Jumat, 10/04/2020

Ibnu Hajar al-Asqalani Kritik Doa Bersama secara Fisik Saat Ada Wabah

Jumat, 10/04/2020

Ilustrasi orang berdoa (foto: ibadah.co.id)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Ibnu Hajar al-Asqalani Kritik Doa Bersama secara Fisik Saat Ada Wabah

Jumat, 10/04/2020

logo

Ilustrasi orang berdoa (foto: ibadah.co.id)

KORANKALTIM.COM -- Pemerintah telah mengimbau agar masyarakat Indonesia membatasi kegiatan sosial dan kontak fisik selama pandemi wabah corona. 


Bahkan, sebagian wilayah telah menjalankan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Ini untuk memotong rantai penyebaran virus bernama SARS-COV-2 tersebut.


Dalam sejarah manusia, wabah penyakit dengan korban jiwa sangat banyak, bukan sesuatu yang asing. Pada 749 Hijriah, misalnya, terjadi wabah penyakit thaun di Damaskus. Dan, terjadi peningkatan jumlah orang yang meninggal akibat wabah itu.


Ulama terkemuka abad pertengahan, al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani (1372- 1449) menulis kitab berjudul Badzlu al Maun Fi Fadhli al Thaun. 


Dikutip dari laman republika.co.id, akademisi UIN Syarif Hidayatullah yang juga filolog Prof Oman Fathurahman menjelaskan, kitab yang membahas tentang wabah thaun itu salah satunya menyinggung soal kritik terhadap praktik doa bersama menolak wabah.


Menurut Kang Oman, Ibnu Hajar mengritik ritual doa bersama yang dilakukan oleh warga Damaskus ketika thaun mewabah di sana pada tahun 749 Hijriah. Sebagai ahli sunnah Rasulullah SAW, al-Asqalani menegaskan praktik keagamaan semacam itu pada saat terjadinya wabah adalah perbuatan bidah. Mengutip al-Manbaji (wafat 785), ia juga memberikan contoh betapa fatalnya membiarkan kerumunan saat wabah menyeruak.


Di jantung negeri Suriah itu, para pembesar mengajak seluruh masyarakat untuk sama-sama keluar dari rumah masing-masing dan menuju tanah lapang. Di sanalah mereka semua bermunajat dan melakukan istighasah bersama. Praktik ini mirip dengan prosesi sholat minta hujan (istisqa'). 


Sependapat dengan al-Manbaji, Ibnu Hajar al-Asqalani pun mengingkari perkumpulan massa ini. Faktanya, menurut laporan yang ada, jumlah penderita tha'un pun meningkat tajam usai acara doa bersama tersebut.


Ibnu Hajar al-Asqalani juga menuturkan kasus di Mesir pada 27 Rabi'ul Akhir 833 H. Mulanya, di tengah situasi wabah jumlah penderita yang wafat tidak sampai 40 orang. Waktu itu, Muslimin setempat banyak yang mengamalkan puasa sunnah di rumah masing-masing. Namun, para tokoh kemudian menyerukan warga pada tanggal 4 Jumadal Awal untuk sama-sama menuju tanah lapang.


Di sana, menurut Kang Oman, mereka berkumpul untuk melaksanakan doa bersama. Setelah itu, lanjut al-Asqa lani, angka kematian akibat wabah melonjak tajam. Bahkan, dilaporkan lebih dari seribu orang yang wafat setiap harinya.


"Dalam bahasa sekarang, lonjakan ini lantaran diabaikannya anjuran untuk social distancing sementara waktu hingga wabah mereda," kata Kang Oman. (*)


Editor: M.Huldi

Ibnu Hajar al-Asqalani Kritik Doa Bersama secara Fisik Saat Ada Wabah

Jumat, 10/04/2020

Ilustrasi orang berdoa (foto: ibadah.co.id)

Berita Terkait


Ibnu Hajar al-Asqalani Kritik Doa Bersama secara Fisik Saat Ada Wabah

Ilustrasi orang berdoa (foto: ibadah.co.id)

KORANKALTIM.COM -- Pemerintah telah mengimbau agar masyarakat Indonesia membatasi kegiatan sosial dan kontak fisik selama pandemi wabah corona. 


Bahkan, sebagian wilayah telah menjalankan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Ini untuk memotong rantai penyebaran virus bernama SARS-COV-2 tersebut.


Dalam sejarah manusia, wabah penyakit dengan korban jiwa sangat banyak, bukan sesuatu yang asing. Pada 749 Hijriah, misalnya, terjadi wabah penyakit thaun di Damaskus. Dan, terjadi peningkatan jumlah orang yang meninggal akibat wabah itu.


Ulama terkemuka abad pertengahan, al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani (1372- 1449) menulis kitab berjudul Badzlu al Maun Fi Fadhli al Thaun. 


Dikutip dari laman republika.co.id, akademisi UIN Syarif Hidayatullah yang juga filolog Prof Oman Fathurahman menjelaskan, kitab yang membahas tentang wabah thaun itu salah satunya menyinggung soal kritik terhadap praktik doa bersama menolak wabah.


Menurut Kang Oman, Ibnu Hajar mengritik ritual doa bersama yang dilakukan oleh warga Damaskus ketika thaun mewabah di sana pada tahun 749 Hijriah. Sebagai ahli sunnah Rasulullah SAW, al-Asqalani menegaskan praktik keagamaan semacam itu pada saat terjadinya wabah adalah perbuatan bidah. Mengutip al-Manbaji (wafat 785), ia juga memberikan contoh betapa fatalnya membiarkan kerumunan saat wabah menyeruak.


Di jantung negeri Suriah itu, para pembesar mengajak seluruh masyarakat untuk sama-sama keluar dari rumah masing-masing dan menuju tanah lapang. Di sanalah mereka semua bermunajat dan melakukan istighasah bersama. Praktik ini mirip dengan prosesi sholat minta hujan (istisqa'). 


Sependapat dengan al-Manbaji, Ibnu Hajar al-Asqalani pun mengingkari perkumpulan massa ini. Faktanya, menurut laporan yang ada, jumlah penderita tha'un pun meningkat tajam usai acara doa bersama tersebut.


Ibnu Hajar al-Asqalani juga menuturkan kasus di Mesir pada 27 Rabi'ul Akhir 833 H. Mulanya, di tengah situasi wabah jumlah penderita yang wafat tidak sampai 40 orang. Waktu itu, Muslimin setempat banyak yang mengamalkan puasa sunnah di rumah masing-masing. Namun, para tokoh kemudian menyerukan warga pada tanggal 4 Jumadal Awal untuk sama-sama menuju tanah lapang.


Di sana, menurut Kang Oman, mereka berkumpul untuk melaksanakan doa bersama. Setelah itu, lanjut al-Asqa lani, angka kematian akibat wabah melonjak tajam. Bahkan, dilaporkan lebih dari seribu orang yang wafat setiap harinya.


"Dalam bahasa sekarang, lonjakan ini lantaran diabaikannya anjuran untuk social distancing sementara waktu hingga wabah mereda," kata Kang Oman. (*)


Editor: M.Huldi

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.