Bogor, Jawa Barat, Senin (25/11), dikutip dari CNNIndonesia.com.

Nantinya, 11 satgas dari kementerian atau lembaga terkait seperti Kemenkominfo, Kemenpan RB, Kemenkumham, Kemendagri, Kemenag, Kemenkopolhukam, BKN, dan Komite Aparatur Sipil Negara bakal melakukan verfikasi 77 aduan tersebut.

Pria yang akrab disapa Nando ini mengatakan dari 77 aduan tersebut, hanya 22 aduan yang relevan. Relevansi ini terkait dengan bukti yang disertakan dengan aduan tersebut. Sebab, masyarakat yang mengadu mesti mencantumkan bukti yang kuat disertai tautan dari unggahan yang dikeluhkan dan profil jelas ASN yang diadukan.

"Laporannya baru sekadar, misalnya 'seorang guru yg mengajar di sekolah ini'. Kami akan cek itu apakah guru honorer, PNS atau bukan, seperti itu. Tapi ada juga yang relevan (karena aduannya jelas), misalnya guru mengajar di sekolah ini memposting seperti ini yang anti Pancasila, itu ada beberapa," ucapnya.

Portal aduanasn.id ini bisa digunakan oleh masyarakat untuk melaporkan Pegawai Negeri Sipil atau PNS yang menyebarluaskan konten-konten radikalisme. Radikalisme yang dimaksud adalah meliputi sikap intoleran, anti-pancasila, anti-NKRI, dan menyebabkan disintegrasi bangsa.

"Digunakan untuk menjadi tempat aduan portal aduan yang didukung fakta, realita yang berguna. Ini semua disediakan hanya untuk satu kepentingan yaitu untuk ke kenyamanan keluarga besar ASN dan peningkatan Key Performance Indicator (KPI) seluruh ASN," ujar Menkominfo Johnny G. Plate, saat acara peluncuran aduanasn.id, di Jakarta, Selasa (12/11).

Johnny mengatakan ASN sebagai garda terdepan penggerak roda pemerintahan harus harus dijaga tak hanya dari sisi hard skill, tapi juga soft skill serta ideologi Pancasila. 

"ASN tidak didukung hanya dengan keterampilan, tapi juga didukung dengan semangat bangsa, nasionalisme tinggi, budi pekerti, etika, humaniora," ujarnya. 

Johnny mengatakan Kemenkominfo dalam portal aduan ini akan berperan sebagai fasilitator. Terkait penindakan, ia menjelaskan K/L terkait yang akan melakukan penindakan. (*)

Intoleran Paling Banyak Masuk di Situs Aduan ASN

Selasa, 26/11/2019

SS aduan asn ( Foto: Istimewa )

Berita Terkait


Intoleran Paling Banyak Masuk di Situs Aduan ASN

SS aduan asn ( Foto: Istimewa )

KORANKALTIM.COM, JAKARTA -- Aduan tentang intoleransi menjadi terbanyak yang masuk dalam situs ASN.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyebutkan, dari total 77 aduan, 29 aduan terkait intoleransi, anti Pancasila 3 aduan, 17 aduan soal anti NKRI, 11 aduan terkait konten radikalisme, dan lainnya 17 aduan.

Data ini dikumpulkan sejak pertama kali diluncurkan pada 12 November hingga 25 November 2019.

"Portal aduanasn.id hari ini [Senin, 25 November 2019], sudah ada 77 aduan yang masuk. Aduan tersebut akan diverifikasi," kata Plt Kepala Biro Humas Kemenkominfo Ferdinandus Setu di Bogor, Jawa Barat, Senin (25/11), dikutip dari CNNIndonesia.com.

Nantinya, 11 satgas dari kementerian atau lembaga terkait seperti Kemenkominfo, Kemenpan RB, Kemenkumham, Kemendagri, Kemenag, Kemenkopolhukam, BKN, dan Komite Aparatur Sipil Negara bakal melakukan verfikasi 77 aduan tersebut.

Pria yang akrab disapa Nando ini mengatakan dari 77 aduan tersebut, hanya 22 aduan yang relevan. Relevansi ini terkait dengan bukti yang disertakan dengan aduan tersebut. Sebab, masyarakat yang mengadu mesti mencantumkan bukti yang kuat disertai tautan dari unggahan yang dikeluhkan dan profil jelas ASN yang diadukan.

"Laporannya baru sekadar, misalnya 'seorang guru yg mengajar di sekolah ini'. Kami akan cek itu apakah guru honorer, PNS atau bukan, seperti itu. Tapi ada juga yang relevan (karena aduannya jelas), misalnya guru mengajar di sekolah ini memposting seperti ini yang anti Pancasila, itu ada beberapa," ucapnya.

Portal aduanasn.id ini bisa digunakan oleh masyarakat untuk melaporkan Pegawai Negeri Sipil atau PNS yang menyebarluaskan konten-konten radikalisme. Radikalisme yang dimaksud adalah meliputi sikap intoleran, anti-pancasila, anti-NKRI, dan menyebabkan disintegrasi bangsa.

"Digunakan untuk menjadi tempat aduan portal aduan yang didukung fakta, realita yang berguna. Ini semua disediakan hanya untuk satu kepentingan yaitu untuk ke kenyamanan keluarga besar ASN dan peningkatan Key Performance Indicator (KPI) seluruh ASN," ujar Menkominfo Johnny G. Plate, saat acara peluncuran aduanasn.id, di Jakarta, Selasa (12/11).

Johnny mengatakan ASN sebagai garda terdepan penggerak roda pemerintahan harus harus dijaga tak hanya dari sisi hard skill, tapi juga soft skill serta ideologi Pancasila. 

"ASN tidak didukung hanya dengan keterampilan, tapi juga didukung dengan semangat bangsa, nasionalisme tinggi, budi pekerti, etika, humaniora," ujarnya. 

Johnny mengatakan Kemenkominfo dalam portal aduan ini akan berperan sebagai fasilitator. Terkait penindakan, ia menjelaskan K/L terkait yang akan melakukan penindakan. (*)

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.