Sabtu, 03/08/2019

Menyusuri Situs Sejarah Kutai Lama, Tempat Berwudu Habib Tunggang Parangan kini Dianggap Berkah Buat Kaum Jomblowan

Sabtu, 03/08/2019

Makam Habib Hasyim Bin Musaiyah yang dikenal sebagai Tuan Tunggang Parangan di desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Menyusuri Situs Sejarah Kutai Lama, Tempat Berwudu Habib Tunggang Parangan kini Dianggap Berkah Buat Kaum Jomblowan

Sabtu, 03/08/2019

logo

Makam Habib Hasyim Bin Musaiyah yang dikenal sebagai Tuan Tunggang Parangan di desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Menyusuri situs sejarah di Kutai Kartanegara,  tentu tak bisa tidak untuk menyebut makam ulama penyebar Islam di tanah Kutai,  yakni Syaikh Tuan Tunggang Parangan.

Dia berhasil mengislamkan Raja ke-6 Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Aji Mahkota Islam, beserta rakyatnya di Kutai Lama, Kecamatan Anggana.

Peristiwa ini terjadi pada abad 15-16 M. Tuanku Tunggang Parangan yang diketahui bernama Habib Hasyim bin Musaiyah, berkelana dari negeri Yaman untuk mengajarkan agama Islam di Nusantara.

Syaikh ini datang ke Kutai dengan menunggangi ikan hiu parang sehingga digelari 'Syaikh Tunggang Parangan’. 

Awalnya dia mendatangi wilayah Minangkabau, kemudian ke Makassar, hingga akhirnya datang ke Kutai Lama untuk menemui Raja ke-6 Kutai Ing Martadipura yang pusat pemerintahan kerajaan waktu itu, tepat berada di kawasan Tepian Batu, Kutai Lama.

Upaya mengislamkan raja Kutai dan rakyatnya itu tidaklah berjalan mulus. Raja Aji Mahkota, Raja Kutai ke-6 yang dikenal sangat sakti itu, berjanji menerima ajaran Islam apabila Habib Tunggang Parangan mampu mengalahkannya dalam adu kesaktian.

“Hai raja, anda ini cukup sakti, cukup bijaksana memimpin rakyat disini, bagaimana kalau raja masuk agama Islam?” begitulah ajakan sang ulama, seperti ditirukan juru kunci makam Habib Tunggang Parangan, Muhammad Dahlan, kepada media ini saat mengikuti kegiatan Dinas Pariwisata bersama sejumlah mahasiswa asing penerima beasiswa BSBI, menyusuri situs sejarah Kutai Lama.

Aji Mahkota siap menerima tawaran tersebut, asalkan Tungang Parangan mampu melampaui kesaktiannya. “Boleh saya masuk Islam, asalkan tuan bisa mengalahkan kesaktian saya,” tutur sang raja.

Maka adu sakti pun dimulai. Syaikh Tunggang Parangan ditantang untuk menemukan Aji Mahkota yang bersembunyi dengan bertamengnkesaktiannya. Setelah berkeliling di lingkungan istana, sang ulama menemukan raja yang berada dalam log kayu istana.

“Setelah itu giliran Habib Tunggang Parangan yang bersembunyi,” ujar Dahlan.

Raja Aji Mahkota mencari persembunyian Tunggang Parangan hingga berbulan-bulan. Ini menyebabkan sang raja frustrasi dan menyerah.

“Hai Tunggang Parangan, dimana engkau berada, saya sudah menyerah, saya akan masuk ke agama yang kau bawa,” ucap raja.

Setelah raja mengakui kekalahan, keluarlah Habib Tunggang Parangan entah dari mana asalnya, menghadap sang raja. Sesuai dengan perjanjian, raja itu pun memeluk agama Islam. 

Bahkan di kawasan Tepian Batu, tempat Syaikh Tunggang Parangan berwudu sebelum adu kesaktian dengan raja, kini dipercaya masyarakat setempat membawa keberuntungan dan mempermudah bagi mereka yang lagi mencari jodoh. 


Penulis: Reza Fahlevi

Editor : M.Huldi

Menyusuri Situs Sejarah Kutai Lama, Tempat Berwudu Habib Tunggang Parangan kini Dianggap Berkah Buat Kaum Jomblowan

Sabtu, 03/08/2019

Makam Habib Hasyim Bin Musaiyah yang dikenal sebagai Tuan Tunggang Parangan di desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.