Senin, 01/04/2019

Ditekan Beberapa Pihak, Ini Kata WhatsApp Soal Melacak Pesan

Senin, 01/04/2019

Ilustrasi WhatsApp

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Ditekan Beberapa Pihak, Ini Kata WhatsApp Soal Melacak Pesan

Senin, 01/04/2019

logo

Ilustrasi WhatsApp

KORANKALTIM.COM, Jakarta -Sejumlah otoritas menekan WhatsApp agar mau membuka pesan di platformnya jika diminta aparat atau diminta melacak dari siapa sebuah pesan berasal. Apa kata mereka?


Tekanan antara lain datang dari pemerintah India terkait maraknya hoax di WhatsApp. Tapi seperti diketahui, WhatsApp menerapkan penyandian end to end sehingga hanya penerima dan pengirim pesan bisa membaca konten. Melacak dari mana asal muasal sebuah pesan sampai ke pengirim pertama pun tidak memungkinkan.


Dilansir detik.com dari The News Minute, WhatsApp memang bisa saja melakukan kemauan dari otoritas tersebut. Akan tetapi, ini tidak mudah. Dibutuhkan perombakan total pada layanannya sehingga akan berbeda dan tidak lagi privat. 



"Bayangkan jika setiap pesan yang kalian kirimkan disimpan dengan rekaman bahwa kalian yang mengirimkannya beserta nomor ponsel kalian. Itu bukanlah sebuah komunikasi privat," sebut WhatsApp.


Untuk menangkal hoax, WhatsApp tidak membaca pesan, tapi mempelajari pola komunikasi di akun. Salah satu indikatornya, akun-akun ini tidak pernah menampilkan tulisan status 'typing' atau sedang mengetik, karena pesan yang dikirimkan berasal dari akun bot otomatis. 


Akun WhatsApp mencurigakan juga cenderung mengirim pesan dalam volume besar, tak lama setelah mendaftar. Dari teknologi itu, sekitar 2 juta akun mencurigakan dihapus tiap bulan.



"Sekitar 95% dari 2 juta akun yang dihapus merupakan hasil pendeteksian perilaku menggunakan WhatsApp yang tidak normal," kata Matt Jones dari tim anti-spam WhatsApp. 


Selain dengan teknologi itu, WhatsApp melakukan berbagai upaya lain menangkal hoax. Dari melabeli pesan sebagai forwarded atau terusan sampai membatasi jumlah pesan terusan hanya bisa dilakukan ke lima orang. (*)


Editor: Muh.Huldi

Ditekan Beberapa Pihak, Ini Kata WhatsApp Soal Melacak Pesan

Senin, 01/04/2019

Ilustrasi WhatsApp

Berita Terkait


Ditekan Beberapa Pihak, Ini Kata WhatsApp Soal Melacak Pesan

Ilustrasi WhatsApp

KORANKALTIM.COM, Jakarta -Sejumlah otoritas menekan WhatsApp agar mau membuka pesan di platformnya jika diminta aparat atau diminta melacak dari siapa sebuah pesan berasal. Apa kata mereka?


Tekanan antara lain datang dari pemerintah India terkait maraknya hoax di WhatsApp. Tapi seperti diketahui, WhatsApp menerapkan penyandian end to end sehingga hanya penerima dan pengirim pesan bisa membaca konten. Melacak dari mana asal muasal sebuah pesan sampai ke pengirim pertama pun tidak memungkinkan.


Dilansir detik.com dari The News Minute, WhatsApp memang bisa saja melakukan kemauan dari otoritas tersebut. Akan tetapi, ini tidak mudah. Dibutuhkan perombakan total pada layanannya sehingga akan berbeda dan tidak lagi privat. 



"Bayangkan jika setiap pesan yang kalian kirimkan disimpan dengan rekaman bahwa kalian yang mengirimkannya beserta nomor ponsel kalian. Itu bukanlah sebuah komunikasi privat," sebut WhatsApp.


Untuk menangkal hoax, WhatsApp tidak membaca pesan, tapi mempelajari pola komunikasi di akun. Salah satu indikatornya, akun-akun ini tidak pernah menampilkan tulisan status 'typing' atau sedang mengetik, karena pesan yang dikirimkan berasal dari akun bot otomatis. 


Akun WhatsApp mencurigakan juga cenderung mengirim pesan dalam volume besar, tak lama setelah mendaftar. Dari teknologi itu, sekitar 2 juta akun mencurigakan dihapus tiap bulan.



"Sekitar 95% dari 2 juta akun yang dihapus merupakan hasil pendeteksian perilaku menggunakan WhatsApp yang tidak normal," kata Matt Jones dari tim anti-spam WhatsApp. 


Selain dengan teknologi itu, WhatsApp melakukan berbagai upaya lain menangkal hoax. Dari melabeli pesan sebagai forwarded atau terusan sampai membatasi jumlah pesan terusan hanya bisa dilakukan ke lima orang. (*)


Editor: Muh.Huldi

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.